Setelah ibunya dan Tifa pergi bersama Alvin, Zella kembali ke dalam rumah. Melihat kulkasnya penuh dengan bahan makanan, Zella hanya bisa menghela napasnya melihat bentuk perhatian ibunya untuk anak, menantu, dan cucunya.
Untuk makan malam kamu dan akhsan, kamu masak sendiri ya.
Zella teringat pesan ibunya, sejenak dia merenung.
Masak buat Akhsan? Masa bodoh tentang dia!
Zella mengambil sayur dan menumisnya untuk dirinya sendiri. Saat ini Zella hanya tertarik dengan sayur sebagai teman menikmati sepiring nasi. Dulu memasak buat Akhsan adalah hal yang menyenangkan, sebelum subuh, Zella selalu berkutat di dapur untuk sarapan dan bekal Akhsan. Saat Akhsan akan pulang, dia bersiap membuat gorengan atau kue sebagai cemilan, lanjut masak lagi untuk makan malam. Rasanya kegiatan itu sangat indah, apalagi jika dia mencoba menu baru, rasanya dug-dug'an menanti komentar Akhsan apakah masakannya enak atau tidak. Setelah Akhsan menggores luka di hatinya yang tidak terkira, dalam kamus keseharian Zella, dia sudah mencoret nama Akhsan.
Selesai menumis, Zella segera menikmati makanannya, lalu melanjutkan kembali pekerjaan yang begitu membosankan. Menyetrika baju kemeja dan lainnya, yang biasa Akhsan gunakan untuk bekerja.
"Assalamu'alaikum!" salam Akhsan.
"Wa'alaikum salam," sahut Zella.
Mendengar suara dari ruang laundry, Akhsan segera berjalan menuju tempat itu. "Kok sepi? Mama sama Tifa mana?"
"Mama dijemput majikannya buat menemani dia selama di desa Arum Baru, majikan mama ada pekerjaan di sana. Tifa juga di bawa mama, karena majikan mama siap antar jemput Tifa sekolah selama mereka di sana." Perhatian Zella tetap tertuju pada baju yang dia setrika.
"Ma ... Abah di sini, kalau bicara sama abah, dilihat abahnya. Memangnya lebih tampan papan setrikaan ya dari wajah abah?"
Zella menulikan pendengarannya, dia tetap fokus pada pekerjaannya.
"Ma ...." Perlahan Akhsan mendekati Zella.
"Jangan mendekat!" ucap Zella tegas.
"Kenapa?" Akhsan menganggap peringatan Zella sebuah candaan.
"Aku keringetan, badanku bau. Jadi sebaiknya jangan dekat-dekat!" ucap Zella.
"Bau? Santai aja, lagian sudah biasa cium bau badanmu." Akhsan langsung memeluk Zella dari belakang.
"Biasa aku bau?!" Zella melepaskan pelukan Akhsan dengan kasar.
"Mama kenapa sih? Kok dari kemaren berubah banget?"
Zella melepas colokan setrikaannya, lalu mendekati Akhsan dengan kemarahannya. "Bisa kamu perjelas katamu barusan? Kamu bilang sudah terbiasa aku bau?"
Akhsan baru menyadari Zella benar-benar marah padanya, sorot matanya itu seakan terlihat kobaran api di dalamnya. "Ya-- Ya-- emang bener kan, udah biasa aku cium bau badan mama." Akhsan terbata. Dia sangat kaget dengan reaksi Zella, selama ini Zella tidak pernah bersikap seperti ini.
"Owh ... begitu? Badanku selalu bau? Jadi kau sudah biasa? Tapi bisa ingatkan aku kira-kira kapan aku mendekatimu dengan keadaan di mana aku masih bau badan?"
"Mama ... jangan begini Abah takut." Akhsan berusaha merangkul Zella, namun gagal karena Zella menepis kasar tangan yang ingin merangkulnya.
"Ma ... jangan marah, abah cuma bercanda."
"Berchandyaaaa?" Zella meledek Akhsan dengan nada bercanda yang viral. "Oh maaf, aku nggak bisa anggap ini bercanda. Karena ini adalah harga diri. Seketika harga diriku terasa dibanting begitu keras ketika suamiku mengatakan aku bau!"
"Kok kamu baperan gini?"
"Aku baperan?!" Zella tertawa hambar. "Kamu tahu perjuangan aku agar selalu wangi dekat kamu? Aku rela nggak jajan demi beli minyak wangi yang aku beli per mili agar selalu wangi di dekatmu, dan aku hanya mengenakan minyak wangi jika dekat kamu, saat kamu ingin bekerja, sebisanya aku sudah rapi dan wangi, apalagi saat menemani kamu di kamar, aku nggak pernah dekatin kamu saat ada aroma aneh di tubuhku, sebisaku aku mendekat dalam keadaan terbaik sebisaku!" Zella berusaha menahan ledakan kemarahan dalam dirinya.
"Saat aku bau pun aku sadar, dan aku memintamu untuk jaga jarak denganku jika aku belum wangi, bisa-bisanya kamu mengatakan terbiasa mencium bau badanku?"
"Ya maaf, aku beneran bercanda aja tadi, aku sadar kamu selalu wangi di dekat aku."
Zella mengambil gelas kaca yang berisi sedikit air putih di dekatnya. Zella melempar gelas itu ke sisi ruangan, sontak membuat Akhsan terperanjat.
"Maaf? Setelah kau berikan aku rasa sakit, dengan maaf apakah sakit itu bisa hilang?"
Zella membungkuk mendekati pecahan kaca itu. "Maaf, aku cuma bercanda banting kamu," ucap Zella pada pecahan gelas kaca. Terlalu dekat dengan pecahan itu, hingga tak sengaja dia terinjak salah satu pecahan kaca, membuat lantai itu seketika diwarnai warna merah. Zella tidak merasa kakinya terluka, karena ada rasa sakit yang lebih besar membuat luka kecil itu tidak berarti.
"Lihat? Apa kata maaf berarti setelah kamu menghancurkan sesuatu?"
"Ma, kaki kamu terluka." Akhsan menarik Zella agar menjauh dari pecahan gelas itu.
"Itu hanya luka kecil, sedang aku terluka oleh luka yang lebih besar." Zella menepis tangan Akhsan dan segera pergi meninggalkan ruangan itu.
Akhsan berusaha memahami 'luka yang lebih besar' yang Zella katakan. Namun Handphonenya terus bergetar. Membuat Akhsan menepikan pemikiran itu. Dia segera menerima panggilan telepon dari adiknya.
"Iya Ran?"
"Kakak nggak baca hebohnya grup chat keluarga kita?"
"Aku sibuk Ran, belum bisa manjat chating di sana."
"Pantas saja, cepat baca, kalau sudah baca, ku rasa Kakak tahu harus bertindak apa!" Ranti segera memutuskan sambungan telepon mereka.
Akhsan segera membuka grup chat keluarganya. Sangat banyak pesan yang menyudutkan Zella, bahkan banyak foto yang menjadi bahasan keluarganya karena Zella berdagang di tepi jalan dengan gerobak container.
Sejak siang mereka menjadikan Zella bahan gibahan mereka, apakah ini yang Zella maksud dengan luka yang lebih besar? Batin Akhsan.
Dretttt!
Handphone Akhsan menerima satu pesan.
*Sebaiknya Kakak perintahkan Zella berhenti berdagang, bikin malu keluarga tau nggak!
Akhsan menghela napasnya membaca pesan Ranti. Dia segera mengetik pesan balasan.
\=Sudah dari kemaren, tapi Kakak malah diceramahin. Nanti pelan-pelan Kakak ajak dia bicara.
Dretttt!
*Wah parah! Kata ibu dia wanita sholehah, begini wanita sholehah? Berani membantah perintah suaminya? Aku nggak sabar nunggu ibu pulang, mau aku aduin kelakuan menantu kesayangannya itu, eh ralat! Maksudku anak emas! Pesan balasan Ranti.
Akhsan menyimpan handphonenya, dia segera mencari Zella. Dari suara yang terdengar, jelas Zella berada di kamar mereka. Akhsan segera mendekat.
"Dek, maafin aku."
Zella menulikan indra pendengarannya, baginya saat ini Akhsan tidak ada. Zella sadar perilakunya ini salah. Namun rasa sakit yang menjeratnya membuat dia melupakan peran sebagai istri.
"Zella!" Akhsan kehabisan sabar menghadapi istrinya.
Zella tetap pada urusannya, merasa apa yang dia butuhkan sudah lengkap, Zella membawa semuanya menuju kamar Tifa.
"Kenapa kamu membangkang seperti ini Zella?! Aku pulang kerja capek! Lapar! Bukan nawarin makan atau siapin makan buat aku, kamu malah anggap aku nggak ada!"
"Bukannya beberapa bulan terakhir kamu nggak pernah makan malam di rumah? Apa karena adanya mamaku? Jangan takut, mamaku nggak ada di rumah, sana ngaji seperti biasa."
"Tapi aku terlanjur pulang Zell, kamu nggak hargain aku banget ya!"
Zella membanting pintu kamar Tifa, hal ini semakin membuat Akhsan geram.
"Zella! Kalau kamu begini aku tinggalin kamu! Aku pergi dan nggak akan pulang!" kecam Akhsan.
Pintu kamar perlahan terbuka, Akhsan tersenyum puas, dia yakin Zella takut jika dirinya tidak pulang, karena Zella hanya bisa bergantung padanya.
"Nggak mau pulang lagi?" ucap Zella lirih.
"Buat apa aku pulang, kalau kamu bersikap begini sama aku."
"Owh ... kalau nggak mau pulang lagi nggak apa-apa, nggak ada yang nyarii juga, so ... silakan!" Zella kembali membanting pintu kamar, sontak Akhsan terperanjat dengan jawaban Zella dan bantingan pintu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Maria Magdalena Indarti
mantap Della. ayo suami terus terang sdh selingkuh
2025-03-10
0
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
Bagusss Zell... emang gue pikirin😅😅
2023-10-18
0
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
Masih saja nggak sadar dengan kesalahan yang kamu buat Akhsan, dasar pembohong ulung😡😡
2023-10-18
0