Bab 4

Sudah seminggu kepergian Akhsan, entah mengapa kepergian kali ini seakan menciptakan sebuah jurang yang jauh dan dalam yang tak berujung di dalam hati Zella. Zella merasakan dirinya terus terjun bebas ke jurang itu, namun hanya terus menerus jatuh tapi tidak menemui dasar. Zella larut dalam pemikirannya, apakah arti semua perasaan yang tidak dia fahami saat ini?

Bahkan saat mengikuti pengajian rutin, Zella masih seperti orang yang tersesat. Hal ini ditangkap oleh sahabatnya.

"Zell, kamu baik-baik aja kan?" bisiknya.

"Alhamdulillah aku baik, Lea." Zella berusaha meyakinkan sahabatnya dengan mengukir senyuman manis di wajahnya.

"Tapi raut wajahmu menyiratkan, kalau kamu tidak baik-baik saja."

"Hadirkan hati setiap mengikuti majelis ilmu, saat ustadz memberikan ceramah, jemaah jangan ikut ceramah!" sindir ustadz yang mengisi pengajian.

Teguran dari ustadz yang mengisi pengajian membuat Zella dan Alea segera menyudahi pembicaraan mereka. Keduanya kembali fokus mendengari ilmu agama yang mereka kaji.

"Adab itu lebih tinggi dari Ilmu! Saat menuntut Ilmu tidak memakai Adab, bagaimana ilmu yang kalian dengari bisa bermanfaat buat kalian?! Berbicara saat guru menyampaikan ilmu, itu tidak beradab!"

Setelah selesai pengajian, Alea menarik Zella ke sudut parkiran, dia masih belum puas akan jawaban Zella.

"Zell, aku masih teman kamu kan? Jujur sama aku, kamu punya masalah?"

"Beneran Lea, aku baik-baik aja. Tapi aku juga merasa tidak baik, namun aku tidak tahu sebab apa aku merasa tidak baik."

"Akhsan? Latifa? Ibumu? Mertuamu? Saudari suamimu?"

"Mereka semua baik-baik aja. Apalagi Kak Akhsan, aku selalu menelepon dia menanyakan keadaan dia."

"Perbanyak dzikir dan baca Al-qur'an. Semoga hatimu diberi Allah ketenangan," ujar Alea.

"Iya Al, oh iya aku mau jemput Latifa dulu ya."

Zella berusaha menjalani harinya yang terasa tidak baik. Dia selalu mengingat kebahagiaan dan kesedihan itu selalu ada dalam hidup. Tidak bisa untuk selamanya bahagia, selalu ada kesedihan yang mengimbanginya.

Sedang di sisi lain ....

Akhsan termenung membayangkan obrolannya dengan Zella via telepon.

Bah, entah mengapa akhir-akhir ini aku merasa sedih. Padahal ditinggal Abah bukan hal yang baru. Tapi kali ini aku sangat sedih, sangat kosong, bahkan aku merasa ada yang hilang, namun aku tidak tahu kehilangan apa.

Napas yang Akhsan tarik terasa berat. Dia sendiri tahu penyebab rasa gelisah Zella. Zella memang tidak tahu, tapi Allah memiliki cara untuk memberi tanda pada hambanya.

Sepasang tangan yang mulus melingkar di dada Akhsan, membuat lamunan Akhsan tentang Zella buyar.

"Mikirin apa?" Shamil menciumi daun telinga Akhsan.

"Apa sebaiknya kita buka pernikahan kita pada Zella?"

Shamil langsung melepaskan pelukannya. "Aku percaya andai Kakak diminta memilih antara aku dan Zella, Kakak akan memilih aku. Tapi aku tidak yakin Kakak akan tetap memilih aku jika mama Kakak tidak menerima aku."

Seketika Akhsan menahan keinginannya. Jika membuka pernikahan ini, pasti menimbulkan konflik yang tidak terduga. Kemungkinan besar, permintaan cerai dari Zella. Wanita yang terlanjur dimadu pun tentu ada keinginan untuk jadi satu-satunya dalam istana mereka. Apalagi Zella, tentu dia tidak akan terima.

"Kakak siap melepaskanku jika mama Kakak meminta hal itu?"

Akhsan menggeleng, dia tersiksa begitu lama karena menyimpan rasa cintanya untuk Shamil. Selama 11 tahun, dia berusaha membuang cinta itu, namun tetap tidak bisa.

"Jika Zella meminta cerai?" ucap Shamil lagi.

"Aku belum memikirkan kearah itu. Aku sangat bahagia bersamamu, tapi untuk menceraikan Zella, tidak ada keinginan seperti itu. Dia banyak berjasa dalam hidupku, salah satunya membuatku bersemangat menjalani hari saat aku terluka dan lemah karena tidak bisa memilikimu."

"Aku tau itu, Kakak 11 tahun hidup bersama Zella, tentu Kakak terlanjur nyaman dengan dia. Tapi Kakak juga sangat mencintaiku. Aku sangat memahami dilema Kakak, tidak mudah memilih antara nyaman dan cinta jika 2 hal itu terbagi pada 2 pilihan." Shamil memeluk erat Akhsan.

"Ku harap kamu kuat kedepannya menjalani hari-hari kedepannya sebagai istri rahasiaku."

"Belasan tahun aku sanggup menjalani hidup dengan menyimpan cinta di hati yang hanya buat Kakak yang tidak mungkin ku miliki. Hanya menutupi ikatan kita, ini lebih mudah, karena cinta dan raga Kakak sudah aku miliki."

Sabar Shamil, saat ini kamu masih terlalu lemah, buat Akhsan nyaman denganmu, setelah memastikan dia nyaman, masa bodoh dengan Zella.

Shamil berusaha memberikan senyumannya. Keihklasan menjadi yang kedua hanya omong kosong, menjadi satu-satunya juga bukan tujuannya, ada misi rahasia yang ingin dia capai dengan menikahi Akhsan. Tanpa misi itu andai Akhsan masih sendiri pun dia tidak berminat, apalagi kalau harus jadi yang kedua, semakin malas.

Ah masa bodoh dengan Zella, dia menerimaku tau tidak, dia bertahan jadi istri Akhsan atau tidak, yang penting misiku selesai!

Shamil berusaha tersenyum, dia membuat Akhsan menghadap ke arahnya lalu melahap habis bibir laki-laki yang saat ini terlena dalam kebodohannya.

****

15 hari berlalu begitu saja, bagi Akhsan ini terlalu singkat, tapi bagi Zella kepergian Akhsan kali ini terasa begitu lama. Akhsan kembali ke istana kecil dia dan Zella.

"Akhirnya Abah pulang, rindu Abah ...." sambut Latifa.

Zella bingung dengan dirinya sendiri, tidak tahu kenapa ada perasaan aneh saat melihat Akhsan.

Zella, istighfar! Jangan tenggelam oleh bujukan Syaitan yang berusaha melemahkan cintamu pada suamimu. Yang berusaha membuatmu lelah dan bosan dalam menjalani kehidupan sebagai istri. Zella berusaha menasehati dirinya sendiri.

"Bagaimana perjalanan ziarahnya abah?" Zella salim dan mencium tangan suaminya.

"Alhamdulillah, semua rencana Abah berjalan dengan baik."

"Istirahat dulu bah."

"Aku masih rindu sama Tifa, mau main sama dia dulu." Akhsan memberi ciuman hangat diantara kedua alis Zella.

Zella merasa aneh, sebelumnya jika Akhsan baru pulang dari perjalanan jauh, hal pertama dia ingin dilayani di atas ranjang. Tapi kali ini Akhsan terlihat tidak menginginkannya.

Bukankah ini bagus? Kamu tidak perlu keramas lagi? Zella berusaha menghibur dirinya sendiri.

***

Setelah kembalinya Akhsan, kehidupan seperti biasa terus berlanjut. Tidak ada keanehan menjalani hari-harinya. Namun jadwal pengajian Akhsan bertambah, alasannya ada pengajian baru yang dia ikuti selepas bekerja. Zella tidak mempermasalahkan itu, karena menuntut ilmu agama adalah kewajiban yang berkepanjangan. 'Tuntutlah Ilmu, dari buaian sampai liang lahat'.

Zella menjalani rutinitas hariannya mengantar Latifa ke Sekolah, di area sekolah dia bertemu sosok yang tidak asing lagi.

"Assalamu'alaikum Nadi," sapa Zella.

"Wa'alaikum salam." Nadi tersenyum melihat sosok Zella.

"Kok jarang aku liat kamu antar anak?" tanya Zella.

"Kadang ojek, tergantung kesibukan. Saat Shamil libur, dia janji akan jemput Iqbal ke rumahku dan mengantarnya ke sekolah, saat aku dan dia sama-sama sibuk, ya jasa ojek langganan yang antar Iqbal."

"Shamil juga tinggal di kota ini?" Zella terlihat antusias.

"Saat ini dia hanya bekerja di sini, mungkin bulan depan dia akan pindah ngontrak di sini, katanya biar dekat sama tempat kerja juga."

"Aku seneng dengar Shamil juga akan di sini, jujur kangen juga sama teman masa kecil," ungkap Zella.

"Nanti aku sampaikan kalau kamu pengen ketemu dia. Aku pamit ya Zell, aku mau urus kebun di sini."

"Kebun kamu di sana bagaimana?"

"Beberapa tahun yang lalu, perkebunan kami terkena area tambang batu bara, sebenarnya aku sama juragan Taufik nggak mau melepas, tapi sebagian besar pemilik tanah sudah melepaskan tanah mereka, jika kami bersikeras tidak melepas, maka tanah itu juga tidak bisa kami gunakan, karena akses sekeliling sudah digali, jadi dengan sangat terpaksa kami melepasnya juga dan membeli lahan baru untuk perkebunanan."

"Masya Allah, aku ketemu Millionaire ini," ucap Zella.

"Ah kamu ini aku bukan Millionaire."

"Kan kamu pastinya dapat miliaran dari pembebasan lahan."

"Aku pamit ya, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam, jangan lupa zakatnya Nad ...." canda Zella.

**

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

jiarahnya Akhsan menggarap sawah, kyknya shamil punya misi sama ibunya Taufik ya thor

2024-08-07

0

strawberry

strawberry

hmmm😏... sudah ada pikiran busuk...

2024-02-25

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

sepandai pandainya menyimpan kebusukan lambat lain akan terbongkar juga

2023-12-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8 Teman Masa Kecil
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11 Ikhlaskan Masa Lalu
12 Bab 12
13 Bab 13 Titip Salam
14 Bab 14 Warisan
15 Bab 15 Firasat Seorang Ibu
16 Bab 16 Rencana
17 Bab 17 Drama Shamil
18 Bab 18 Rencana Indri
19 Bab 19 Misi Dimulai
20 Bab 20 Bau
21 Bab 21 Percaya
22 Bab 22 Tragedi
23 Bab 23 Elisa
24 Bab 24 Tulang Rusuk Jadi Tulang Punggung
25 Bab 25 Sumber Rasa Sakit Itu
26 Bab 26 Ibu Sakit
27 Bab 27 Berjasa?
28 Bab 28 Rongsokan
29 Bab 29 Tante itu siapa?
30 Bab 30 Menggila
31 Bab 31 Tawaran
32 Bab 32 Cerai
33 Bab 33 Hadiah dari Ayah
34 Bab 34 Rumah
35 Bab 35 Kesepian
36 Bab 36 Takut Nikah
37 Bab 37 Kemarahan Zella
38 Bab 38 Sadis
39 Bab 39 Kamu Dipecat!
40 Bab 40 Mereka Menipuku
41 Bab 41
42 Bab 42 Makin Bahagia
43 Bab 43 Di Rumahkan
44 Bab 44 Kami Sudah Bercerai
45 Bab 45 Ranti Vs Shamil
46 Bab 46 Lamaran?
47 Bab 47 Ditolak
48 Bab 48 Membangun Kembali Mimpi
49 Bab 49 Ide Gila Ranti
50 Bab 50 Jalani Aja Dulu
51 Bab 51 Gatot (Gagal Total)
52 Bab 52 Penipu Sebenarnya
53 Bab 53 Shamil Penipu
54 Bab 54 Kesempatan
55 Bab 55 Bensin dan Api
56 Bab 56 Pelakor
57 Bab 57 Kemarahan Ibu
58 Bab 58. Didiamkan Sahabat
59 Bab 59 Tak Kenal Sehari
60 Bab 60 Salah Faham
61 Bab 61 Memangnya Kita Siapa?
62 Bab 62 Hutang Jasa
63 Bab 63 Syarat?
64 Bab 64 Sebuah Kepercayaan
65 Bab 65 Meninggalkan Demi Menyelesaikan
66 Bab 65 Sebatas Mimpi
67 Bab 66 Ikhlaskan
68 Bab 67 Mimpi
69 Bab 68 Zella ... Munaroh
70 Bab 69 Jubae vs Elisa
71 Bab 70 Tak Punya Urusan
72 Bab 71 Karena Anak Bu Jubae
73 Bab 72 Itu Sudah Biasa
74 Bab 73 Mama Mengerti
75 Bab 74 Bukan Salah Kamu
76 Bab 75 Tidak Mengerti
77 Bab 76 Tak Semudah Itu
78 Bab 77 Balas Dendam Itu ...
79 Bab 78 Tak Berdaya
80 Bab 79 Pulang lah
81 Bab 80 Sendirian Di Masa Tua
82 Bab 81 Perempuan Paling Cantik
83 Bab 82
84 Bab 83 Dukungan Ayah
85 Bab 84 Bukan Zella
86 Bab 85
87 Bab 86 Dilabrak
88 87 Dia Anakku
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8 Teman Masa Kecil
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11 Ikhlaskan Masa Lalu
12
Bab 12
13
Bab 13 Titip Salam
14
Bab 14 Warisan
15
Bab 15 Firasat Seorang Ibu
16
Bab 16 Rencana
17
Bab 17 Drama Shamil
18
Bab 18 Rencana Indri
19
Bab 19 Misi Dimulai
20
Bab 20 Bau
21
Bab 21 Percaya
22
Bab 22 Tragedi
23
Bab 23 Elisa
24
Bab 24 Tulang Rusuk Jadi Tulang Punggung
25
Bab 25 Sumber Rasa Sakit Itu
26
Bab 26 Ibu Sakit
27
Bab 27 Berjasa?
28
Bab 28 Rongsokan
29
Bab 29 Tante itu siapa?
30
Bab 30 Menggila
31
Bab 31 Tawaran
32
Bab 32 Cerai
33
Bab 33 Hadiah dari Ayah
34
Bab 34 Rumah
35
Bab 35 Kesepian
36
Bab 36 Takut Nikah
37
Bab 37 Kemarahan Zella
38
Bab 38 Sadis
39
Bab 39 Kamu Dipecat!
40
Bab 40 Mereka Menipuku
41
Bab 41
42
Bab 42 Makin Bahagia
43
Bab 43 Di Rumahkan
44
Bab 44 Kami Sudah Bercerai
45
Bab 45 Ranti Vs Shamil
46
Bab 46 Lamaran?
47
Bab 47 Ditolak
48
Bab 48 Membangun Kembali Mimpi
49
Bab 49 Ide Gila Ranti
50
Bab 50 Jalani Aja Dulu
51
Bab 51 Gatot (Gagal Total)
52
Bab 52 Penipu Sebenarnya
53
Bab 53 Shamil Penipu
54
Bab 54 Kesempatan
55
Bab 55 Bensin dan Api
56
Bab 56 Pelakor
57
Bab 57 Kemarahan Ibu
58
Bab 58. Didiamkan Sahabat
59
Bab 59 Tak Kenal Sehari
60
Bab 60 Salah Faham
61
Bab 61 Memangnya Kita Siapa?
62
Bab 62 Hutang Jasa
63
Bab 63 Syarat?
64
Bab 64 Sebuah Kepercayaan
65
Bab 65 Meninggalkan Demi Menyelesaikan
66
Bab 65 Sebatas Mimpi
67
Bab 66 Ikhlaskan
68
Bab 67 Mimpi
69
Bab 68 Zella ... Munaroh
70
Bab 69 Jubae vs Elisa
71
Bab 70 Tak Punya Urusan
72
Bab 71 Karena Anak Bu Jubae
73
Bab 72 Itu Sudah Biasa
74
Bab 73 Mama Mengerti
75
Bab 74 Bukan Salah Kamu
76
Bab 75 Tidak Mengerti
77
Bab 76 Tak Semudah Itu
78
Bab 77 Balas Dendam Itu ...
79
Bab 78 Tak Berdaya
80
Bab 79 Pulang lah
81
Bab 80 Sendirian Di Masa Tua
82
Bab 81 Perempuan Paling Cantik
83
Bab 82
84
Bab 83 Dukungan Ayah
85
Bab 84 Bukan Zella
86
Bab 85
87
Bab 86 Dilabrak
88
87 Dia Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!