Saling Cinta Setelah Menikah
Kepala Ryuna masih terasa sangat pusing ketika wanita berusia 22 tahun itu mendengar helaan napas kasar khas seorang laki-laki, dari sebelah kanannya. Samar-samar kedua matanya yang terasa berat untuk terbuka, menangkap cahaya terang dari langit-langit sekaligus dinding sekitar. Dinding berupa bilik tua yang sana sini bolong, membuat Ryuna menyadari, dirinya tengah berada di tempat asing. Suasana di sana memang masih khas pedesaan, tapi Ryuna yakin, kini ia tidak berada di tempat harusnya ia tinggal.
Detik itu juga nyawa Ryuna seolah dicabut paksa. Jantung wanita berkulit kuning langsat itu seolah lompat seiring rasa dingin yang ia rasa makin kuat. Segera ia bangun dan benar saja, ia benar-benar tak memakai bu*sana, yang mana ia refleks meringis akibat rasa sakit luar biasa dari kewanita*annya. Kedua pahanya sampai terasa kebas dan ia sungguh terbatas dalam bergerak.
“Maaf, tapi aku akan bertanggung jawab!”
Terbangun di sebuah gubuk tempatnya berteduh tanpa sehelai pakaian pun yang menempel di tubuh saja sudah membuat Ryuna terkejut sekaligus takut. Apalagi ketika Ryuna mendengar suara pria tadi dan ia kenali sebagai suara Kim—ketua KKN dari kelompok sebelah yang terkenal sangat tampan sekaligus bertanggung jawab!
Mereka benar-benar bersebelahan, berdua, dan sama-sama tak berbu*sana!
Ryuna dan Kim telah melakukan kesalahan fatal! Mereka menjalani ‘cint*a satu m*alam’! Ryuna yakin itu. Buru-buru kedua tangan Ryuna meraba-raba sekitar, mencoba mengambil asal pakaian yang paling dekat dengannya di tengah jantungnya yang berdetak tak karuan. Saking takutnya, Ryuna sampai gemetaran. Lebih terkejutnya lagi lantaran pakaian yang berhasil ia ambil justru jaket Kim. Ryuna refleks melemparnya padahal jelas, jaket warna hitam itu bukanlah benda yang harusnya ia takuti.
Masalahnya, mereka sedang menjalani KKN dan baru jalan satu minggu, selain mereka yang memang tidak saling kenal karena mereka berasal dari fakultas berbeda. Fatalnya, Ryuna yang hidup sebatang kara merupakan mahasiswi beasiswa! Ryuna benar-benar takut. Bukan hanya mengenai nasibnya, karena ulahnya dan Kim pasti akan berdampak pada semua anggota KKN mereka!
Melihat wanita di sebelahnya sampai gemetaran mirip menggigil dan terus berusaha memunggungi bahkan menghindarinya, Kim yakin wanita yang ia ketahui bernama Ryuna itu terkena serangan panik atas apa yang mereka alami. Kim berinisiatif mengambil jaket miliknya yang sempat Ryuna buang, kemudian mengenakannya ke punggung Ryuna. Namun tanpa Kim sadari, ulahnya sukses membuat air mata Ryuna berlinang.
“Kepalaku pusing dan aku mulai kehilangan fokus tak lama setelah minum minuman di meja acara pernikahan anak pak kades kemarin malam,” ucap Kim sambil sesekali melirik Ryuna yang masih memunggunginya. Ia memutuskan untuk memakai pakaiannya.
Bukan hanya Kim yang merasakan apa yang baru saja pria itu keluhkan. Karena Ryuna juga merasakan hal yang sama, setelah dirinya meminum minuman yang mereka minum di pernikahan anak pak kades, kemarin malam.
Hadirnya Kim dan Ryuna di acara pernikahan anak pak kades memang mewakili kelompok KKN mereka. Meski sebenarnya, harusnya bukan Ryuna yang mewakili kelompoknya lantaran Ryuna bukan ketua. Namun karena selain kordes kelompok Ryuna jatuh sakit, anggota lain juga tidak ada yang mau akibat musim hujan membuat jalanan di desa mereka KKN, makin sulit dilalui. Jadi, daripada mendapat masalah, Ryuna mengalah, selain wanita cantik itu yang memang ditumba*lkan oleh kelompoknya.
“Aku tunggu di luar, ya,” ucap Kim masih belum bersemangat karena jujur saja, ia juga merasa sangat terpukul. Terbangun dan mendapati dirinya telah mnidu*ri anak gadis orang. Kim bahkan tak menyangka, dirinya akan merengg*ut mahkota seorang gadis yang sama sekali tidak begitu ia kenal, di luar pernikahan.
Tanpa banyak kata apalagi kembali melakukan penjelasan, Kim pergi. Diam-diam, Ryuna yang mengawasi melalui ekor lirikannya, justru berakhir tersedu-sedu. Namun, Ryuna sengaja menggunakan kedua tangannya untuk membekap mulut guna meredam suara tangisnya. Meski yang ada, ulahnya tetap membuat langkah seorang Kim sangat peka, menghentikan langkahnya. Di antara dedaunan kering, kedua kaki bersepatu sneakers hitam itu menjadi agak gemetaran.
“Sudah lupakan saja, yang penting kita apalagi anak-anak yang lain enggak dapat masalah!” ucap Ryuna dengan suara sengau khas orang habis menangis, beberapa saat kemudian. Tanpa melihat Kim dan memang tidak berani, ia yang sudah berpakaian lengkap, sengaja mengangsurkan jaket pria itu yang ia pegang menggunakan tangan kanan.
Cicitan burung dan juga suara ternak dari kejauhan khas suasana pedesaan, mengiringi kebersamaan mereka. Kim menerima jaketnya, membiarkan wanita yang telah ia rengg*ut mahkotanya berjalan buru-buru. Sesekali, ia memergoki Ryuna meringis dan berakhir mendes*ah pelan. Tak jarang, tangan kanan Ryuna juga akan menahan pinggang.
Kim tak ubahnya seorang pengawas baik, memperhatikan setiap gerak Ryuna melewati jalanan licin penuh lumpur dan baru saja membuat sandal Ryuna terjebak di salah satu lumpur. Jalanan ru*sak yang juga akan Kim dan kawan-kawan perbaiki di KKN yang mereka jalani.
“Jangan dipa*ksa, ... biar aku saja!” lembut Kim meski sebenarnya ia agak berseru. Ia yakin, perasaan Ryuna yang kacau telah membuat wanita itu makin mudah membuat kesalahan. Segera ia mempercepat langkah, menyusul Ryuna kemudian jongkok dan mengambil alih kinerja Ryuna.
Seperti yang Kim duga, perasaan yang kacau bahkan mungkin hati yang hancur, membuat Ryuna makin mudah melakukan kesalahan. Buktinya, Kim cukup mengambil sandal Ryuna dengan mudah. Kontras dari Ryuna yang sampai nyaris jatuh terduduk andai Kim tak menangkap pinggang Ryuna kemudian mendekapnya erat, tepat waktu.
“Singkirkan tanganmu dan menjauhlah dariku!” tegas Ryuna marah. Ia menahan napas, dan lagi-lagi air matanya berlinang meski kali ini, ia tak lagi menangis dengan suara apalagi sampai tersedu-sedu. Ryuna benar-benar tak menyangka, KKN yang ia jalani justru menjadi awal malapet*aka untuknya. Bahkan, Ryuna terancam menjadi malapeta*ka untuk banyak orang!
Sempat bengong dan tidak bisa berkata-kata, Kim yang masih menatap Ryuna meski wanita itu terus menghindarinya sengaja berkata, “Tidak akan. Mulai sekarang aku tidak akan pernah melepaskanmu. Karena mulai sekarang, yang akan aku lakukan adalah menjagamu. Meski aku belum bisa menjalaninya layaknya pasangan lain, mulai sekarang aku pasangan kamu dan kamu prioritasku!”
“Aku benar-benar akan bertanggung jawab. Meski di sini belum ada sinyal buat komunikasi, ada tidaknya restu orang tua sekaligus keluargaku, aku akan tetap menikahimu. Ini benar-benar sudah jadi risiko aku harus bertanggung jawab!” yakin Kim.
Namun, keyakinan yang Kim lakukan justru makin membuat Ryuna takut. “Sudah, kamu enggak usah aneh-aneh. Nasib delapan belas teman kita, ada di tangan kita!” kesalnya sambil berusaha mengakhiri dekapan tangan kanan Kim dari pinggangnya. Namun, meski Kim mengakhiri dekapannya, tangan itu tetap kembali menjadi bagian dari Ryuna. Karena Kim menggunakan tangan kanan tersebut untuk menggandeng tangan kiri Ryuna.
Kim berangsur jongkok, kemudian memasangkan kedua sandal Ryuna. Tanpa banyak kata, Kim sudah menggandeng Ryuna meski harus dengan agak memak*sa lantaran Ryuna terus saja berusaha menolaknya.
🌟Merupakan novel anak-anak dari novel : Mempelai Pengganti Ketua Mafia Buta yang Kejam 🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Ida Ulfiana
aku baru mampir kak
2024-06-11
0
Al Fatih
aq baru mampir Bun...,, siap maraton😄
2024-06-03
0
Muhammad Fauzi
akhirnya ketemu setelah dewasa tanpa mereka sadari
2024-03-11
1