Grim'S Descendants
Di suatu sore, seorang pemuda berusia 17 tahun yang baru keluar dari sekolah nya di sebuah kota bernama Solem yang terletak di negara Alates, berjalan dengan langkah yang cepat untuk pulang ke rumah nya supaya tidak kemalaman pulang kerumah nya. Wajahnya yang tampan terlihat sedikit khawatir, rambutnya yang berantakan tergerai karena terhempas angin, dia mendekap tas nya dengan kedua tangan nya yang memakai sarung tangan. Tiba tiba,
“Awas.....” Terdengar suara teriakan dari belakang.
Dia merasakan kerah kemejanya di tarik seseorang dari belakang, dia terkejut dan terjatuh ke belakang. “Teeeet...woi masih lampu merah.....dasar bego.” Teriak orang di dalam mobil yang lewat di depan nya. Pemuda itu menarik nafas lega, barulah dia sadar kalau dia sedang ingin menyebrang jalan dan lampu penyebrangan masih menunjukkan dilarang menyebrang. Dia menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang menyelamatkan nya, tapi ketika menoleh, dia tidak melihat seorang pun di belakang nya.
Karena tidak melihat siapapun di belakang nya, dia berdiri, dengan tangan gemetar, dia menutup mata sebelah kanan nya dan melihat menggunakan mata sebelah kiri. Ternyata ada seorang gadis berpakaian seragam sekolah berlumuran darah dengan tubuh tidak beraturan yang mengerikan walau wajah pucatnya terlihat cantik dan tersenyum padanya. Pemuda itu menoleh dan melihat di bawah tiang lampu lalu lintas itu ada sebuah karangan bunga dan beberapa dupa yang di letakkan di sana. Dia menyadari kalau gadis itu adalah korban kecelakaan yang meninggal di jalan itu. Melihat gadis itu di belakang nya, dia langsung menunduk mengucapkan terima kasih dan berbalik tanpa menoleh lagi.
Tubuhnya mulai gemetar karena gadis yang dia lihat di belakang itu berjalan jalan berputar mengelilingi dirinya.
“Ne...ne....onii chan bisa melihat ku ya ?” Tanya gadis itu dengan suara mengerikan.
Pemuda itu diam saja, dia berpura pura tidak mendengar dan melihat gadis yang wajah berlumuran darah nya sudah dekat dengan wajah nya, keringatnya mengucur sangat deras. Ketika lampu hijau dan mobil mobil berhenti, pemuda itu langsung mengambil langkah seribu menyebrangi jalan, dia menoleh dan melihat gadis itu melambaikan tangan padanya. Bulu kuduk nya berdiri dan seluruh tubuhnya gemetar.
“Uuuh....kenapa selalu seperti ini.....” Pikir nya dalam hati.
“Hei....kartu pelajar mu jatuh....ini....” Ujar seseorang di samping nya.
“Oh terima kasi.....”
Pemuda itu kaget karena orang yang berlari di samping nya adalah seorang pekerja kantoran yang berlari mundur, tapi wajah nya menghadap ke belakang dan melirik ke arah nya sambil tersenyum dengan senyum yang mengerikan, dia memberikan kartu pelajar pemuda itu yang terjatuh karena berlari.
“Hehehe sudah kuduga kamu bisa melihat ku.....” Ujar pria pekerja kantoran itu dengan suara serak dan mengerikan.
“Tidak...tidak....aku tidak melihat apa apa....permisi.....”
Pemuda itu lari semakin kencang tanpa menoleh kebelakang. Akhirnya dia sampai di sebuah apartemen yang bangunan nya kusam dengan lampu remang remang, dia langsung menaiki tangga ke atas, kemudian dengan tangan nya yang gemetar dia mengambil kunci di sakunya dan dengan susah payah memasukkan kunci ke dalam lubang kunci di pintu nya. “Cklek.” Akhirnya dia berhasil membuka pintunya dan langsung masuk ke dalam.
“Huff...huff....selamat....” Ujar nya dalam hati.
Dia bersender ke pintu melepas lelah dan menarik nafas, kemudian dia terduduk bersender di pintu sambil meringkuk mendekap lutut nya kemudian membenamkan kepalanya, lalu dia melihat kondisi apartemen nya.
“Sudahlah....mau di ratapi bagaimana pun sama saja....” Ujarnya dalam hati.
Dia berdiri dan berjalan masuk menuju kamar mandi, setelah di dalam, dia membuka pakaian nya, tubuh nya terlihat kekar, tapi ada bekas luka melintang di dada nya dari pundak sampai ke pinggang. Dia melepas kacamatanya, kemudian dia melepaskan lensak konta di mata kirinya dan memandang wajahnya sendiri di cermin, mata sebelah kirinya ternyata berbentuk seperti mata kucing dan memiliki pupil berwarna merah. Dia mulai membasuh wajah nya sendiri dan kemudian mengambil handuk masuk ke dalam kamar mandi. Setelah membilas tubuhnya, dia masuk ke dalam bak mandi,
“Fiuuuh......enak nya....benar benar hari yang melelahkan....” Pikir nya dalam hati sambil berendam.
Dia melepaskan sarung tangan nya, di kedua punggung tangan nya ada sebuah tanda lahir dengan bentuk seperti bekas luka bakar yang di lapisi sisik ular. Dia menaikkan salah satu tangan nya dan membuka tangan nya, dia melihat punggung tangan nya. Dia memejam kan mata dan pikiran nya mulai mengenang apa yang pernah dia alami di masa lalu.
*****
10 tahun yang lalu, ketika pemuda itu berumur 10 tahun, di sebuah desa bernama Yomi-mura yang berada di pegunungan,
“Ryuto kun......masuk, sudah sore nih....bantu mama menata meja.” Teriak seorang ibu dari dalam rumah kepada anak nya yang sedang bermain di halaman.
“Iya ma....” Jawab anak itu sambil berlari masuk ke dalam rumah.
Ryuto melepas alas kaki nya dan masuk ke dalam, dia langsung mengambil piring yang sudah di siapkan mama nya, kemudian menatanya di meja makan,
“Sudah ma....” Ujar Ryuto.
“Wah pintar, kamu bangunkan Mika chan ya.....” Balas ibu.
“Iya ma....”
Ryuto berjalan keluar dari ruang tengah kemudian menuju kamar yang berada di lantai dua. Dia masuk ke dalam kamar, menghampiri tempat tidur,
“Mika...bangun.....Mika.....” Ujarnya sambil menggoyang goyangkan tubuh kecil yang ada di depan nya.
“Uh...onii chan....makanan sudah siap ?” Tanya Mika.
“Hahaha dasar Mika, bangun tidur yang di tanya makan....sudah, ayo turun...” Jawab Ryuto.
Mika yang masih berumur 8 tahun berbalik dan duduk di tempat tidurnya, dia melihat Ryuto yang berdiri di sebelah nya. Kemudian dia turun dari tempat tidurnya dan bersama Ryuto berjalan ke bawah menuju ruang tengah yang merangkap ruang makan. Di bawah, mama sudah menyiapkan makanan nya di meja.
“Ayo kita makan.....selamat makan.” Ujar mama.
“Selamat makan....” Ujar Ryuto dan Mika.
Ketiga nya makan dengan riang, Ryuto membantu mengelap mulut Mika yang belepotan di sebelah nya, mama nya tersenyum melihat keduanya. Selesai makan,
“Ma, boleh tanya ga ?” Tanya Ryuto.
“Iya...kenapa...” Jawab mama.
“Begini ma, tadi aku melihat banyak sekali orang berdiri di depan pagar melihat ku yang sedang bermain, mereka memanggil manggil tapi tidak berani masuk ke dalam pagar. Mereka itu siapa ma ?” Tanya Ryuto.
Wajah mama langsung sedikit berubah, dia menoleh melihat Mika dan kembali melihat Ryuto yang memiliki mata merah seperti mata kucing di sebelah kirinya, mama juga melihat kedua tangan kecil Ryuto yang memiliki tanda di punggung tangan nya.
“Mereka bukan siapa siapa.....yang penting kamu jangan keluar ya....mama melarang kamu keluar rumah itu demi kebaikan mu.” Jawab mama.
“Iya ma, aku mengerti....tapi aku bosan ma...” Balas Ryuto.
“Ada aku kan onii chan....” Mika menoleh kepada Ryuto sambil tersenyum.
“Iya sih....ya sudah lah....” Balas Ryuto.
“Nah sekarang sudah malam, kamu masuk kamar ya Ryuto kun....” Ujar mama.
“Iya ma, kita main lagi besok ya Mika.” Ujar Ryuto sambil mengelus kepala adik nya.
“Iya onii chan....hehehe...” Balas Mika.
Ryuto turun dari kursi dan berjalan keluar dari ruangan, dia berjalan di lorong kemudian menuruni tangga di ujung untuk menuju ruang bawah tanah dengan lampu remang remang, setelah sampai, dia masuk ke kamarnya yang berada di ruang bawah tanah dengan banyak jimat menempel pada dinding di sebelah pintu nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
rara ayu
jadi penasaran..lanjut
2023-08-17
0