Mereka berjalan menuju gerbang utama yang di jaga oleh seorang penjaga di pos jaga. Keiko maju duluan untuk memeriksa penjaga yang ada di pos, ternyata pos sedang dalam keadaan kosong, Keiko menoleh ke gedung sekolah, di dalam dia melihat cahaya senter sedang berkeliling di dalam, berarti penjaga sedang berada di dalam memeriksa keadaan gedung. Mereka cepat cepat lari keluar dari gerbang sekolah, ketika sudah agak jauh dan tiba di persimpangan jalan, Jirou dan Keiko berpisah membawa Hige pulang ke rumah nya. Megumi juga berpisah dan bepamitan pulang ke rumah nya sendiri.
Tinggal Ryuto dan Ayano yang masih berdiri di persimpangan, hantu siswi yang menunggu di ujung jalan melihat Ryuto dan Ayano, dia memiringkan kepalanya dengan wajah kaku tanpa senyum sama sekali dan mengerikan. Ryuto yang di gandeng Ayano akhirnya berdiri di ujung jalan, hantu siswi itu hanya melihat dari tiang lampu lalu lintas, dia menyingkir karena melihat Ayano. Ryuto menoleh melihat hantu siswi yang berdiri di dekat tiang dengan kepala miring.
“Um...hallo....” Tegurnya.
Begitu melihat, Ryuto menoleh dan melihat dirinya, hantu itu bersembunyi di balik tiang, Ryuto menjadi heran, dia menoleh ke arah Ayano yang ternyata juga menoleh melihat hantu siswi itu. Lampu lalu lintas sudah menjadi hijau, Ryuto dan Ayano menyebrang jalan. Setelah sampai di sebrang, “Bruk...bruk...bruk...” Terdengar suara keras orang berlari di belakang mereka. Ryuto dan Ayano menoleh, mereka kaget melihat hantu pegawai kantoran yang berlari mundur dengan kepala menghadap mereka sedang berlari menghampiri mereka, tapi tubuh nya menjadi besar dan kekar, kaki nya terbalik jadi dia berlari maju walau badannya masih menghadap ke belakang berserta kedua tangan nya dan wajah nya menjadi sangat mengerikan penuh darah. Hantu itu di selimuti oleh bayangan hitam kemerahan.
“Graaaaah....” Teriak hantu itu.
Ryuto yang melihatnya menjadi ketakutan, Ayano langsung berdiri di depan Ryuto dan menarik pedang nya keluar, begitu hantu itu mendekat Ayano langsung menebas nya sampai terbelah dua di bagian pinggang dengan katana nya. Hantu yang di selimuti bayangan hitam itu jatuh terpisah menjadi dua bagian dan menjadi debu hitam kemudian menghilang.
“Aya chan.....kamu...membunuh nya ?” Tanya Ryuto.
“Dia sudah di kuasai oleh roh jahat, walau masih proses bertransformasi menjadi Ghist kalau tidak di habisi sekarang bisa gawat nantinya...” Jawab Ayano.
“Padahal dia setiap hari menyapa ku.....walau mengerikan.” Ujar Ryuto menunduk.
“Jangan di pikirkan senpai, roh yang mati akan kembali ke alam nya kok....mungkin.” Balas Ayano.
“Mungkin ?” Tanya Ryuto.
“Um...mungkin....yang aku baca sih begitu....” Jawab Ayano.
“Berarti kamu sendiri juga tidak tahu pasti kan....” Balas Ryuto.
Ayano mengangguk, sebab memang dia juga tidak tahu pasti kemana perginya roh yang di bunuh.
“Kalau begitu, jangan sembarangan membunuh roh ya....” Ujar Ryuto.
“I..iya senpai...(aaaah aku di marahi dia....senangnya hehe).” Balas Ayano sambil memegang pipinya yang merah dengan kedua tangannya dan semaksimal mungkin menahan senyum nya.
“Sudahlah, ayo kita jalan, kamu pulang kemana ?” Tanya Ryuto.
“Aku.....tidak punya rumah hehe...” Jawab Ayano malu malu.
“Hah...selama ini kamu dimana ?” Tanya Ryuto.
“Ikut aku senpai.....” Jawab Ayano.
Mereka belok sebentar menuju arah sungai, lalu setelah menuruni tangga, Ayano mengajak Ryuto berjalan ke tempat tinggal para tunawisma di bawah jembatan besar untuk menyebrangi sungai yang memisahkan kota di tengah tengah. Ketika sampai, Ryuto melihat banyak sekali orang yang tinggal di tenda tenda dan berkumpul sambil makan juga minum.
“Aku pulang....” Teriak Ayano.
“Ah Ayano chan....sudah pulang...mau makan sama kita ?” Tanya seorang pria paruh baya yang memakai jaket tebal dan berkumpul dengan pria pria lainnya.
“Wah kamu bawa pacar mu pulang ya Ayano chan...” Tegur seorang pria paruh baya lainnya yang berkumpul bersama.
“Dia senpai ku.....aku masuk dulu ya para ossan (paman)....” Balas Ayano.
“Iya...ingat jangan tidur malam malam ya, besok sekolah kan hahahah...” Ledek seorang pria lagi.
Ayano menarik tangan Ryuto yang bingung, kemudian dia mengajak Ryuto naik ke atas tangga lurus yang menempel di dinding tiang, ketika sampai di beton pebatasan antara tiang dan jembatan, ada sebuah karton besar yang menempel di dinding dengan sebuah tirai menutupi lubang di depan nya. Ayano membuka tirainya dan masuk ke dalam, ketika Ryuto masuk ke dalam, dia melihat ada sebuah koper untuk berpergian, futon, kompor kecil, jemuran pakaian di atas nya dan sebuah lampu yang menggunakan baterai dengan beberapa buku, manga dan majalah berserakan di bawah nya.
“Anggap saja rumah sendiri senpai....” Ujar Ayano sambil membuka topeng nya dan mengibaskan rambutnya.
“Aya chan.....kamu tinggal disini ?” Tanya Ryuto kaget.
“Um...iya, aku di sini baru 5 hari sejak datang ke kota ini...” Jawab Ayano.
“Kenapa kamu tidak menghubungi Yamishiba sensei saja ?” Tanya Ryuto.
“Dia tidak bisa di hubungi dan aku tidak tahu harus kemana, jadi sementara aku di sini....” Ujar Ayano.
“Hmm...iya, belakangan ini aku juga tidak bisa menghubungi nya....lalu, kamu mau selamanya di sini ?” Tanya Ryuto.
“Yah...tidak ada pilihan lain...tenang saja senpai, di sini cukup nyaman dan aman.” Jawab Ayano.
“Apanya yang aman, kamu perempuan dan sendirian....tapi kamu punya uang kan ?” Tanya Ryuto.
“Aku punya uang....tapi aku harus berhemat....” Ujar Ayano.
Ryuto mulai berpikir, melihat kondisi Ayano saat ini jelas hatinya tidak tega, tapi dia juga merasa baru kenal dengan Ayano dan belum bisa percaya 100% padanya. Setelah berpikir dan mempertimbangkan nya, akhirnya Ryuto mengambil keputusan,
“Aya chan.....sementara kamu tinggal di tempat ku saja....masih lebih baik daripada di sini....tapi sementara ya, sampai kamu bisa mendapat tempat tinggal sendiri.” Ujar Ryuto.
“Ok senpai....aku mau, terima kasih senpai (Hehehehehehe)....” Balas Ayano sambil menunduk menyembunyikan senyum nya.
“Ya sudah, sekarang saja kita ke rumah ku, aku bantu kamu membereskan barang barang mu disini.” Ujar Ryuto.
“Iyaaa....terima kasih sua...eh senpai....” Balas Ayano riang.
Ryuto langsung membereskan futon, lampu listrik dan buku buku yang berserakan di lantai, sedangkan Ayano membereskan jemuran pakaian dan melipat pakaian nya, kemudian dimasukkan ke dalam koper. Setelah itu, Ryuto memanggul koper nya menuruni tangga ke bawah, Ayano melemparkan gulungan futon yang membungkus lampu dan kompor ke bawah. Ryuto menangkapnya dan meletakkan gulungan futon itu di atas koper, setelah itu Ayano turun membawa kantung berisi buku buku nya. Mereka berjalan melewati tenda tenda yang ada di bawah jembatan,
“Para ossan, aku pergi dulu ya, terima kasih bantuan nya selama ini...” Ujar Ayano menunduk di para pria paruh baya yang sedang duduk berkumpul memutari api unggun.
“Wah...iya, selamat jalan ya, kapan kapan main ke sini ya.....” Ujar salah satu pria.
Semuanya berdiri dan menyalami Ayano, setelah itu, Ryuto dan Ayano berjalan naik dari atas sungai untuk menuju ke apartemen Ryuto. Selagi mereka berjalan kembali ke jalan menuju apartemen Ryuto, mereka mampir ke supermarket yang mereka lewati untuk berbelanja bahan makan malam. Setelah menitipkan barang, Ryuto membawa kereta belanja masuk bersama Ayano.
“Mau makan apa senpai ? aku bisa masak apa saja...” Tanya Ayano.
“Wah....aku tidak tahu mau makan apa....yang tidak repot saja....” Jawab Ryuto.
“Ok...yuk kita ke dalam, aku pimpin jalan...” Balas Ayano.
Keduanya menuju ke tempat yang di tunjuk oleh Ayano. Tiba tiba pundak Ryuto di tepuk oleh seseorang.
“Hei...Yamishiba kun....” Terdengar suara wanita di belakang nya.
Ryuto menoleh, yang pertama dia lihat adalah lima hantu bayi yang sedang bergelantungan di lengan sweater yang di ikat di dada sedang menatap dirinya dengan mata yang bulat dan hitam. Ryuto mundur karena kaget, barulah dia sadar kalau yang menegurnya adalah siswi teman sekelasnya yang selalu dia hindari,
“Um....Asaba san.....kamu belanja di sini ?” Tanya Ryuto.
“Hehe panggil aku Shiori, iya, aku belanja untuk makan malam...kamu sendiri ?” Tanya Shiori.
“Sama...aku juga sedang belanja...” Jawab Ryuto.
“Senpai...aku mau beli ini....”
Ayano datang membawa sekantung kentang dan melihat Ryuto sedang berbicara dengan Shiori.
“Hohoo..rupanya kamu tidak sendiri ya Yamishiba kun....” Shiori meledek sambil tersenyum.
“I..iya....” Jawab Ryuto.
“Siapa dia senpai ?” Tanya Ayano ketus.
“Kenalkan, aku Asaba Shiori, teman sekelas Yamishiba kun....kamu kelas 1 ya ?” Tanya Shiori.
“Iya, aku Tanzaki Ayano......” Jawab Ayano ketus.
“Kamu kenapa pakai topeng ?” Tanya Shiori langsung.
“Terserah aku dong, lagian apa apaan, ada bayi......”
Belum selesai Ayano bicara, Ryuto mendekap mulut nya, dia langsung menoleh melihat Shiori sambil tersenyum.
“Maaf ya Shiori san....kayaknya kita jalan dulu ya....” Ujar Ryuto.
“Hehehe...maaf ya mengganggu, tenang saja, aku tidak akan mengambil pacar mu...dadah Yamishiba kun.” Shiori meledek Ayano.
Shiori berbalik dan beranjak pergi, Ryuto melepaskan mulut Ayano, “Hehehehe...” Ayano terlihat senang dan tidak fokus, dia benar benar menikmati ketika di dekap oleh Ryuto.
“Jangan katakan soal bayi itu padanya....” Ujar Ryuto.
“Iya senpai...hehe....” Balas Ayano.
“Memang ada 5 hantu bayi yang menempel di tubuh nya, aku melihat nya setiap hari.....tapi dia tidak tahu sama sekali soal ini.” Ujar Ryuto.
“Sudah pasti dia tidak tahu dan dia tidak mau tahu, hantu bayi bayi itu tidak akan lepas darinya sebelum dia mengakui ke lima bayi itu dan memberinya nama.” Balas Ayano kesal.
“Maksudnya ?” Tanya Ryuto.
“Dia sudah mengaborsi lima bayi di dalam perutnya.....coba bayangkan, anak yang di buang bahkan di bunuh ibunya sendiri....rasanya seperti apa....aku benci wanita seperti dia.” Jawab Ayano geram.
“Um...kamu kenapa marah ?” Tanya Ryuto bingung.
“Yah....aku tahu saja rasanya jadi bayi bayi itu...sudah senpai, kita belanja lagi...sudah malam.” Jawab Ayano sambil melangkah pergi meninggalkan Ryuto.
Ryuto yang mendorong kereta belanja termenung melihat Ayano yang berjalan di depan nya sambil memilih bahan bahan yang akan di beli.
“Aku benar benar tidak mengerti apa apa tentang Aya chan dan apa yang dia pikirkan....” Pikir nya dalam hati.
Setelah selesai dan membayar di kasir, mereka berjalan kembali ke apartemen mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments