Chapter 7

Ayano mengeluarkan smartphone nya dan mengambil foto Ryuto yang sedang berdiri di sebrang nya. Dia melihat foto Ryuto di smartphone nya, senyuman keluar menghiasi wajah nya yang misterius.

“He...hei...kenapa kamu mengambil foto ku ?” Tanya Ryuto.

Ayano membalik smartphone nya dan memperlihatkan foto yang dia ambil berusan kepada Ryuto. Ketika melihat foto di smartphone milik Ayano, wajah Ryuto berubah, dia melihat dirinya di balut bayangan hitam kemerahan sampai tidak terlihat bentuk tubuh nya, kedua tangan nya mengeluarkan sabit yang sama persis dengan yang ada di sebelah tangannya sekarang dan wajah nya tersenyum lebar mengerikan di tambah mata kirinya juga terlihat menyala.

“A...apa ini ?” Tanya Ryuto.

“Wajah mu yang sebenar nya senpai....” Jawab Ayano.

“Ini.....aku ?” Tanya Ryuto.

“Benar, itu kamu senpai....” Balas Ayano.

“Senpai ? siapa kamu ?” Tanya Ryuto.

Ayano kemudian mengambil foto dirinya sendiri menggunakan smartphone nya dan memperlihatkan nya pada Ryuto,

“Aku sama sepertimu senpai....” Jawab Ayano.

Ryuto juga melihat foto yang di ambil Ayano juga menampilkan hal yang sama, hanya saja dia memakai topeng jadi wajah nya tidak terlihat jelas.

“Apa maksudnya ini, aku tidak mengerti....” Ujar Ryuto.

Ayano menaruh gelasnya kemudian dia menatap tajam Ryuto yang duduk di sebrang nya.

“Kita berdua adalah keturunan grim reaper (death god / shinigami), buktinya adalah foto ini dan tangan mu yang di balut itu senpai.” Ujar Ayano.

“Aku ? keturunan grim reaper yang bertugas menjemput orang mati dan mengantar ke alam nya ?” Tanya Ryuto.

“Benar dan kamu sudah buktikan kan tadi.....kamu mengirim teman sebangku mu ke atas dan mengirim roh jahat di meja tadi ke bawah....” Jawab Ayano.

Ryuto terdiam dan tidak bisa membantah karena yang di sebutkan Ayano benar, tapi dia masih tidak percaya kalau dia adalah keturunan grim reaper. Tapi yang paling mengherankan baginya, kenapa Ayano bisa mengetahui kejadian barusan padahal dia tidak ada.

“Kamu....kenapa bisa tahu ?” Tanya Ryuto.

Ayano tidak menjawab, dia hanya memutar video yang memperlihatkan kondisi apartemen Ryuto yang di ambil dari posisi di balik jendela dan dari celah tirai.

“Stalker ?” Tanya Ryuto.

“Bukan, untuk keperluan riset...” Jawab Ayano.

“Kamu memakai seragam sekolah ku, tapi aku tidak pernah melihat mu....” Ujar Ryuto.

“Aku masih kelas 1 dan aku baru saja pindah 3 hari lalu senpai....” Ujar Ayano.

“Hah...lalu kenapa kamu bisa tahu rumah ku ? dan kenapa kamu kenal sama aku ? padahal aku tidak terkenal di sekolah...” Ujar Ryuto.

“Nanti akan ku jelaskan, pertama tama, tangan mu mau di apakan senpai ?” Tanya Ayano sambil menunjuk ke tangan Ryuto yang di balut kain.

“Aku hanya menutupi sabit ini....aku tidak bisa berbuat apa apa selain membungkusnya.....mungkin besok aku juga tidak bersekolah.” Jawab Ryuto.

“Baiklah.....sebentar....” Ujar Ayano.

Ayano berdiri menghampiri Ryuto dan mencabut pedang katana yang dia bawa di punggung.

“Ma..mau apa kamu ?” Tanya Ryuto ketakutan.

Ayano membuka kain yang menyelimuti tangan Ryuto, sabit yang melengkung mencuat keluar dari punggung tangan nya. Ayano memegang tangan Ryuto, kemudian dia menggores lengan nya sendiri dengan pedang, darah segar keluar dari lengannya, tetesan darah nya di arahkan ke atas punggung tangan Ryuto. Pangkal sabit dan tanda lahir Ryuto mengeluarkan asap tipis, perlahan lahan sabit yang mencuat keluar itu masuk kembali ke dalam punggung tangan Ryuto. Tangan Ryuto kembali menjadi seperti semula, dia membuka dan menggenggam tangan nya, kemudian dia menoleh melihat Ayano yang sedang memegang lengan nya yang berdarah.

“Sebentar......”

Ryuto berdiri dan mengambil kotak p3k di lemari yang berada di ruangan itu. Dia langsung duduk di depan Ayano kemudian menarik lengan nya. Setelah mencuci luka nya dengan alkohol, dia mengobati nya dan membalutnya dengan perban.

“Tolong lain kali katakan dulu.....tapi terima kasih....kamu sudah menolong ku...” Ujar Ryuto.

Ayano diam saja, tapi terlihat wajah nya agak memerah di bagian pipi dan telinga nya yang tidak tertutup topeng. Tanpa sadar dia tersenyum dengan lebar,

“Hehehe Ryuto san.....hehehe......suami ku....” Ujar nya dalam hati.

Ryuto yang merasakan lengan Ayano bergetar, menoleh melihat wajah Ayano. Karena kaget Ryuto menoleh melihatnya, Ayano langsung menutup wajah nya dengan sebelah tangan nya dan memalingkan nya.

“Maaf, sakit ya.....” Ujar Ryuto sambil membalutkan perban nya yang belum selesai.

“Ti..tidak....terima kasih senpai....” Balas Ayano.

Setelah selesai, Ryuto menaruh kembali kotak p3k nya di lemari, setelah itu dia kembali duduk di sebrang Ayano.

“Baiklah Tanzaki san.....”

“Ayano.....atau Aya chan....” Balas Ayano menyela Ryuto.

“Uh....um...Ay...Aya chan......”

“Apa senpai ?” Balas Ayano.

“Huuuh....boleh beritahu aku apa sebenarnya semua ini ? aku sama sekali tidak mengerti.” Ujar Ryuto.

“Baiklah, aku beritahu dari awal.” Ujar Ayano.

Ayano memberitahu Ryuto kalau di dunia ini banyak sekali roh orang mati yang berkeliaran karena penasaran dan menjadi hantu yang kadang bisa mencelakai orang. Tugas mereka adalah melawan hantu gentayangan yang berbahaya dan membuatnya naik ke atas menuju alam orang mati. Tapi selain roh roh orang mati yang bergentayangan dan menjadi hantu yang mencelakai orang, ada juga roh jahat yang memang datang dari dunia bawah atau neraka yang bertujuan mengacaukan kehidupan, mereka biasanya menyatu dengan roh roh orang mati menjadi monster bayangan yang di sebut Ghist.

“Kepala yang senpai hancurkan menjadi debu barusan adalah monster bayangan bernama Ghist. Roh orang mati, walau pun seram dan mengerikan, mereka hanya menggoda dan tidak mencelakai manusia, tapi kalau Ghist mereka pasti akan mencelakai manusia dengan berbagai cara yang menakutkan karena mereka berniat mengambil roh nya. Sampai sini paham ya senpai ?” Tanya Ayano.

“Tapi barusan yang berada di depan apartemen ku itu adalah teman sekelas ku Hige, tapi ketika di telepon dia tidak apa apa dan masih hidup...apa roh jahat juga bisa mengambil roh orang hidup ?” Tanya Ryuto.

“Tidak, roh jahat hanya bisa bergabung dengan roh orang mati menjadikan nya Ghist yang ganas, apalagi kalau roh itu masih punya dendam atau rasa benci terhadap orang tertentu. Hanya Ghist yang bisa mengambil roh orang hidup dan menelan nya.” Jawab Ayano.

Ryuto berpikir, tidak salah lagi, pria yang dulu menarik roh adik nya dari dalam tubuh nya adalah Ghist.

“Seperti yang ku bilang tadi, Ghist menggunakan segala macam cara untuk mencelakai manusia, itulah sebab nya ketika menyerang ke apartemen mu, dia meniru menjadi teman mu....mungkin awalnya dia melihat kalian berdua jalan di mana dan dia meniru nya.” Ujar Ayano.

“Hmm....aku mengerti....tapi, kenapa kamu bisa tahu semua ini ? siapa kamu sebenar nya ?” Tanya Ryuto.

“Aku sama seperti mu senpai, yatim piatu yang di tinggalkan sendirian di ruang bawah tanah....” Jawab Ayano.

“Kamu tahu kalau aku di tempatkan di ruang bawah tanah ?” Tanya Ryuto.

“Tahu persis, karena aku yang minta paman ku, Yamishiba Masato menjemput mu di desa mu....” Ujar Ayano.

“Hah...kamu keponakan sensei ? kok kamu bisa minta paman mu menjemput ku ? Memang saat itu kita sudah saling kenal ? kamu benar benar penguntit ya.....” Ujar Ryuto.

“Enak saja, bukan....aku bisa melihat masa depan, setiap keturunan grim memiliki kemampuan, kalau kamu senpai, kemampuan mu adalah senjata di kedua tangan mu, kalau aku sedikit berbeda....akan aku perlihatkan.” Balas Ayano.

Dia membuka topeng nya dan meletakkan nya di meja, Ryuto yang melihat nya kagum karena Ayano ternyata sangat cantik seperti model, tapi yang menjadi perhatian Ryuto adalah mata Ayano yang sama sepertinya hanya saja letak nya berbeda, mata Ayano yang berwarna berada di sebelah kanan, kemudian ada garis vertikal panjang di kening nya di antara kedua matanya yang terlihat sangat nyata dan menonjol.

“Um...kening mu terluka ya ?” Tanya Ryuto.

Ayano memejam kan matanya, tiba tiba garis di kening nya membuka, ternyata garis itu adalah sebuah mata vertikal yang pupil matanya berwarna silver dengan sisanya berwarna putih. Ayano membuka matanya,

“Mata ku ini bisa melihat masa depan....” Ayano menegaskan sambil menunjuk kening nya.

“Jadi kamu sudah melihat lebih dulu kejadian tadi ?” Tanya Ryuto.

Ayano mengangguk dengan wajah nya yang tanpa ekspresi. Kemudian mata ketiganya menutup kembali dan Ayano kembali mengenakan topeng nya.

“Kenapa kamu tidak menolong ku tadi ?” Tanya Ryuto.

“Karena aku sudah melihat kamu bisa mengatasi nya senpai, kalau aku tolong malah akan mengacaukan segalanya. Sekarang kamu harus belajar mengendalikan senjata di kedua tangan mu itu dan mengatasi ketakutan mu, seperti aku yang bisa memakai mata ketiga ku...” Jawab Ayano.

“Begitu ya.....kamu tahu tidak betapa takutnya aku tadi....sampai pingsan....” Ujar Ryuto.

“Aku tahu kok dan kalau bisa tolong ganti celana mu senpai, tadi ngompol kan ?” Tanya Ayano dengan wajah tanpa ekspresi.

Ryuto langsung menoleh melihat celana nya, wajahnya langsung menjadi merah dan dia berdiri kemudian berlari masuk ke kamar mandi untuk mencuci celana nya. Sementara itu di ruang tengah,

“Huffff.....akhirnya dia pergi.....hehehehe Ryuto san, suami ku.......mohon jaga aku ya, mulai sekarang....hehehehe.” Gumam Ayano sambil tersenyum sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!