“Tes....tes...tes...” Beberapa cairan menetes ke pipi Ryuto, karena merasa dingin dan sesuatu mengalir membasahi wajahnya,
“Ugh.....”
Ryuto terbangun dan membuka matanya, dia langsung terbelalak karena wajah Aida ada di depan nya sedang tersenyum lebar dengan pandangan kosong yang mengerikan sedang melihat wajah nya, darah menetes dari sisi mulutnya, membasahi pipi Ryuto.
“Ah.....”
Ryuto sadar, dia tertidur di pangkuan kaki Aida dan yang ada di pipinya adalah darah segar yang berasal dari mulutnya. “Waaaaaaaa.....” Ryuto berteriak dan bangun, dia langsung menjauh dari Aida dan membentur meja, “Pluk.” Sesuatu yang berada di atas meja menempel pada punggung nya, Ryuto menoleh perlahan dan melihat sebuah kepala yang adalah kepala Hige sedang menempel ke punggung nya dengan mata melihat ke atas. “Waaaaaaa......” Ryuto kembali merangkak menempel ke jendela kaca yang tertutup tirai, dia melihat kepala Hige berada di meja dan hantu Aida yang sedang menoleh melihat dirinya dengan mulut tersenyum lebar seperti bulan sabit.
“A...apa....ini.....apa yang terjadi.....” Gumam Ryuto.
Sebuah saputangan jatuh di hadapan nya, di dalam nya ada tulisan yang tidak kelihatan karena terlipat. Dengan gemetar Ryuto mengambil nya, dia membuka sapu tangan nya, di dalam nya ada tulisan menggunakan darah yang isinya,
“Aku sudah berhasil mengalahkan roh jahat yang menyerang mu, mana hadiah nya....”
Setelah membaca, Ryuto kembali melihat hantu Aida yang duduk di sebelah meja jauh di sebrang, sudah tidak ada di sana dan hanya ada kepala Hige yang tergeletak di meja, Ryuto langsung melihat sekeliling,
“Fiuuh...dia sudah tidak ada....”
Ryuto bersender ke jendela di belakang nya, kemudian dia mendongak ke atas. Matanya langsung melotot karena hantu Aida sedang berada di atas melihat diri nya dan tubuh nya merayap di langit langit.
“Aaaaaaaaa.........Kimeno san....ampun......kamu mau hadiah apa.....”
Aida merayap di langit langit kemudian turun ke jendela di sebelah Ryuto, kepalanya kembali menoleh melihat Ryuto sambil tersenyum lebar, setelah itu dia duduk di sebelah Ryuto dan tangan nya menunjuk ke punggung tangan Ryuto yang memakai sarung tangan.
“Eh....tangan ku ?” Tanya Ryuto.
Aida mengangguk tidak menjawab dan tetap tersenyum lebar. Dia menggerakkan kedua tangan nya seperti mengatakan kepada Ryuto untuk membuka sarung tangan nya. Ryuto mengerti, dia membuka sarung tangan nya, kemudian menjulurkan tangan yang punggung nya ada tanda lahir seperti luka bakar bersisik ke depan Aida. Langsung saja, hantu Aida menjulurkan kepalanya dan memasukkan tangan Ryuto ke dalam mulut nya.
“He..hei......” Ujar Ryuto ketakutan.
Tiba tiba tubuh hantu Aida di depan nya mengeluarkan cahaya terang, Aida berubah menjadi wujud aslinya ketika masih hidup dengan luka di lehernya yang sudah menutup, Ryuto tercengang dan mengamati tangan nya sendiri dengan terheran heran. Aida memegang tangan Ryuto dan tersenyum, kemudian dia menoleh dan melihat sebuah buku yang keluar dari tas Ryuto, dia mengambil nya dan membuka nya. Di halaman kosong, dia menulis menggunakan jari tangan nya, setelah selesai, dia memberikan nya pada Ryuto,
“Ryuto kun, terima kasih, satu satu nya keterikatan ku di dunia ini adalah aku ingin membalas pertolongan mu waktu aku di ganggu oleh preman di taman waktu itu, tapi sebelum aku mewujudkan nya, aku tertabrak truk dan meninggal, syukurlah kamu belum mengembalikan sapu tangan milik ku yang sangat berarti bagi ku, jadi aku bisa datang kesini dan menolong mu, sekarang aku sudah tidak punya keterikatan lagi di dunia, selamat tinggal Ryuto kun, teman dan sahabatku....”
Ryuto melihat Aida yang bertelut di depan nya dengan kedua tangan di pahanya, wajah Aida terlihat begitu tenang dan memejamkan mata, seberkas cahaya dari atas menyinari Aida, perlahan tubuh nya terangkat naik ke atas menembus atap dan menghilang. Ryuto tertegun melihat kejadian di depan nya, dia kembali melihat tangan nya, kemudian dia menoleh dan melihat kepala penuh darah di meja nya yang sudah tidak bergerak,
“Um....kalau kepala Hige bisa tidak ya seperti Kimeno san ?” Pikirnya.
Dengan mengumpulkan keberanian nya, dia mendekat ke meja di depan nya dan menjulurkan tangan nya ke kepala itu. Tapi, ketika tangan nya mendekati kepala, “Awww....” Dia merasakan sakit yang luar biasa di punggung tangan nya. Ternyata sebuah bilah panjang berbentuk sabit yang melengkung ke depan, keluar dari punggung tangan nya dan menancap di kepala itu. Kepala di meja itu bergetar dan berputar dengan cepat karena tertancap sabit yang keluar dari punggung tangan Ryuto, kepala itu lambat laun berubah menjadi tengkorak berwarna hitam yang mengerikan dan hancur menjadi abu. Setelah itu, Ryuto mengamati tangan nya, dia membuka tangan nya dan sabit dengan mata pisau berwarna merah masih mencuat keluar dari punggung tangan nya.
“Ta...tangan ku.....menjadi seperti ini ?” Tanya nya dalam hati.
Dia terus mengamati tangan nya yang mengeluarkan sabit yang terlihat tajam dan mengerikan. Ryuto memegang ujung nya kemudian mencoba menarik nya,
“Aw....sakit.....sabit ini sepertinya menyatu dengan tulang ku.....apa selamanya tangan ku akan seperti ini ?” Pikir nya.
Ryuto berusaha membungkus tangan nya menggunakan kain untuk menutupi sabitnya yang mencuat keluar, tiba tiba smartphone nya berbunyi, Ryuto mengambil smartphone nya di lantai dan melihat layarnya,
“Loh Hige ?” Tanya Ryuto setelah melihat siapa yang menelpon.
Walau agak sedikit ragu karena baru saja dia melenyapkan kepala Hige di meja, Ryuto memberanikan diri mengangkat telepon nya,
“Oi Ryuto, tadi kamu telepon ? ada apa ?” Tanya Hige di telepon.
“Ini benar kamu Hige ?” Tanya Ryuto.
“Hah....memang kamu pikir siapa ? tadi ada apa, maaf aku sedang makan di bawah...” Jawab Hige.
“Um...tidak apa apa, mungkin tadi tertekan saja....tapi benar kamu tidak apa apa dan baik baik saja ?” Tanya Ryuto lagi.
“Kamu ini bicara apa sih ? jelas aku tidak apa apa, kalaupun ada masalah, aku makan kebanyakan dan sekarang perut ku super kenyang....” Jawab Hige.
“Yap, aku yakin ini kamu.....” Ujar Ryuto.
“Apa sih dari tadi, kamu kenapa lagi sih ? ada yang aneh aneh lagi ?” Tanya Hige.
“Tidak apa apa....maaf sudah mengganggu ya.” Jawab Ryuto.
“Haaah....ya sudah, aku tutup ya, sampai besok di sekolah....” Balas Hige.
“Iya sampai besok....” Balas Ryuto.
Kemudian dia menutup smartphone nya dan bertambah bingung, kalau Hige baik baik saja, kepala yang barusan ada di meja milik siapa pikirnya. Selagi merenung sambil memegangi tangan nya yang di bungkus kain, “Sreeg.” Tiba tiba jendela nya terbuka dan tirainya tergerai karena tertiup angin. Ryuto menoleh dan melihat ke arah jendela, dia melihat ada seorang gadis berdiri di jendela dan masuk ke dalam apartemen nya, gadis itu kemudian menutup kembali jendela nya dan merapatkan kembali tirai nya.
“Siapa kamu ? kenapa kamu masuk ke apartemen ku ?” Teriak Ryuto karena tahu yang ada di depan nya manusia.
Gadis itu menoleh melihat Ryuto dengan pandangan dingin tanpa eskpresi kemudian berjalan ke dapur nya, dia mengambil gelas, kemudian dia membuka kulkas dan mengambil susu. Dia mengisi gelasnya dengan susu, kemudian dia dengan santai berjalan ke meja dan duduk. Dengan tenang dia meminum susu nya seakan akan berada di rumah sendiri. Ryuto melihat gadis itu cukup aneh, dia tidak bisa melihat jelas wajah nya karena bagian hidung sampai kening nya tertutup topeng, bagian matanya juga tertutup kaca hitam tembus pandang dan tubuhnya yang sangat seksi di balut seragam sekolah yang sama dengan seragam sekolah dirinya. Gadis itu membawa sebuah pedang katana yang di gantung menyilang di punggung nya.
“Hei...siapa kamu ?” Tanya Ryuto sekali lagi.
“Tanzaki Ayano.....” Jawab gadis itu dengan tenang dan singkat sambil menyeruput minuman nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments