Keiko mendongak, kepalanya berputar putar dengan kencang di iringi suara tawa yang mengerikan. Dia menyerang Yae yang maju lebih dulu menggunakan lengan nya yang berubah menjadi panjang seperti cambuk. Yae menghindarinya dengan sigap dan lincah, kemudian dia melompat dan mendekap tubuh Keiko di udara. Tangan nya memegang kepala Keiko yang berputar dan menghentikan nya.
Kemudian Yae menarik bayangan hitam yang mengerikan keluar dari kepala Keiko, dia melemparkan bayangan itu ke bawah, Jirou yang berada di belakang nya maju menginjak banyangan yang berbentuk wanita dengan rambut seperti landak dan memiliki tangan dengan cakar yang besar dengan wajah yang mengerikan. Yae menangkap tubuh Keiko dan meletakkannya di sofa, kemudian dia melompat dan menginjak kepala wanita bayangan hitam itu.
Gheist wanita berambut landak itu langsung menghilang ketika di injak Yae, Jirou berlari ke sofa untuk memeriksa Keiko yang sudah tidak bernafas, Yae menghampiri Jirou sambil menuntun roh Keiko yang ada di sana, kemudian roh Keiko yang melihat tubuhnya, kembali masuk ke dalam tubuhnya melalui pusar di perutnya. Setelah rohnya masuk kembali, “Gasp..” Keiko langsung tersadar kembali dengan mata yang melotot, dia langsung duduk dan melihat Jirou kemudian memeluknya. Yae berjalan menuju saklar yang berada di sebelah pintu untuk menyalakan lampunya.
Ketika Yae menyalakan lampu, barulah mereka melihat kalau seisi ruangan tengah rumah Keiko menjadi berantakan, beberapa sofa terguling, meja terbali, lemari tumbang dan lainnya. Di dinding ada banyak darah berbentuk telapak tangan, seperti memang sengaja di cap di sana dalam jumlah banyak. Jirou yang sedang menghadap pintu ruang tengah kaget,
“Aneki.....awas....” Teriak Jirou.
“Eh....” Yae menoleh kebelakang.
Ternyata di belakang Yae sudah berdiri seorang pria berpakaian ksatria jaman dulu yang tubuhnya di selimuti aura bayangan hitam yang mengerikan, mengenakan helm ksatria nya sedang melihat Yae yang ada di bawah nya. Tangan pria itu langsung menghujam tubuh Yae dari belakang dan menembusnya ke depan.
“Aneki....” Teriak Jirou.
“Lari......Jirou....” Ujar Yae yang tubuhnya tertembus oleh tangan pria itu.
Pria itu menarik tangan nya dari tubuh Yae dan menarik roh Yae keluar dari tubuh nya, kemudian helm nya terbuka seperti mulut yang penuh dengan gigi tajam, air liur yang menetes di dalam nya dan gusi yang merah seperti darah. Roh Yae yang di genggam nya langsung di masukkan kemulut nya kepala duluan, kemudian seperti makan mie, dia menarik sisa tubuh Yae masuk ke dalam mulutnya dan mulutnya menutup kembali.
“Anekiiii........” Teriak Jirou yang melompat menyerang pria itu.
Pria itu menoleh dan langsung menangkap leher Jirou yang maju menyerang nya, ketika pria itu mau bertindak, Keiko memukul pria itu menggunakan vas yang dia ambil di meja sampai pecah. Pria itu menoleh melihat Keiko dan mengibaskan tangan nya sampai Keiko terpental membentur jendela dan terjatuh keluar karena kacanya pecah.
“KEI....” Teriak Jirou yang melihat Keiko terpental.
Dengan sekuat tenaga, dia melepaskan tangan pria yang mencekiknya, pria itu terkejut karena melihat kulit Jirou berubah menjadi merah karena amarah nya yang besar, ketika Jirou menyerang nya, pria itu melompat mundur dan langsung melompat keluar rumah kemudian menghilang. Jirou yang masih terengah engah, berniat mengejarnya, tapi Keiko yang sudah masuk lagi ke dalam memeluk pinggangnya dari belakang, mencegah Jirou mengejarnya sambil menagis.
Jirou menoleh, kulitnya berangsur angsung berubah menjadi biru kembali dan dia berubah menjadi wujud manusianya, kemudian dia berlutut di hadapan tubuh Yae yang sudah kembali ke wujud manusianya dan sudah kaku tidak bergerak.
“Aneki......jangan tinggalkan aku aneki........” Teriak Jirou.
“Jirou......hik...hik...Jirou.....” Keiko memeluk Jirou dari belakang dan menangis.
“Aaaaaaaaaaaaaaa.......” Jirou berteriak histeris sambil memeluk tubuh Yae.
Setelah Jirou dan Keiko tenang, polisi datang ke rumah, mereka menemukan papa dan mama Keiko meninggal di dapur tanpa sebab yang jelas. Ambulans yang datang mengambil tubuh papa dan mama Keiko, juga tubuh Yae untuk di bawa ke rumah sakit. Jirou dan Keiko yang melihat nya terus berpelukan tanpa bisa berbuat apa apa.
Dua hari setelahnya, pihak rumah sakit mengumumkan kalau papa mama Keiko dan Yae di nyatakan sudah meninggal. Jirou dan Keiko mendadak tidak punya kerabat, mereka di nyatakan sebagai yatim piatu, tapi Jirou menolak bantuan dari pemerintah yang akan mencarikan dirinya dan Keiko keluarga baru. Akhirnya Keiko memutuskan untuk menjual rumah nya karena dia di tunjuk sebagai ahli waris ke negara dan tinggal bersama Jirou di rumah nya yang merupakan sebuah kuil. Sejak itu, mereka berdua mencari cara untuk membebaskan roh Yae dan orang tua Keiko dengan membunuh Gheist yang memakan mereka.
*****
“Berarti....yang memakan orang tua Keiko senpai bukan yang kakak Jirou bunuh ?” Tanya Ayano.
“Ya, yang memakan mereka sama dengan yang memakan aneki...itu sudah jelas.” Jawab Jirou.
Ryuto berpikir setelah mendengar cerita Jirou, dia yakin kalau pria yang di cari Jirou dan Keiko adalah pria yang sama dengan pria yang mengambil roh adik nya dari tubuh nya dulu. Ryuto menunduk, pikiran nya di penuhi rasa takut, tapi dia melihat Jirou yang bukan nya takut malah terbakar ingin membalas dendam. Kedua tangan Ryuto gemetar, tapi kemudian, dia menggenggam kedua tangan nya. Dia langsung menoleh kepada Jirou.
“Senpai, tolong bantu aku menghilangkan ketakutan dan trauma ku.....” Teriak Ryuto.
“Hah....kamu kesambet apa....” Ujar Jirou kaget.
Tapi Jirou melihat mata Ryuto yang terlihat memiliki tekad untuk berubah, dia tersenyum.
“Ok, datang ke kuil ku, kita latihan disana....” Ujar Jirou.
“Baik senpai....” Balas Ryuto.
Tiba tiba, “Sreeeg.” Pintu di geser, Keiko datang dengan nafas terengah engah di susul Megumi di belakang nya yang juga terengah engah.
“Ji...Jirou.......gawat.....” Ujar Keiko.
“Oi Kei...tenang dulu.....gendut, tolong tutup pintunya....”
Hige berdiri dan menutup pintu, Ayano menyuruh Keiko dan Megumi duduk di sofa, kemudian mengambilkan teh yang sudah dia seduh. Ketika Keiko dan Megumi sudah minum dan tenang kembali,
“Gawat, polisi mencari Higeki kun.....kita sepertinya harus pergi dari sini.” Ujar Keiko.
“Hah....kok bisa ? sudah ketahuan secepat itu kejadian di gudang tadi pagi ?” Tanya Jirou.
“Bukan itu....polisi datang karena Higeki kun di duga membunuh papa, mama dan kakak nya di rumah nya.....” Jawab Keiko.
“Apaaa ? aku melakukan apa ?” Teriak Hige sambil berdiri.
“Tenang dulu Higeki kun.....sebaiknya kamu lihat ini....” Ujar Megumi yang berdiri di depan Hige sambil memperlihatkan smartphone nya.
Ternyata Megumi memperlihatkan rekaman siaran berita yang direkam nya. Seorang tetangga melaporkan ke polisi karena mencium bau darah yang menyengat dari rumah tetangganya. Polisi datang kemudian masuk ke dalam rumah, disana mereka menemukan 3 kepala dan banyak potongan tubuh di dalam kulkas sedangkan tempat pemotongan nya di duga di ruang tengah yang penuh dengan bekas genangan darah yang sudah kental dan sebagian sudah mengering. Melihat berita di smartphone megumi, Hige langsung terduduk lemas, dia menangis tersedu sedu sambil menampar pipinya sendiri. Megumi dan Keiko berusaha menenangkan nya. Ryuto, Ayano dan Jirou hanya bisa menunduk melihat Hige yang menangis di depan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Solomon72
lanjuttttt, sambil mampir 😗😗
2023-08-10
0