Chapter 5

Sementara di dalam ruangan lab biologi lama, setelah Ryuto dan Hige keluar dari ruangan, ketiganya mulai berdiskusi,

“Keiko senpai, yang di katakan Ayano chan benar dia kan ?” Tanya Megumi.

“Ya, aku melihat sendiri dia bisa melihat hantu yang mengikuti Nino sensei tadi.” Jawab Keiko.

“Hei Kei, siapa sih Ayano chan ? kenapa kalian berdua percaya sekali dengan nya ?” Tanya Jirou.

“Ah benar juga, kamu belum kenal ya Jirou....dia kelas 1 dan anak pindahan yang baru masuk tiga hari lalu....” Jawab Keiko.

“Hah....kamu rekrut dia ?” Tanya Jirou.

“Tidak, dia datang menemui ku mencari Ryuto senpai, aneh nya dia tahu aku ketua club ini ketika menghampiri ku.... tapi ketika aku bilang tidak ada anggota bernama Ryuto, dia minta bergabung kemudian minta pada ku untuk merekrut Ryuto kun, itulah sebabnya aku menyelidiki nya tadi.” Jawab Keiko.

“Aku sih memang sudah tahu kalau Ryuto kun bisa melihat gaib dari kelas 1 karena aku sekelas dengan nya, aku bisa merasakan kalau ada roh atau hantu di sekitar ku dan kalau aku menoleh melihat ke arah yang ku rasakan, Ryuto kun juga pasti menoleh ke arah yang sama dan kemudian dia memalingkan kembali wajah nya seperti ketakutan. Dia sedikit aneh dan tertutup, walau tampan.” Ujar Megumi.

“Hahaha begitu ya....tapi Ayano chan benar benar aneh, dia mengatakan kalau Ryuto kun akan kesini hari ini bersama seorang teman nya yang gemuk dan itu sudah terjadi....seperti nya dia bisa melihat masa depan dan mungkin dia mengarahkan kita. Selain itu, penampilan Ayano chan sedikit nyentrik, memakai topeng seperti topeng opera yang menutupi separuh wajah bagian atasnya dan selalu membawa katana.” Tambah Keiko.

“Huh....Ryuto yang barusan datang juga aneh, memakai sarung tangan padahal sudah mau musim panas....sudah jelas dia menyembunyikan sesuatu.” Ujar Jirou.

“Yah kalau benar yang di katakan Ayano chan, Ryuto kun adalah anggota kita yang terhebat hehe....” Balas Keiko.

“Hah lihat saja nanti, melihat dia yang pengecut begitu, aku tidak yakin.” Balas Jirou.

“Sudahlah Keiko senpai, Jirou senpai, yang penting tujuan kita sama....” Balas Megumi.

“Hehe kamu benar Megu chan....” Balas Keiko.

*****

Malam harinya, Ryuto sudah kembali ke apartemen nya. Setelah selesai mandi dan makan malam, dia berbaring di tempat tidur sambil menatap ke langit langit. Dia benar benar memikirkan ajakan Keiko dan kata kata Jirou tadi siang.

“Club penelitian hal gaib dan paranormal.......aku justru menghindari bersinggungan dengan hal gaib.....tapi, mau sampai kapan terus terusan seperti ini....” Pikir Ryuto di hatinya.

Dia merenung, hati nya benar benar bergejolak, di satu sisi dia ingin bergabung untuk mengetahui tentang dirinya sendiri dan menyelamatkan adik nya, tapi di sisi lain, ketakutan menghantui nya. Ryuto membuka sarung tangan nya dan melihat tanda lahirnya, dia mengangkat tangan nya dan melihat nya. Selagi merenung, “Ding dong.” Bel unit apartemen nya berbunyi.

“Siapa malam malam begini ?” Tanya Ryuto.

“Ding dong.” Bel berbunyi sekali lagi, Ryuto turun dari tempat tidur nya kemudian berjalan keluar dari kamar. “Ding dong.” Bel kembali di bunyikan, Ryuto bergegas menuju pintu, dia mengintip dari lubang, tapi dia tidak melihat seorang pun di balik pintu. “Ding dong.” Ryuto yang mengintip semakin bingung, tidak ada orang tapi bel berbunyi. Akhirnya dia mundur perlahan menjauhi pintu sambil terus melihatnya, “Duk duk duk druduk druduk...” Pintu apartemennya di ketuk berkali kali dengan kencang, suasana jadi mencekam, Ryuto mengambil sapu yang ada di dekatnya dan bersiaga. Pintu terus di ketuk dengan kencang, setelah beberapa saat, tiba tiba ketukan nya berhenti,

“Siapa ?” Ryuto memberanikan diri berteriak.

Tidak ada jawaban dari luar, Ryuto melihat ke bawah pintunya, terlihat kabut hitam pekat sedang berusaha masuk, Ryuto yang panik menjatuhkan rak sepatunya untuk mengganjal bagian bawah pintu. Dingin merasuki tubuh Ryuto, perasaan yang dia rasakan saat ini mengingatkan kejadian dulu sewaktu pria berpakaian ksatria berdarah itu mengambil roh adik nya persis di depan matanya.

“Pe..perasaan ini.....ga..gawat...aku harus meminta bantuan seseorang.....tapi siapa.” Ujar Ryuto dalam hati.

Ryuto mundur ke dalam ruang tengah, tanpa sengaja dia membentur meja di belakang nya, smartphone yang di taruh di meja terjatuh. Ryuto melihat smartphone nya, dengan perlahan dan gemetar dia jongkok mengambil smartphone di lantai. Dia berdiri dan menekan smartphone nya, mencari orang yang bisa di hubungi di kontak nya. Pertama dia mencoba menghubungi dosen yang mengadopsi nya,

“Nomor yang anda tuju berada di luar servis area...”

Mendengar suara operator, Ryuto memutus telepon nya kemudian mencari nama di buku telepon nya yang jumlah nya masih bisa di hitung jari,

“Aduh.....siapa....ah....Hige.” Ujar Ryuto.

Dia menekan nomor Hige, “Tuuuut.....tuuuut.....tuuuut....” Telepon tersambung tapi belum di angkat, “Kriiiing.....kriiing.....kriiing....” Ryuto kaget, dia mendengar dering smartphone milik Hige berada di balik pintu apartemen nya. Dia langsung menjatuhkan smartphone nya.

“Di depan unitku....Hige ?”

“Ckluk....krsssssss.....krssssssss....” Ryuto melihat smartphone yang dia jatuhkan ke lantai tersambung dan speakernya menyala, tapi tidak terdengar suara apa apa hanya suara mendesis seperti sedang ada gangguan. Karena Ryuto menelpon menggunakan aplikasi pesan, tiba tiba panggilan telepon nya berubah menjadi panggilan video. Di dalam video, memperlihatkan bagian luar pintu apartemennya, tapi tidak ada orang sama sekali dan tidak terlihat apa apa. Ryuto mundur sambil terus melihat panggilan video nya, dia menoleh melihat ke pintu, Ryuto kembali mendekat ke smartphone nya,

“Halo ?” Ucap nya.

Video tetap menampilkan gambar yang sama seperti sebelum nya dan tidak bergerak sama sekali. Ryuto menekan tombol merah untuk mengakhiri pembicaraan di smartphone nya tapi video masih terus tersambung. Dia mengambil smartphone nya dari lantai dan berusaha mematikan smartphone nya. Tiba tiba, gambar di video berputar dan memperlihatkan orang yang memegang smartphone di luar.

“Gaaaah....” Dengan reflek, Ryuto melepaskan smartphone nya jatuh ke lantai. Ryuto melihat wajah besar Hige yang terbalik, mata di bawah, mulut di atas dan leher yang sudah terputus, mata Hige berlubang dan mengeluarkan darah seperti sedang menangis, sedangkan mulutnya ternganga sambil tersenyum mengerikan.

“Ryu....to......buka....pintu....” Terdengar suara lirih yang terdengar sangat berat dan mengerikan.

“Ti..tidak mungkin....Hige.....” Ujar Ryuto yang mundur terduduk merapat ke dinding sambil memegang sapu.

Suasana kembali mencekam, pintu kembali di ketuk dengan kencang, kabut hitam berusaha masuk ke dalam apartemen nya. Sedangkan Hige terus memohon di panggilan video supaya di bukakan pintu. Ryuto menjadi semakin ketakutan,

“Siapa saja.......tolong.......aku mohon....tolong......” Gumam nya dengan suara gemetar.

Tiba tiba isi tas miliknya yang berada di meja keluar berjatuhan ke bawah meja, sebuah sapu tangan melayang keluar dari dalam tas dan menghampiri Ryuto.

“Aaaah....ampuuun....” Teriak Ryuto melihat sapu tangan itu melayang di depan wajah nya.

Sapu tangan itu membuka, sebuah tulisan berwarna merah muncul tertulis di sapu tangan itu.

“Panggil aku.....aku pemilik saputangan ini....” Begitu isi tulisan nya.

Ryuto membacanya, dia memperhatikan sapu tangan yang melayang di depan nya, barulah dia menyadari kalau sapu tangan itu milik Aida, siswi yang meninggal sebulan lalu dan duduk di sebelah nya, dia pernah membantu Ryuto yang kehujanan dan meminjamkan sapu tangan nya, ketika Ryuto berniat mengembalikan nya, Aida sudah meninggal.

“Kimeno san ? sapu tangan Kimeno san ?” Tanya Ryuto.

“Hihihihihihi.....” Terdengar suara tawa seorang gadis yang mengerikan menggema di ruang tengah nya.

Tiba tiba lampu di dalam ruangan yang memang sudah remang remang mendadak mati. Tapi tidak lama kemudian menyala lagi, Ryuto yang terseder di dinding langsung berteriak ketika lampu menyala.

“Aaaaaaaaaa.........”

Di depannya, Kimeno Aida, teman sekelas nya berdiri tegak sedang menatap dirinya dengan leher yang terkoyak separuh dan darah yang keluar seperti air mengalir dari luka di lehernya, wajah nya tersenyum lebar dan terlihat sangat pucat dengan rambut panjang berantakan.

“Ki...Kimeno san..........ke...kenapa ada di rumah ku......” Ujar Ryuto yang gemetar ketakutan.

Roh Aida tidak menjawab, kepalanya berputar menoleh melihat ke pintu walau tubuh nya menghadap kepada Ryuto, kemudian dia terjatuh di topang kedua tangan nya dan kaki nya, tubuhnya berbalik dan merangkak menuju pintu. Pemandangan di depannya sangat mengerikan, membuat Ryuto yang sudah sangat ketakutan sampai membasahi celananya sendiri kemudian tidak sadarkan diri.

Terpopuler

Comments

rara ayu

rara ayu

sangat keren

2023-08-17

0

lilhyanaaaa

lilhyanaaaa

Aku sangat menikmati setiap halaman, keep it up thor!

2023-08-09

0

Sokkheng 168898

Sokkheng 168898

Wah seru banget!

2023-08-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!