Rahasia Buku Usang

Rahasia Buku Usang

Part 1 - Harga Diri

Semua siswa mulai berlarian menuju mading sekolah setelah mendengar pengumunan nilai penaikan kelas telah keluar. Mereka saling mendorong agar bisa berada di barisan paling depan. Begitupun dengan Keinna, yang berusaha menerobos kerumunan demi melihat nilainya untuk ujian kali ini.

Senyuman gadis itu mengembang sempurna ketika melihat namanya ada di urutan pertama sebagai siswa dengan nilai tertinggi. Ini artinya beasiswa yang dia dapatkan tidak hilang dan dia punya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan meski tanpa dampingan orang tua.

Tubuh Keinna yang semula tepat berada di depan mading, kini terhempas keluar dari kerumunan karena ulah seseorang. Keinna terjatuh ke lantai sehingga siku gadis itu berdarah akibat bergesekan dengan pasir yang dibawa oleh para sepatu siswa.

"Cuma luka goresan aja," gumam Keinna.

Gadis bernama lengkap Keinna Parker itu lansung berdiri dan merapikan seragam sekolahnya. Tepat saat Keinna berdiri tegak, primadona sekolah dan antek-ateknya datang dengan tatapan sinis. Gadis itu pula lah yang tadi menghempaskan tubuh Keinna kasar.

"Ka-kalian mau apa?" tanya Keinna.

"Lo masih berani bertanya setelah apa yang lo lakuin hah!" bentak Yolanda, primado sekolah yang ditakuti banyak siswa, terlebih ayah gadis itu salah satu donatur tetap di sekolah The Immortal tersebut.

"Ma-maaf Yola, gue pertahanin nilai karena masih mau sekolah di ...."

"Bawa dia ke gudang!" perintah Yolanda pada teman-temannya.

Keinna memberontak, gadis itu tidak ingin ikut bersama Yolanda. Setiap kali dia dibawa ke gudang, maka tubuhnya terluka. Mental Keinna selalu diuji setiap pengumuman nilai tiba, sebab Yolanda benci orang yang mempunyai nilai lebih tinggi dari gadis itu, apa lagi jika yang mengalahkan adalah siswa dengan ekonomi kelas rendahan seperti Keinna.

"Lepasin gue! Kalian nggak berhak hukum gue kayak gini!" teriak Keinna, berharap ada yang menolongnya dari kejahatan yang selalu Yolanda lakukan terhadapnya.

Namun, teriakan itu hanya sia-sia belaka. Semua siswa hanya menatap tanpa melakukan apapun untuk Keinna. Tubuh gadis itu dihempaskan ke dalam gudang, sehingga tubuhnya terjatuh tepat di kaki mulus Yolanda.

"M-maafin gue Yola. Gue butuh beasiswa ini buat bertahan hidup, makanya nggak bisa ngalah," ucap Keinna memohon di kaki Yolanda, tetapi gadis itu tampak angkuh. Bahkan tanpa perasaan mendorong tubuh Keinna dengan kakinya.

"Gue udah peringatin lo jauh-jauh hari, tapi lo nggak ada kapoknya. Dasar sampah!" bentak Yolanda. Gadis itu menunduk lalu mencengkram dagu Keinna beralaskan sapu tangan yang diberikan Oliv.

"Lo punya uang, lo bisa dapatin segalanya bahkan tanpa nilai, Yola. Sekali aja, tolong beri gue kesempatan hidup tenang," ucap Keinna dengan lelehan air mata di pipinya, tetapi itu tidak bisa mengambil hati Yolanda yang mempunyai sikap angkuh dan sombong.

"Itu salah lo karena lahir dari orang tua nggak bertanggung jawab. Mamah lo pelacur dan ayah lo pengedar narkoba yang bangkrut." Yolanda senyum meremahkan.

Gadis itu mengkode teman-temannya agar melakukan apa yang telah mereka rencanakan sebelumnya. Sebab Yolanda sudah menebak hari ini akan terjadi. Keinna tidak akan mengalah apapun ancamannya, itulah yang membuat Yolanda membenci Keinna.

Oliv dan Alin tampak menyeringai, kedua gadis itu lantas mempersiapkan kamera. Oliv memegangi kamera tersebut, sementara Alin dan Yolanda menghampiri Keinna. Menyeret gadis itu menuju sudut ruangan sekuat tenanga, karena Keinna terus memberontak tanpa henti.

"Ap-apa yang kalian lakukan?"

"Membuatmu jera." Yolanda menyeringai licik. Gadis itu mengikat kedua tangan Keinna dibantu oleh Alin, setelahnya melucuti satu persatu seragam yang dikenakan oleh Keinna hingga yang tersisa hanya pakaian dalam saja. Saat itu juga, Keinna menangis. Gadis itu merasa malu, rasanya dia ingin mengakhiri hidupnya detik itu juga.

Aksi pelec*ehan yang dilakukan Yolanda dan kedua temannya berlangsung cukup lama, sebelum akhirnya ikatan ditubuh Keinna dilepas. Saat itulah gadis itu kembali memakai seragamnya.

"Gila-gila, ide lo emang berlian, Yola. Kalau kita sebar ini ke situs sekolah, pasti ramai banget," ucap Oliv.

"Tunggu apa lagi, sana pergi!" Usir Yolanda pada Keinna yang mematung setelah memakai seragamnya.

Bukannya pergi, Keinna malah berlutut di depan Yolanda, Oliv dan Alin. Gadis dengan rambut ekor kuda itu menyatukan kedua tangannya dengan tatapan memohon dan keputusasaan.

"Gue mohon hapus video itu, gue janji nggak bakal bantah kalian lagi."

"Punya jaminan apa lo?" tanya Yolanda.

"Gue mohon hapus videonya. Gue bakal jadi pelayan kalian. Ngerjain tugas-tugas kalian dan nggak bakal ngisi jawaban dengan tepat saat ujian berikutnya," ucap Keinna penuh keputusaaan.

Selain harga diri, gadis itu tidak punya apa-apa lagi, dan jika sekarang harga diri itu pun hilang. Maka Keinna sudah tidak pantas berada di dunia yang hanya memihak orang-orang berkuasa.

"Yolanda!" teriak Keinna ketika ketiga gadis itu pergi tanpa mengatakan apapun. Dengan langkah tertatih, Keinna berusaha mengejar mereka, tetapi tubuhnya tidak kuat. Rasa sakit di pipi dan tangannya karena pukulan Yolanda dan Alin mulai menjalar ke seluruh tubuh.

Keinna ambruk tepat di depan gudang sekolah yang jarang dikunjungi oleh pihak sekolah maupun siswa. Tidak ada yang menolong gadis tersebut, bahkan Keinna bangkit sendiri setelah menguasai rasa sakitnya.

"Kenapa hidup aku harus kayak gini? Kalian kemana? Apa kalian nggak pernah harepin kehadiran aku di dunia?" tanya Keinna entah pada siapa, intinya sekarang dia sudah tidak mampu untuk hidup lebih lama lagi.

Dengan sisa tenaga yang ada, Keinna terus berjalan di koridor yang sepi hingga akhirnya sampai pada keremunan orang-orang yang menatapnya seolah jijik dan merendahkan. Keinna mengedarkan pandangannya ke arah lain, semuanya sama. Mereka menatap sambil saling berbisik.

"Kalian kenapa?" tanya Keinna.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan yang Keinna lontarkan, membuat gadis itu nekat merebut ponsel yang menjadi pusat perhatian mereka. Jantung Keinna berdetak sangat cepat, matanya memerah melihat apa yang mereka lihat sejak tadi.

"Nggak itu bukan gue, itu orang lain!" teriak Keinna histeris. Gadis itu terus berlari tanpa arah. Di otaknya hanya menjauh dari manusia yang kini menatapnya jijik dan tidak punya harga diri. Video yang beberapa menit lalu yang tengah Yolanda ambil kini telah tersebar di seluruh lingkungan sekolah The Immortal.

"Ap-apa yang harus aku lakukan? Itu bukan aku. Yolanda nggak mungkin sejahat itu," ucap Keinna dengan wajah linglungnya. Gadis itu tengah bersembunyi di antara rak-rak buku setinggi dua meter. Kini Keinna berada di perpustakaan sekolah, ruangan yang sangat jarang siswa kunjungi. Hanya orang-orang yang tidak mampu membeli buku pelajaran seperti Keinna yang akan berkunjung ke sana.

Di dalam perpustakaan itu, Keinna menangis sejadi-jadinya hingga hilang harapan dan memutuskan untuk mengakhiri hidup yang sudah tidak berati untuknya lagi.

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

👣👣👣

2024-01-16

0

Eva Karmita

Eva Karmita

aku mampir otor, semoga ceritanya ngak Ngantung macam pak Iky 😔🙏

2023-08-23

0

suharyantik

suharyantik

ceritanya kok begitu menyedihkan hati ya Thor kasian😟

2023-08-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!