Part 5 ~ Pria Aneh

Keinna buru-buru menyembunyikan buku usang yang berada di pangkuannya, lantaran mendengar suara ketukan pintu yang tidak sabaran. Gadis itu lantas berdiri lalu menarik handel pintu. Tersenyum ramah pada pria paruh baya yang sangat mirip dengan Leon.

"Daddy?" sapa Keinna seolah-olah tidak terjadi apa-apa meski terkejut Nathan datang berkunjung ke kamarnya. Yang lebih aneh lagi, saat pria paruh baya itu memeluk Keinna dan mencium bibirnya.

"Akhir-akhir ini kamu aneh, Sayang. Apa ada masalah?" tanya Nathan tanpa melepaskan pelukannya, padahal Keinna mulai risih.

"Ng-ngak Dad, cuma Yola akhir-akhir ini sibuk di sekolah. Ada siswa yang bisa mengalahkan nilai Yola." Keinna berusaha lepas dari pelukan pria paruh baya itu, bertepatan Leon datang dengan wajah datarnya.

"Kenapa kalian lama? Mommy sudah menunggu sejak tadi," celetuk Leon, menarik kasar tangan Keinna dan meninggalkan Nathan seorang diri.

"Leon, jangan terlalu kasar sama adik kamu!" tegur Nathan, berhasil menghentikan langkah Leon dan Keinna yang hampir menyentuh anak tangga. Pria tampan itu berbalik.

"Bahkan bersikap baik aja disangka jahat, apa dia berlian di mata, Daddy? Dia hanya anak ...."

"Leon, ayo makan, Nak!" panggil Niken yang berada di depan tangga, mencegah Leon mengucapkan kalimat yang dibenci olehnya dan Nathan.

Sementara Keinna yang melihat perdebatan kecil itu berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi di keluarga Yolanda, dan rahasia apa yang sebenarnya perlu dia bongkar di rumah mewah ini. Keinna berjalan dalam diam menuju ruang makan bersama keluarga besar Yolanda.

Menyantap makanan mewah yang selalu dia dapatkan di rumah ini tanpa memikirkan harus irit agar bisa makan keesokan harinya. Berbeda di tempat lain, yakni di rumah berlantai satu yang tidak terlalu besar. Seorang gadis tengah berbaring di atas ranjang dengan kasur tipis sebagai pengalasnya. Gadis itu tidak lain adalah Yolanda, perutnya sejak tadi berbunyi tapi tidak tahu harus makan apa.

"Sial, sampai kapan aku harus hidup miskin seperti ini? Ini bukan tempat aku!" gerutunya tidak terima dengan tangan mengepal hebat. Pancaran mata Yolanda menyiratkan kebencian yang sangat besar untuk Keinna. Gadis itu menunggu waktu yang pas untuk membalas perbuatan Keinna yang berani mempermainkan hidupnya.

"Kau mau hidup sebagai Yola bukan? Maka kau harus menanggung semua kesalahan yang diperbuatnya." Yolanda senyum sinis, terlintas sebuah rencana yang bisa menghancurkan Keinna dalam tubuhnya.

Namun, sebelum melaksanakan rencana busuknya, Yolanda memikirkan cara agar bisa menghasilkan uang yang banyak dalam waktu cepat.

***

Usai makan malam dengan tenang, Keinna kembali ke kamarnya dan mendapati cahaya yang berasal dari laci tempat dia menyimpan buku usang tersebut. Buru-buru Keinna mengunci pintu kamarnya dan mengambil buku yang bisa dipastikan akan memberikan sebuah petunjuk akan hal yang mungkin harus dia lakukan.

Jam 7 pagi, berkunjunglah ke halaman belakang rumah ini sebelum melakukan satu kebaikan di luar rumah

Keinna terus membaca sederet kalimat itu, berusaha mencerna apa maksud dari tulisan yang kian memudar setiap detiknya.

"Halaman belakang? Bukannya itu tempat terlarang di rumah ini?" gumam Keinna, tetapi memantapkan hatinya akan berkunjung esok hari, terlebih besok adalah hari libur. Di mana Keinna mempunyai banyak waktu di rumah mewah tersebut.

Tidak ingin melewatkan waktu yang diberikan oleh buku usang tersebut, Keinna bergegas tidur setelah mengerjakan beberapa tugas juga mempelajari ulang apa yang dia dapatkan di sekolah. Namun, baru saja Keinna akan menutup mata, suara ketukan pintu kembali terdengar sehingga mau tidak mau Keinna membukanya.

"Da-daddy? Bukannya Daddy udah pergi tadi?" tanya Keinna dengan mata membola. Usai makan malam tadi, Nathan berpamitan pada Niken bahwa ada perjalanan bisnis ke luar kota.

"Bagaimana Daddy bisa pergi? Jika gadis yang daddy sayang ada di sini, hm?" sahut Nathan, menarik pinggang Keinna sehingga membuat gadis itu terkejut.

Merasa risih, Keinna lantas mendorong tubuh kekar pria paruh baya itu. Meski Nathan adalah daddy Yolanda, Keinna risih dan merasa dilecehkan akan perlakuan pria itu.

"Kamu nggak mau disentuh sama daddy?"

"Bu-bukan begitu, Dad. Tapi Yola ngantuk, kalau nggak tidur cepat, bakal sakit kepala," kilah Keinna.

Namun, tampaknya Nathan tidak peduli, terbukti pria itu menutup pintu kamar lalu menanggalkan jas yang menempel di tubuhnya. Merasa dalam bahaya, Keinna memundurkan langkahnya, diam-diam mengambil ponsel yang kebetulan tergeletak di meja rias. Keinna mendial nomor seseorang secara acak.

"Da-daddy, Yola pusing!" Keluh Keinna setelah sambungan telpon terhubung. Namun, kode itu tidak berlangsung lama lantaran tubuhnya di dorong hingga terjerambah di sofa panjang. Piyama satin yang Keinna kenakan tersingkap hingga pangkal paha, membuat Nathan menyeringai licik.

Keinna memejamkan matanya ketika Nathan semakin mengikis jarak di antara mereka. Tepat saat bibir tebal itu hampir mendarat di bibir manis Yolanda, pintu terbuka lebar disertai suara cukup nyaring.

"Daddy!" tegur Leon. "Apa yang Daddy lakukan?"

"Daddy cuma mau mastiin adik kamu baik-baik saja. Selama beberapa hari dia terus bersamamu. Daddy tahu kamu membencinya," sahut Nathan yang langsung berdiri ketika Leon datang, begitupun dengan Keinna yang salah tingkah.

"Leon membencinya, tapi Leon nggak mungkin nyakitin dia karena dia adik Leon. Jadi keluarlah dan temui mommy!" usir Leon.

"Jaga adikmu baik-baik," ucap Nathan dan berlalu pergi.

Sementara Leon melirik Keinna yang berdiri kikuk di sisi sofa.

"Aneh, biasanya kamu senang jika daddy datang ke kamar. Kenapa malah telpon aku? Sepertinya kamu bukan Yola. Andai sihir itu ada, mungkin ada seseorang yang memindahkam jiwa gadis polos ke tubuh Yolanda," celetuk Leon, kemudian berlalu. Menyisakan Keinna dengan degup jantungnya yang tidak normal.

Pantaskah seorang daddy memperlakukan putrinya layaknya gadis yang bisa dilecehkan kapan saja?

"Terlalu banyak teka-teki yang harus dipecehkan," guman Keinna.

Gadis itu membaringkan tubuhnya di ranjang setelah menguasai keterkejutannya. Lain kali dia tidak akan terkecoh lagi pada Nathan, dan harus hati-hati bersikap di depan Leon yang mulai curiga padanya. Padahal Keinna belum lama tinggal di rumah tersebut.

"Aku harus membatasi diri bertemu dengannya," gumam Keinna.

Gadis itu menatap langit-langit kamar Yolanda yang terlihat sangat indah dan nyaman. Dia benci berada di tubuh orang lain, tetapi ini sudah kewajibannya jika ingin hidup jauh dari pembulian dan sengsara. Lagi pula, Keinna belum puas membuat Yolanda sengsara di luar sana. Dia belum mengubah dunia menjadi adil seperti keinginan buku usang tersebut.

"Nggak ada kata menyerah, sebelum melihat Yolanda benar-benar hancur di tanganku sendiri." Janji Keinna pada dirinya.

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

seharusnya bertukar posisinya seutuhnya dgn raganya sekalian.tp secara ajaib orang lain tidak tahu.

2024-02-22

0

Teh Yen

Teh Yen

ih Dady nathan kok gt yah jd curiga deh jangan" selama ini Yola melayani dadynya sendiri yah ih sereeeemmm

2023-08-30

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

dihh dady Nathan serem bngt seih , apa karena Yola bukan anak kandung nya Nathan , dan mereka Nathan Yola bermain gila di belakang seorsbg istri dan seorang mami ☹☹

2023-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!