Alih-alih marah karena berita yang tersebar, Keinna malah bersikap tenang dan memutuskan untuk menyelesaikannya tanpa menimbulkan masalah lain. Namun, niat baik yang Keinna rencanakan malah membuahkan hasil yang sia-sia, lantaran beberapa siswa mulai mencemoh dan menuding Keinna yang ada dalam tubuh Yolanda.
"Oh jadi ini anak haram itu? Baru tahu gue."
"Anak haram aja belagu."
"Cocok bergaul sama Keinna nggak sih?"
Berbagai celetukan terus saja Keinna dengar sepanjang jalan menemui Yolanda yang menghilang entah kemana. Gadis itu sama sekali tidak terusik akan mulut sampah para siswa the immortal yang sering kali membangga-banggakan kekayaan orang tua.
Langkah Keinna yang hampir mencapai lantai tiga berhenti, lantaran ponsel yang ada di saku celananya bergetar berulang kali. Gadis itu memutuskan untuk masuk ke toilet untuk menjawab panggilan dari Leon.
"Kenapa?" tanya Keinna setelah menempelkan benda pipih tersebut di telinganya.
"Siapa yang merilis berita itu? Bukan kamu kan?" tanya balik Leon di seberang telpon.
"Ya kali aku bertindak ngegabah ditengah-tengah rencana kita." Keinna tertawa.
"Butuh bantuan?"
"Nggak perlu, aku bisa menyelesaikannya sendiri. Segeralah urus pergantian nama kepemilikan itu!"
"Dasar serakah!"
"Terlalu baik sering kali membuat hati tersakiti. Sudah dulu, aku mau mengurus sesuatu." Keinna memutuskan telpon setelah mendapatkan persetujuan dari Leon.
Gadis itu keluar dari kamar mandi, dan dikejutkan dengan sebuah siraman jus yang mengenai wajah dan seragam sekolahnya.
"Kalian?"
"Gue marah sama lo! Harusnya lo nggak bohongin kita berdua!" bentak Olive yang merasa dikhianati.
"Salah lo sendiri percaya sama gue. Sana pergi, gue juga nggak mau berteman dengan gadis bodoh seperti kalian!" Keinna mendorong tubuh Aline dan Olive hingga membentur wastafel kamar mandi.
Sebelum meninggalkan kamar mandi tersebut, Keinna tidak lupa mencuci wajahnya juga membuka seragam sekolah yang ada di tubuhnya. Sangat diuntungkan Keinna selalu memakai baju kaos di balik seragam, sehingga disaat-saat seperti ini dia tidak terlalu kebingungan.
Keinna melempar seragam kotor tersebut tepat mengenai wajah Olive. "Bersihkan seragam itu!"
"Lo!" Gigi Olive saling bergemulutuk.
"Anak haram atau nggaknya gue, kekayaan daddy gue nggak bisa orang tua lo tandingin!"
"Yolanda!" bentak Aline lantaran terkejut Keinna mencengkram rahang Olive cukup keras.
"Federico angkat kaki dari perusahaan orang tua kalian! Maka semuanya akan hancur," ujar Keinna. Menghempaskan kepala Olive ke samping.
Untung saja semalam Keinna dan Leon membicarakan banyak hal di kamar, sehingga bisa tahu seberapa pergaruh Nathan di dunia bisnis, termasuk untuk perusahaan orang tua Olive dan Aline.
Langkah lebar Keinna kembali membawanya pada lantai tiga di ujung koridor. Di sana dia menemukan Yolanda yang tengah berdiri menikmati angin tanpa gangguan siapapun.
"Bagaimana? Lo suka sama kejutan gue?" tanya Yolanda yang menyadari kedatangan Keinna. Gadis itu bahkan tidak berbalik.
"Kejutannya sangat menarik, sampai-sampai popularitas Yolanda hancur dalam sekejap. Bayangkan jika jiwa kita tiba-tiba tertukar di saat-saat seperti ini," sahut Keinna. Ikut berdiri tepat di samping Yolanda.
"Keinna!" bentak Yolanda, menatap Keinna tajam.
"Kenapa? Bingung mau ngancurin siapa? Lo ngancurin Yolanda, sama saja ngancurin diri sendiri. Ngancurin Keinna? Lo nggak bakal bisa nyentuh dia." Keinna senyum sinis.
"Gue nggak peduli sama tubuh gue. Yang terpenting lo dipandang rendah sekarang."
"Benarkah? Bagaimana kalau besok gue rilis tentang lo yang sebenarnya bukan anak haram, melainkan anak pungut yang nggak tahu diri sehingga merangkak menjadi pelakor," bisik Keinna tepat di telinga Yolanda.
Tawa Keinna terdengar membahana setelah mendapatkan dorongan cukup keras oleh Yolanda. Gadis itu maju beberapa langkah, menarik rambut Yolanda cukup kuat.
"Gue tunggu pengakuan lo sampai jam 12 malam. Akui bahwa lo yang nyebarin berita itu karena benci sama gue! Dan ngomong bahwa berita yang lo sebar hanya kebohongan!" ucap Keinna penuh tekanan.
"Nggak! Gue nggak bakal ngakuin apapun! Siapa lo yang berani merintah gue, hm?" Tidak ingin kalah, Yolanda ikut menarik rambut panjang Keinna.
Aksi tarik menarik rambut terjadi tanpa ada yang memisahkan, lantaran koridor tersebut sangat sepi.
"Baiklah, gue yang bakal rilis yang sebenarnya besok!" ucap Keinna, menghempaskan tubuh Yolanda ke dinding. Setelahnya berlalu pergi tanpa memperdulikan sumpah serapah yang keluar dari mulut Yolanda.
Ada rasa kepuasan tersendiri di dalam hati Keinna setelah menyakiti Yolanda. Seakan beban yang selama ini dia pikul, menghilang sedikit-demi sedikit. Mungkin dulu Keinna bisa melakukan hal yang serupa pada Yolanda, jika Olive dan Aline menjauh seperti sekarang.
***
Dengan wajah lesuhnya, Keinna menghampiri mobil Leon yang terparkir rapi di depan sekolah. Langsung masuk tanpa menunggu dibukakan pintu oleh pemiliknya. Ekspresi yang diperlihatkan oleh Keinna, tentu mengundang tanya dibenak Leon. Terlebih gadis itu mengatakan bisa mengatasinya sendiri.
"Katanya bisa, kok malah kesal gitu?" celetuk Leon. Mulai melajukan mobilnya secara perlahan.
"Mungkin masalahnya sudah selesai."
"Kok mungkin?"
"Tergantung keputusan Yolanda."
"Begitu ya?" Leon mengangguk-anggukkan kepalanya. Tangan pria itu bergerak untuk mengacak-acak rambut Keinna sambil tersenyum.
"Hanya masalah kecil, kamu bisa sekolah seperti biasa. Lagi pula bukan nama kamu yang jelek kan?"
"Aku tahu itu, Leon. Yang jadi masalahnya, Yolanda membuat kekacauan sebelum kita menyelesaikan rencana." Keinna memutar bola mata malas.
Bukannya merasa bersalah, tawa Leon malah terdengar. "Pergantian nama sedang diurus, hubungan antara Yolanda dan daddy proses penyelidikan. Apa lagi?"
"Bukti bahwa dia bukan anak kandung daddy kamu!"
"Gampang, tinggal tes DNA. Lo ambil sampel Yolanda, gue ambil sampel daddy."
"Ide bagus." Senyuman yang sempat hilang di wajah Keinna kembali terlihat.
Gadis itu merapikan rambutnya yang cukup berantakan karena perkelahian tadi bersama Yolanda. Sementara Yolanda sendiri tengah merenung di kontrakan mewah miliknya. Dia sedang memikirkan kata-kata Keinna yang sejak tadi mengusik.
"Bagaimana jika tiba-tiba jiwa kita tertukar di saat-saat genting seperti ini?"
"Akui semuanya atau gue yang rilis berita baru."
Ringkasan kalimat demi kalimat mulai menganggu fokus Yolanda. Gadis itu melempar gelas yang ada di tangannya karena sangat kesal.
"Keinna! Gue bakal bunuh lo! Harusnya lo nggak tau rahasia besar gue! Harusnya hari itu gue bukan permaluin lo, tapi membunuh lo!" Gigi Yolanda saling bergemulutuk sakin geramnya.
Dia mulai hilang arah, terjebak dengan kekacauan yang dia ciptakan sendiri. Mengaku, maka dia akan diserang habis-habisan sebagai Keinna. Membiarkannya begitu saja, maka reputasinya akan semakin hancur, baik-baik jika tubuh mereka tidak tertukar secara dadakan seperti yang telah terjadi sebelumnya.
"Baiklah, mari kita menggoda aki-aki tua mesum itu! gue yakin dia bakal terlena selama wanita cantik yang menggodanya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Teh Yen
nah loh c yolla mau bikin ulah lagi sama.nathan hadeeuuhh
2023-08-31
0
Kendarsih Keken
hak hak rahasia besar nya Yolanda bakalan rilis neih wehhh semakin seruuu 👍👍
2023-08-29
0
Yunia Afida
tar pak nathan berpaling darimu nyesel lo
2023-08-29
0