Part 7 ~ Rumah Reyot

Keinna terpaksa berangkat bersama Leon, lantaran yang akan mengajarnya mengemudi adalah pria itu. Sepanjang jalan, tidak ada pembicaraan yang terjadi di dalam mobil. Entah sama-sama fokus atau merasa asing dengan sikap masing-masing. Keinna yang ramah tapi jarang bicara, dan Leon yang gengsian dan suka marah jika apa yang dikatakan orang lain tidak enak untuk hatinya.

Keheningan terus menguasai di sekitar mereka, hingga akhirnya suara Keinna terdengar ketika mobil akan melintasi sebuah gang kecil.

"Stop kak, Leon! Di depan ada kucing!" perintah Keinna, membuat Leon yang terkejut langsung nenginjak rem secara mendadak.

Pria itu menatap tajam Keinna. "Bisa nggak kalau mau teriak ngasih aba-aba dulu?" Omel Leon, tetapi yang diajak bicara langsung turun dari mobil tanpa memperdulikan pria itu.

Leon dengan seksama memperhatikan Keinna yang mendekati selokan bahkan menunduk hanya untuk mengambil anak kucing yang sangat kotor. Pria itu bahkan bergidik ngeri melihat bagaimana Keinna memeluk anak kucing tersebut.

"Sejak kapan dia sejorok itu? Bahkan menyentuh kaos kaki aja dia enggang," gumam Leon.

Merasa Keinna tidak akan kembali dengan cepat, Leon segera menyusul ke pinggir selokan.

"Kamu apa-apaan Yola? Kucing itu kotor dan banyak kumannya!"

"Ck, makanya aku ambil biar dibersihin dan hilangin semua kuman-kuman yang ada di tubuhnya. Daddy ngasih aku kartu tadi, kita bisa gunain buat hal yang bermanfaat," jawab Keinna, sementara fokusnya ada pada kucing.

Bukankah kucing termasuk makhluk hidup? Keinna harus memberikan keadilan pada kucing juga. Ini salah satu kebaikan bukan?

"Kamu demam?" Leon memeriksa kening Keinna, bergantian dengan keningnya.

"Apasih! Aku nggak demam. Memangnya orang jahat nggak bisa jadi baik?" Keinna menghempaskan tangan kekar Leon.

"Kenapa nggak dari dulu aja? Sebelum rasa benci aku menggunung?"

"Ya udah, runtuhin gunung kebencian kak Leon dan akur sama Yola," celetuk Keinna.

Gadis itu membawa kucing kotor tersebut masuk ke mobil Leon tanpa meminta izin lebih dulu. Keinna akan bersikap sesuka hatinya jika apa yang dia lakukan benar, termasuk berdamai dengan Leon.

"Dasar nggak tau diri!" ejek Leon yang kesal kucing kotor masuk ke mobilnya yang mewah.

Pria itu melajukan mobil miliknya dengan kecepatan di atas rata-rata, membuat Keinna menahan napas lantaran takut mati. Tujuan mereka tentu saja dokter hewan untuk merawat anak kucing yang mengemaskan hanya saja tertutup noda di jalan.

Sesampainya di dokter hewan, Keinna fokus pada kucing tersebut, tanpa menyadari tatapan Leon yang sejak tadi tertuju padanya.

"Kenapa dia berbeda sejak hari itu? Lebih baik, lebih manusiawi. Bahkan rasanya sangat nyaman berada di dekatnya. Apa benar dia Yolanda? Gadis yang sering kali membuat aku dan daddy bertengkar?" Batin Leon terus bertanya-tanya karena merasakan ada perubahan besar yang ada dalam diri adik tirinya.

"Ayo, dokternya bilang kita bisa ambil besok!" ajak Keinna, membuat Leon tersadar akan lamunannya. Tanpa banyak bicara Leon keluar dari klik tersebut diikuti Keinna di belakangnya. Mereka berdua berjalan beriringan menuju parkiran.

"Gimana kalau sekarang kita belajar ...." Keinna menghentikan ucapannya ketika mendengar ponsel Leon berdering. Gadis itu lebih dulu masuk ke mobil, sedangkan Leon menyingkir beberapa meter untuk menjawab panggilan dari daddynya.

Sambil menunggu Leon menyusul, Keinna meneliti mobil mewah milik pria bermata coklat tersebut. Pria tampan yang hatinya baik tapi sering kali emosi jika bicara dengannya.

"Apa kabar dengan Yolanda? Aku sangat ingin melihatnya menderita," gumam Keinna.

"Siapa yang kamu inginkan menderita?" tanya Leon yang baru saja membuka pintu, membuat Keinna terkesiap dibuatnya.

Gadis itu buru-buru mengeleng lantaran sangat gugup.

"Sebelum ke lapangan, kita mampir ke suatu tempat dulu," ucap Leon dan dijawab anggukan oleh Keinna.

***

Keinna mengerjapkan matanya perlahan ketika mobil yang dia tumpangi berhenti tepat di depan rumah yang tidak asing baginya. Rumah yang selama beberapa hari ini dia tinggalkan. Keinna ikut turun ketika Leon membuka pintu mobil, berjalan memasuki rumah reyot yang cukup terawat meski sudah tua.

"Kenapa kita ke sini? Rumahnya sangat tua dan ...."

"Daddy beli rumah ini. Aku juga nggak tahu apa menariknya," jawab Leon asal.

Pria itu berkunjung lantaran mendapatkan perintah dari Nathan untuk memeriksa rumah yang baru saja dibeli oleh anak buahnya.

"Beli? Artinya penghuni rumah menjual rumah ini?" Mata Keinna terbelalak, tangannya mengepal lantaran sangat marah Yolanda lagi-lagi membuat masalah dengannya.

"Hm."

"Ap-apa aku bisa memilikinya?" tanya Keinna tanpa sadar, membuatnya mendapatkan tatapan penuh selidik dari Leon.

"Maksud kamu?"

"Uum, rumah ini sangat unik. Aku mau daddy memberikannya untukku dan memperbaikinya."

"Kau waras?"

"Sangat."

"Terserah apa maumu." Leon segera meninggalkan Keinna yang menurutnya sangat aneh. Berbeda dengan gadis itu yang berjalan menuju samping rumah. Di sana ada sebuah pohon yang merupakan makam neneknya.

"Nenek nggak perlu sedih, apapun yang terjadi rumah ini bakal balik ke tangan Keinna. Maaf karena ninggalin nenek terlalu lama," gumam Keinna mengusap batang pohon cukup tinggi tersebut.

Dia tersentak saat pundaknya tiba-tiba ditepuk oleh Leon dari belakang. "Bicara sama pohon? Memang manfaatnya apa?" tanya Leon.

"Ada arwahnya dia sedang gelantungan di atas!" Keinna langsung menunjuk ke atas pohon, membuat Leon yang penakut langsung pergi tanpa bertanya lagi. Melihat itu, Keinna tertawa kecil.

"Ternyata kak Leon penakut," gumamnya.

Keinna buru-buru menyusul Leon, tetapi langkahnya berhenti di ambang pagar setengah pinggang, lantaran melihat Yolanda berdiri dengan pakaian yang jauh lebih baik.

"Jangankan rumah, gue bisa jual lo sekalian!" ucap Yolanda bersedekap dada.

"Benarkah? Maka lalukanlah, karena yang akan terluka dan malu adalah tubuh lo. Rumah? Gue bisa memilikinya dan lo nggak bakal bisa masuk lagi," sinis Keinna. Mendorong pundak Yolanda, membuat gadis itu mundur beberapa langkah.

"Keinna! Lo bakal nyesal udah nantangin gue!" teriak Yolanda.

"Kita lihat nanti, siapa yang bakal nyesal. Lo atau gue."

"Sial, aku melupakan sesuatu. Harusnya aku nggak jual ke daddy! Bodoh," maki Yolanda pada dirinya sendiri.

Gadis itu memandangi kepergian mobil mewah yang sering kali membawanya kemana-mana. Keinna benar-benar telah mengambil semua yang dia miliki, termasuk Leon, pria tampan yang sangat sulit dia raih hatinya.

"Besok, kamu bakal dipandang rendah oleh semua orang Keinna! Aku nggak peduli dengan tubuhku asal kamu terluka!" teriak Yolanda layaknya orang gila.

Gadis itu ikut meninggalkan rumah reyot tersebut. Kini Yolanda tinggal di sebuah kontrakan dengan fasilitas lengkap dan sangat nyaman. Sayangnya uang yang dia dapatkan semakin menipis karena barang-barang tidak berguna yang dia beli tanpa memikirkan harga.

Terpopuler

Comments

Teh Yen

Teh Yen

walaupun rumahnya sudah d jual tp rmh itu Tth kembali jd milik.keinna ,,kmu yg bodoh Yola.🤭🤭🤭

2023-08-31

0

Yunia Afida

Yunia Afida

jika udah hak keina, rumah dijual harta sedikit pun pasti kembali, semangat keina

2023-08-25

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

Beg* lo Yol dan nikmati kesusahan lo itu 😀😀

2023-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!