Part 2 - Jiwa yang Tertukar

Keinna mulai berjalan menuju sudut perpustakaan sambil menyeret bangku yang terdapat di dalam ruangan itu. Di tangannya ada sebuah tali yang dia dapatkan dari laci yang serin kali guru gunakan untuk menyimpan sebuah barang. Dia mulai mengikat tali tersebut pada kipas gantung, lalu ujung tali lainnya dia lilitkan pada leher.

Gadis itu memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam sebelum menendang kursi yang dia gunakan sebagai topangan. Tepat saat Keinna akan mengerakkan kakinya. Rak yang berada di sebelah gadis itu terguncang tanpa ada angin ataupun orang yang mendorongnya. Rak tersebut baru berhenti terguncang setelah beberapa buku berjatuhan di hadapan Keinna.

"Apa yang kau inginkan?" Tiba-tiba Keinna mendengar suara tersebut tanpa kehadiran seseorang di dalam ruangan yang dipenuhi buku dan rak. Tatapan gadis itu tertuju pada buku yang terbuka dengan sendirinya. Buku yang mengerluarkan sinar yang sangat menyilaukan mata Keinna.

Gadis itu sampai menutup matanya kerena tidak sanggup menerima cahaya yang memasuki retina miliknya. Setelah dirasa cahaya itu menghilang, dia perlahan-lahan membuka mata dan mendapati sebuah tulisan di dalam buku tersebut.

Apa yang kau inginkan? Katakanlah dan aku akan mengabulkannya!

Itulah tulisan yang Keinna lihat pada buku tersebut. Keinna tertawa kencang, tetapi sorot matanya menyiratkan keputusasaan. "Apa lagi ini? Bahkan buku mulai mempermainkan hidupku. Manusia aja nggak bisa ngabulin permintaan aku, apalagi hanya sebuah buku," ucap Keinna.

"Kalau kau benar-benar bisa mewujudkan keinginanku, maka biarkan aku merasakan bagaimana rasanya hidup mewah dan dikelilingi orang-orang menyayangiku. Buat mereka yang mempermainkan hidupku merasakan betapa sulitnya berada di posisiku saat ini," ucap Keinna dengan berlinangan air mata.

Gadis itu mengereng hebat saat dadanya terasa sesak. Seakan sesuatu memaksa keluar dari tubuhnya. Setelah melihat cahaya keluar dari tubuhnya, cahaya lain masuk ke tubuh Keinna hingga jatuh pingsang bertepatan tali yang berada di lehernya terlepas begitu saja.

***

Keinna perlahan-lahan membuka matanya ketika cahaya mulai memasuki renita gadis itu. Dia terkejut saat sadar tengah berada di sebuah ruangan yang sangat luas nan mewah bak kamar seorang putri kerajaan. Di sisi ranjang ada seorang wanita paruh baya yang memakai gaun mewah.

"Akirnya bangun juga putri mommy, ayo Sayang, waktunya untuk makan. Kau belum makan sejak pulang sekolah," ucap wanita paruh baya bernama Niken.

Keinna mengerjap pelan, alih-alih menyahuti perkataan wanita paruh baya yang baru pertama dia lihat, gadis itu malah mengedarkan pandangannya. Meninjau kamar mewah tersebut. Atensi Keinna berhenti pada foto keluarga yang tertempel di dinding kamar yang dia tempati.

"Yolanda, apa yang kamu pikirkan? Bergegaslah sebelum perutmu benar-benar kosong," ucap Niken.

Keinna menganggukkan kepalanya, segera mengkuti langkah Niken keluar dari kamar.

"Yo-yolanda? Apa benar jiwaku tertukar? Buku usang itu mengabulkan keinginanku?" Keinna terus bertanya dalam hati. Gadis itu melirik cermin besar yang kebetulan dia lewati bersama Niken. Benar itu terjadi, jiwanya berada di tubuh Yolanda. Lalu sekarang kemana gadis angkuh itu berada?

***

Kegelepan menyelimuti ruangan yang tampak mencekam tersebut, di dalamnya ada seorang gadis yang perlahan-lahan mengeliatkan tubuhnya saat merasakan dingin yang menusuk hingga tulang-tulang. Kelopak mata itu bergerak perlahan kemudian terbuka sepenuhnya.

"Ak-aku di mana? Seharusnya aku nggak di sini," gumam Yolanda. Seingat gadis itu, dia tertidur di kamar mewahnya saat tiba di rumah. Lalu kenapa tiba-tiba dia ada di ruangan gelap tersebut?

"M-mommy, Daddy, kak Leon?" panggil Yolanda, tetapi tidak kunjung mendengar sahutan.

Gadis itu berlari keluar dari ruangan gelap tersebut. Beberapa kali dia terjatuh karena membentur sesuatu hingga akhirnya berhasil menemukan cahaya setelah berada di aula The Immortal.

"Kenapa aku ada di sekolah? Apa yang sebenarnya terjadi. Dan bau apa ini?" gumam Yolanda ketika pakaian yang dia kenakan tidak sewangi biasanya.

Gadis itu terus berlari ke jalan raya untuk menemukan tumpangan kembali ke rumahnya. Namun, dia terkejut bukan main saat tidak sengaja melihat pantulan dirinya pada dinding restoran yang terdapat di pinggir jalan.

"Keinna?" gumamnya bingung. Gadis itu kembali berlari, memasuki toilet umum ya dia temui. Menatap pantulan tubuhnya secara langsung. Benar saja, di dalam sana ada Keinna.

"Nggak mungkin!" pekik Yolanda hingga suaranya mengema di langit-langit ruangan kecil tersebut.

Sementara di tempat lain, yakni rumah mewah bak istana. Makan malam keluarga sedang terjadi. Keinna mendapatkan begitu banyak perhatian dari Niken dan Nathan selaku orang tua Yolanda.

"Apa kamu kurang sehat? Daddy liat kamu banyak diam hari ini," ucap Nathan.

"Nggak Dad, Y-yola baik-baik aja," sahut Keinna. Gadis itu merasa canggung berada di rumah mewah dan dikelilingi orang-orang yang menyayanginya, ralat, bukan dia melainkan Yolanda.

"Kalau begitu makanlah yang banyak, Sayang," ucap Niken dan dijawab anggukan oleh Keinna.

Untuk pertama kalinya, gadis itu bisa merasakan makanan mewah lagi sejak dia ditinggal oleh orang tuanya beberapa tahun silam. Keinna tampak menikmati makan malam tersebut, tetapi tidak bertahan lama ketika seorang pelayan datang dengan raut wajah yang tampak tidak enak.

"Maaf Nyonya, tetapi di luar ada gadis yang mengamuk meminta untuk masuk."

Suara garpu dan sendok yang diletakkan secara kasar terdengar nyaring karena beradu dengan meja kaca yang mengkilau layaknya permata.

"Kau membuat mood saya buruk. Usir saja gadis yang kau maksud itu! Saya yakin dia hanya pengemis," ucap Niken dan beranjak dari meja makan.

"Ak-aku mau menemuinya," sahut Keinna ikut berdiri, hal itu berhasil mengambil perhatian dua lelaki yang sejak tadi diam saja.

"Apa kamu yakin, Yola?" tanya Nathan.

"Kamu nggak biasanya kayak gini," celetuk Leon.

"Yola cuma mau mastiin sesuatu. Tolong antar saya kedepan," ucap Keinna. Bukan tanpa alasan dia meminta diantar, itu semua karena Keinna belum tahu seluk-beluk rumah besar yang dia tempati sekarang.

"Mari Nona."

Keinna mengangguk, segera mengkuti langkah pelayan tersebut menuju gerbang di mana seorang gadis tengah berusaha menerobos keamanan lumayan ketat.

"Berani-beraninya kamu menahan saya di sini! Saya Nona muda di rumah ini, apa kalian mau dipecat!" bentak Yolanda yang tubuhnya tengah ditahan oleh dua pria berbadan kekar.

"Pergilah Nona gila! Tempat kamu bukan di sini."

"Panggilkan Mommy dan daddy saya!"

"Ngapain lo mau ketemu orang tua gue?" tanya Keinna yang datang bersama beberapa pelayan. Gadis itu tersenyum memperhatikan tubuhnya yang sangat menyedihkan. Pakaian lusuh dan wajahnya telah dipermalukan siang tadi.

"Keinna!" teriak Yolanda penuh amarah, tetapi tidak bisa menyentuh Keinna yang dijaga beberapa pengawal.

"Gimana rasannya? Apa menyenangkan? Lo pernah ngomong kalau gue salah karena terlahir jadi miskin, maka nikmatilah sekarang!" ucap Keinna. "Usir dia, saya muak melihatnya!" perintah Keinna, berperilaku arogan seperti Yolanda.

Terpopuler

Comments

mom a.r

mom a.r

klo menurut qu sih jngan ktuker am yolanda, ketuker am jiwa yg lain aj. ap tega nanti naina meperlakukan yolanda secara keji, soalnya kan itu tubuh dy . klo dy mau mempermalukan yola , berati sma aj dy mempermalukan tubuh dy sendiri n nyiksa tubuh dy sendiri, wlupun d dlmnya jiwa yola

2024-01-23

4

Teh Yen

Teh Yen

nah loh jiwanya tertukar rasain lu Yola enk engg tuh jd keina

2023-08-21

2

Yunia Afida

Yunia Afida

keren keina, sekarang gantian yola yang merasakan, jahat sih

2023-08-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!