Part 4 ~ Anak di luar Nikah

Setelah tiba di kantin sekolah, tatapan Keinna tertuju pada bangku yang berada di tengah-tengah mereka. Bangku yang dulunya hanya bisa diduduki oleh Yolanda dan teman-temannya. Namun, hari ini, Keinna akan menghapus semua peraturan sialan yang dulunya selalu menyiksa dia. Jangankan untuk makan dengan tenang di kantin, Yolanda dan teman-temannya bahkan tidak membiarkan Keinna memasuki ruangan penuh akan makanan lezat tersebut.

Tubuh Keinna tersentak, lantaran tepukan dipundaknya yang dilakukan oleh Alin.

"Ngapain diam sih? Kuy, duduk!" ajak Alin, lebih dulu berjalan ke bangku yang sudah menjadi pusat perhatiannya sejak tadi.

Keinna segera berlalu, ikut duduk di meja yang berada di tengah-tengah kantin. Duduk dengan kepala sejajar kedepan seperti yang sering kali Yolanda lakukan jika menatap seseorang.

"Meja ini nggak nyaman," celetuk Keinna pada akhirnya setelah lama terdiam. "Mulai hari ini, meja yang gue tempati bebas ditempati oleh siapa saja, kecuali ...." Kalimat Keinna terjeda lantaran atensinya melihat Yolanda baru saja memasuki kantin dengan baju lusuh yang sering kali dia kenakan. "Keinna!" Keinna senyum sinis setelah menunjuk tubuhnya yang kini telah dihuni oleh jiwa Yolanda.

"Yola? Lo apa-apaan sih? Meja ini sejak dulu milik kita! Lo juga nggak pernah suka kalau tempat duduk lo ditempati sama orang lain!" protes Olive tidak terima.

"Sekarang nggak masalah." Keinna kembali duduk tanpa mendengarkan protesan Olive. "Oh iya, hari ini kalian makanlah sepuasnya, gue yang bayar! Eh ralat, Keinna nggak terhitung." Keinna senyum miring pada Yolanda yang tengah menatapnya dengan tangan terkepal.

Keinna akan memperlalukan Yolanda seperti yang gadis itu lakukan padanya dulunya. Di lain sisi, Keinna akan mengubah semua peraturan di sekolah agar lebih manusiawi dari sebelumnya. Mungkin hari ini hanya kantin, tetapi lain kali tidak akan ada hak istimewa bagi sebagian siswa berkuasa.

Usai dari kantin untuk mengisi perut yang mulai kosong, tiga gadis cantik yang selalu menjadi pusat perhatian tersebut, berjalan di koridor sekolah dengan gaya angkuhnya. Keinna berada di tengah-tengah Alin dan Olive, membahas barang-barang bermerek yang sedikit tidak Keinna ketahui, tetapi meski begitu dia tetap mengimbangi pembicaraan kedua sahabat Yolanda agar tidak curiga padanya.

Berbeda dengan gadis berpakaian lusuh yang berada di ujung koridor. Tangan gadis itu mengepal lantaran marah posisinya digantikan dalam sekejap mata. Ingin rasanya Yolanda menampar Keinna sekarang juga, tetapi sadar dia ada di tubuh gadis miskin yang tidak pernah dipandang oleh siswa The Immortal.

"Liat aja apa yang bisa gue lakuin, Keinna! Lo bakal nyesal udah main-main sama gue!" gumam Yolanda.

"Eh gadis miskin, ngapain lo ngintip-ngintip Yolanda dan teman-temannya?"

"Pakai nanya lagi, palingan iri liat kehidupan Yolanda yang jauh segalanya, dibandingkan dia yang anak buangan," sindir gadis yang kebetulan melintas di sana dan melihat Yolanda berdiri.

"Upik abu bermimpi jadi ratu." Gadis-gadis anak pengusa tersebut lantas menertawakan Yolanda, bahkan menatapnya jijik seperti yang sering kali Yolanda lakukan pada Keinna.

Tatapan itu berhasil memancing emosi Yolanda yang memang sejak tadi sudah tersulut saat di kantin. "Beraninya lo nghina gue!" bentak Yolanda, melayangkan tangannya hendak menampar gadis-gadis yang sudah menghinanya, tetapi tangan itu ditahan oleh tangan lentik nan putih.

"Lalu mereka harus apa? Memujamu?" tanya Keinna, gadis yang menahan tangan Yolanda agar tidak menampar orang lain.

"Tentu! Karena gue adalah primadona yang sebenarnya! Lo itu penipu Keinna! Lo gunain sihir buat ngubah kehidupan kita berdua!" bentak Yolanda berapi-rapi lantaran tidak bisa menahan ledakan emosinya.

Namun, bukannya semua orang percaya, gadis itu ditertawakan oleh beberapa siswa lantaran dianggap halusinasi dan mulai hilang akal.

"Aduh-aduh sakin terobesinya sampai ngayal terlalu jauh. Mana ada sihir di dunia ini." Olive dan Alin sontak tertawa, begitupun dengan Keinna yang menatap Yolanda penuh permusuhan. Ini baru awal pembalasan dendam yang akan Keinna lakukan pada Yolanda. Gadis yang telah menghancurkan hidupnya selama satu tahun lebih.

"Udahlah, ngapain ngurusin cewek kayak dia," ujar Keinna kemudian berlalu, tetapi langkah gadis itu berhenti lantaran rambut panjang yang tergerai indah malah dijambak oleh Yolanda tanpa sepengetahuan siapapun.

"Aaakkkhhhh ... sakit!" Rintih Keinna, sementara Olive dan Alin yang menyaksikannya ikut menjambak rambut Yolanda, bahkan memojokkan gadis seragam kusam itu hingga benar-benar terluka, seperti yang sering Yolanda lakukan pada Keinna.

"Beraninya lo lawan teman kita! Liat aja, lo nggak bakal tenang hidup di sekolah ini! Yola bakal balas semuanya!" ancam Alin, setelahnya menghempaskan tubuh Yolanda ke lantai kemudian mengikuti langkah Keinna yang telah jauh kedepan, lantaran tidak ingin melihat penyiksaan itu lebih lama lagi.

***

Semua siswa mulai berlomba-lomba keluar dari gerbang sekolah setelah bel pulang berbunyi. Masuk ke mobil jemputan masing-masing yang telah menunggu di depan sekolah seperti biasanya. Begitupun dengan Keinna yang berlari-lari kecil menghampiri mobil putih yang terparkir tidak jauh dari gerbang tinggi the immortal. Lirikan mata gadis itu tertuju pada Yolanda sebelum masuk ke mobil. Lirikan yang tersirat dendam yang mendalam.

"Rambut kamu kenapa?" tanya Leon, setelah Keinna berada di dalam mobil.

"Rontok, dijambak sama orang," jawab Keinna seadanya. Sibuk mengotak-atik ponsel Yolanda lantaran mencari informasi tentang gadis itu yang mungkin tidak dia ketahui. Sementara Leon malah tertawa kecil sambil melirik Keinna.

"Kau benar-benar berubah," celetuk Leon. Mulai melajukan mobil meninggalkan The Immortal, sekolah ternama yang hanya dihuni oleh anak-anak pejabat. Keinna berhasil masuk hanya karena beasiswa juga papahnya yang dulu pernah kaya sebelum ditangkap lantaran narkoba.

"Berubah?"

"Hm, biasanya kalau rambut kamu rontok, kamu bakal nangis dan minta mommy buat panggil semua ahli rambut ternama."

"Selebay itu?" tanya Keinna sedikit terkejut, membuat Leon yang merasa aneh lantas melirik sekilas.

"Lebay? Bukannya itu emang kamu? Andai kamu bukan anak di luar nikah, aku pasti sayang sama kamu tanpa ada paksaan," celetuk Leon.

Pria itu menghentikan laju mobilnya setelah sampai di rumah mewah milik orang tuanya. Turun dari mobil tanpa mengatakan apapun lagi pada Keinna yang terdiam lantaran kalimat yang terlontar dari mulut Leon tentang anak di luar nikah.

"Apa maksud ucapannya?" gumam Keinna.

Gadis itu ikut turun dan memasuki rumah secara terburu-buru, tanpa menyapa siapapun langsung menuju kamar dan mengambil buku usang yang tergeletak di dalam laci nakas paling bawah. Dia membuka buku yang halamannya kosong.

"Gimana cara gunainnya?" gumam Keinna yang belum mengerti sistem buku ajaib tersebut. "Padahal aku mau nanya tentang status Yolanda di rumah ini," lanjutnya.

Terpopuler

Comments

🥀🌻Yanti~Puspita~Sari🌻🥀

🥀🌻Yanti~Puspita~Sari🌻🥀

next kak

2023-08-21

0

Teh Yen

Teh Yen

kok ank d luar nikah apa Dady d mamynya Yolan menikah setelah momy hamil Yolan kl iya berarti Leon d Yolan saudara tiri dong yah 🤔

2023-08-21

1

Yunia Afida

Yunia Afida

kok diluar nikah

2023-08-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!