Seperti yang telah diperintahkan buku usang tersebut, Keinna akhirnya mengunjungi halaman belakang rumah sebelum jam 8 pagi. Bahkan gadis itu tidak ikut sarapan bersama daddy dan mommynya di ruang makan. Kaki kecil Keinna terus bergerak perlahan hingga akhirnya sampai di gerbang yang telah dijaga oleh beberapa pria bertubuh kekar.
"Nona Yola? Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang penjaga.
"Boleh saya masuk? Saya ada urusan penting di dalam sana!" pinta Keinna.
Namun, tampaknya dua pengawal yang berjaga di depan gerbang enggang untuk mempersilahkan Keinna masuk.
"Tempatnya belum selesai dibersihkan Nona, lagi pula di dalam ada Tuan Muda yang sedang bersantai."
"Kebetulan, saya mau bertemu kak Leon."
Melihat gerbang yang tidak terkunci, membuat Keinna langsung masuk tanpa meminta izin lagi seperti tadi. Gadis itu terhenyak setelah sampai di halaman belakang yang begitu luas dan dihuni beberapa bunga cantik yang berjejer rapi. Halaman belakang layaknya dunia dongen yang tidak pernah Keinna bayangkan sebelumnya.
Di sebuah sudut pagar, ada seorang pria yang duduk di bawah pohon rindang sambil membaca buku. Keinna dapat menebak bahwa pria itu adalah Leon, kakak Yolanda yang mulai mencurigai tingkahnya. Andai bukan perintah buku usang, Keinna tidak akan berkunjung ke halaman belakang tersebut.
Keinna semakin mendekati pohon satu-satunya yang ada di halaman belakang tersebut, membuat Leon yang tampak serius mulai terganggu lantaran menyadari kedatangan seseorang. Pria itu langsung meletakkan buku di tangannya, lalu menatap Keinna datar.
"Tumben?" celetuk Leon.
"Um, Yola cuma pengen jalan-jalan aja," jawab Keinna.
Tanpa dipersilahkan langsung duduk di bangkut, tepat di samping Leon. Pikiran Keinna sedang bergejolak dan lari-larian karena berusaha mencari apa sebenarnya maksud buku usang itu menyuruhnya ke sini. Apakah Leon salah satunya? Jika iya, bukankah Keinna harus mengorek informasi dari pria tampan bermata coklat tersebut?
Keinna melirik ke samping ketika suara tawa terdengar cukup nyaring. Dia mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Ada yang lucu?" tanya Keinna dan dibalas gelengan kepala oleh Leon. "Lalu?"
"Nggak nyangka aja, seorang Yolanda, gadis arogan jalan-jalan ke taman seperti ini. Biasanya dia akan menghamburkan uang tanpa mendapatkan batasan dari daddy."
"Malas. Lagipula setiap orang bisa berubah jika ingin, dan sekarang Yola mau berubah. Terlebih Yola hanya anak haram ...," lirih Keinna di akhir kalimat.
Gadis itu sengaja memancing Leon untuk berbicara lebih jauh tentang Yolanda tanpa dia harus bertanya dan membuat pria pintar di hadapannya semakin curiga.
"Akhirnya kamu sadar juga. Anak haram memang seharusnya sadar diri dan tahu tempat. Bukan malah berlagak layaknya pewaris tunggal yang tidak terkalahkan," sindir Leon.
"Sebenci itu?"
Tawa Leon semakin membahana, bahkan sesuatu mulai membasahi sudut mata pria itu. Entah benar-benar tertawa atau sedang jengkel, hanya Leon yang tau.
"Kamu tahu? Rasa benci aku setinggi gunung. Selain kamu luka yang disimpan oleh mommy, kamu juga sudah merebut kasih sayang daddy!"
Keinna tampak terdiam, menatap mata Leon yang menyiratkan luka sangat dalam. Mungkinkah Yolanda bukan hanya menghancurkan hidupnya? Mungkinkah gadis arogan itu telah menghancurkan hidup beberapa orang demi kesenangan tersendiri? Jika iya, Keinna berjanji akan membuat Yolanda benar-benar hancur sampai ke dasar bumi.
"Sekolah selam 3 tahun di luar Negeri, lalu pulang kerumah dan mendapati seorang adik yang lahir dari rahim selain mommy. Apa kamu tahu gimana sakitnya?"
"Ak-aku ...." Tenggorokan Keinna seketika tercekat mendengar penuturan Leon yang cukup menyakitkan. "Maaf, seharusnya Yola nggak buat kak Leon sedih. Yola janji bakal jadi adik yang baik," lanjut Keinna.
Seakan ada sesuatu yang mendorongnya, Keinna langsung memeluk Leon, mengelus punggung kekar pria itu penuh kasih sayang. Hal itu membuat Leon, dan beberapa penjaga yang melihat dari kejauhan sedikit terkejut. Pasalnya selama Leon kembali dari luar negeri, hubungan mereka tidak begitu baik.
Bahkan Leon, baik pada Yolanda dan bersedia menjadi supir pribadi hanya karena permintaan sang mommy yang tidak bisa dia tolak. Lantaran, Yolanda sering kali mengadu pada Nathan tentang bagaimana Leon memperlakukannya di luar sana.
"Kamu punya rencana bukan?" todong Leon usai mendorong tubuh Keinna.
"Maksud kamu?"
"Gadis licik, sampai kapan pun aku nggak bakal percaya sama kebaikan kamu!" ucap Leon, kemudian berlalu, menyisakan Keinna dengan kebingungan yang ada. Sikap Leon kadang baik kadang kasar padanya, bukankah itu aneh?
"Jadi Yolanda hanya anak haram?" Keinna senyum sinis, gadis itu mempunyai bahan untuk membalaskan dendamnya pada Yolanda.
Sementara di tempat lain, tepatnya di rumah reyot yang tidak terawat lantaran kurangnya dana. Yolanda tengah duduk di kursi usang bersama dua pria berjas yang baru saja usai berbincang sebentar di seberang telpon.
"Bagaimana, Nona? Apa kau setuju dengan harganya? Lagian rumah ini membutuhkan banyak perbaikan," ucap salah satu pria.
"Naikkan sedikit lagi, maka saya akan menjualnya," tawar Yolanda.
"50 juta!"
Yolanda senyum puas mendengar nominal itu keluar dari mulut salah satu pria yang merupakan bawahan daddynya. Tanpa menunggu waktu lama, Yolanda mengulurkan tangannya sebagai tanda selesai, tidak lupa menandatangi surat jual beli yang terdapat di atas meja.
"Kami memberi waktu 3 hari bagi Nona untuk berkemas, mari!" ucap dua pria berjas itu sebelum meninggalkan rumah peninggalan kakek dan nenek Keinna. Rumah yang berusaha mati-matian Keinna pertahankan, bahkan rela makan sehari sekali daripada harus menjualnya.
Namun, dengan entengnya Yolanda menjual rumah beserta lahannya tanpa memikirkan untung dan rugi, karena dipikiran Yolanda hanya hidup mewah.
***
"Daddy, Mommy, Yola mau keluar sebentar ada urusan penting," ucap Keinna yang baru saja tiba di ruangan istirahat orang tua Yolanda.
Nathan yang melihat Keinna lantas beranjak dan menghampiri. "Pasti mau belanja kan? Ambilah kartu daddy dan gunakan sepuas yang kamu mau." Nathan memberikan kartu berwarna hitam pada Keinna, setelahnya mengecup bibir gadis itu di depan istrinya langsung.
"Daddy apa-apaasin!"
"Kamu nggak suka?" tanya Nathan.
"Bu-bukan nggak suka, tapi ada mommy," kilah Keinna.
"Padahal Mommy udah biasa liatnya. Lagian sama putri sendiri kenapa Mommya harus marah? Oh iya, tunggu bentar, biar Leon yang antar kamu ke ...."
"Yola mau belajar ngendarai mobil biar bisa bepergian sendiri tanpa dampingan kak Leon," sela Keinna.
"Benarkah?" Kening Niken dan Nathan mengerut, apalagi selama ini Yolanda sangatlah manja dan takut jika berkendara seorang diri. Bahkan sengaja mempersulit Leon karena tahu pria itu membencinya.
"Serius, Yola udah besar."
"Bagulah, seengaknya aku bisa pergi tanpa terbebani jadi sopir pribadi kamu," celetuk Leon yang baru saja melewati anak tangga.
"Leon, jaga sikap kamu!" tegur Niken.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Teh Yen
wah kurang ajar tuh.c Yola main jual.rumha.keinna aj gawat
2023-08-31
0
Kendarsih Keken
Yola sudah bertindak di luar batas , dengan seensk nya menjual rumah nya Keina
rumah peninggalan kakek nenek nya yng sangat Keina sayangi
tunggu saja Yola pembalasan nya Keina
2023-08-24
0
Siti Sa'adah
ayo,, kei,, gunakn krt itu utk membeli rumh dan kemewahan yg lainya,,,
2023-08-23
0