Part 18 ~ Mood buruk

Mood Leon yang tadinya buruk karena perkataan Keinna, malah semakin buruk setelah sampai di rumah. Bagaimana tidak, Nathan baru saja mengeluarkan kalimat yang sangat Leon benci.

"Nggak!" sahut Leon tegas. Menolak segala ucapan yang terlontar dari mulut daddynya, sehingga membuat Nathan geram.

"Leon! Sejak kapan kamu berani membantah daddy, hm? Ini semua demi kebaikan dan sama depan kamu," ucap Nathan beralibi.

"Apa yang dikatakan daddymu, benar, Leon. Kamu bisa kuliah di tiongkok sambil liburan dan ...."

"Kalau Leon bilang nggak, ya nggak!" ucap Leon langsung memotong ucapan mommynya yang setuju akan ide gila sang daddy. "Saat SMA, Leon sekolah di Ln, pulang-pulang dapat adik dari hasil perselingkuhan daddy! Sekarang jika Leon pergi, saat pulang dapat apa? Dapat mommy baru yang lebih mudah dari Leon?" tanya pria itu dengan tatapan menghunus tajam pada Nathan.

Keinna yang sejak tadi memperhatikan perdebatan itu segera meraih tangan Leon yang mengepal. Mendongak menatap wajah tampan pria yang selama ini bersedia membantunya membalaskan dendam.

"Kak Leon, tenangkan dirimu!" ucap Keinna.

"Pokoknya Leon nggak akan pergi kemanapun!" ucapnya kemudian berlalu.

Niken dan Keinna menghela napas panjang melihat kekeras kepalaan Leon. Berbeda dengan Nathan yang sangat geram, lantaran rencananya untuk memisahkan Leon dan Yolanda gagal total.

"Biar Yola yang membujuk kak Leon," ucap Keinna hendak berdiri, tetapi tangannya ditarik oleh Nathan agar tetap tinggal.

"Nggak perlu, duduklah."

"Biarkan saja, Sayang. Lagi pula akhir-akhir ini hubungan mereka cukup baik. Mungkin saja Yola bisa membujuk kakaknya," ucap Niken yang sampai sekarang tidak tahu perlakuan bejat Nathan pada putri angkatnya sendiri. Cinta telah menutup mata wanita paruh baya tersebut.

"Benar kata, mommy, Dad."

Tidak ada pilihan lain, Nathan segera melepaskan genggaman tangannya, membuat Keinna langsung pergi tanpa membuang waktu lama. Gadis itu mengunjungi kamar Leon, mengentuk pintu beberapa kali tetapi tidak ada sahutan dari pemilik kamar.

"Aku masuk ya?" ucap Keinna.

Gadis itu memutuskan untuk memasuki kamar yang tidak kalah besarnya. Memperhatikan setiap sudut ruangan, sehingga menemukan Leon yang ternyata berada di sisi ranjang. Pria itu tengah berdiri sambil menatap keluar jendela. Tanpa mengatakan apapun, Keinna lantas memeluk Leon dari belakang.

"Baru kali ini aku melihat kamu marah," ucap Keinna.

"Kamu takut?" tanya Leon dan dibalas gelengan kepala oleh gadis itu.

"Kenapa nggak mau pergi?"

"Karena banyak hal, salah satunya kamu." Leon membalik tubuhnya, membalas pelukan Keinna yang terasa hangat. "Aku mau bantu kamu balas dendam, aku mau menyingkirian Yolanda dari rumah ini dan membuat daddy sadar."

"Aku bisa melakukannya sendiri Leon. Ada buku usang yang akan membantuku." Keinna mendongak, tersenyum pada Leon yang memasang wajah datar.

"Ck, jangan mencoba membujukku. Semuanya akan sia-sia karena aku pria keras kepala." Leon mendorong pelan tubuh Keinna agar pelukan keduanya terlerai. "Kembali ke kamar, ganti baju kamu. Kita akan ke suatu tempat."

"Kemana?" tanya Keinna yang urung untuk pergi.

"Nanti kamu tahu sendiri."

"Mulai main rahasiaan." Keinna mendelik. Dia segera meninggalkan kamar Leon, dan tidak sengaja berpapasan dengan Nathan saat di anak tangga.

Pria paruh baya itu dengan sigap mengenggam tangan Keinna tanpa dilihat oleh siapapun, termasuk Niken.

"Akhir-akhir ini kamu selalu bertingkah aneh dan terkesan menjauhi daddy. Kau beralih kelain hati? Kau jatuh cinta pada Leon?" bisik Nathan penuh tekanan.

"Ak-aku hanya mencintai daddy, ta-tapi kak Leon selalu menempel pada Yola. Yola menghindar karena nggak mau hubungan kita diketahui oleh siapapun."

"Benarkah?"

"Benar, Daddy." Keinna menganggukkan kepalanya cepat.

"Awas saja kalau kamu berani berpaling, daddy akan menendangmu keluar dari rumah ini." Nathan segera berlalu setelah membisikkan kalimat ancaman tersebut.

Sementara Keinna yang masih berada di anak tangga malah tersenyum tipis. "Tendang saja, biarkan gadis arogant itu menderita di jalanan," gumam Keinna.

***

Merasa telah siap dengan outfit kesukaanya, Keinna segera keluar dari kamar dan dikejutkan dengan kehadiran Leon. Pria itu ternyata sejak tadi menunggu di depan pintu.

"Sudah lama?" tanya Keinna dengan tampang terkejutnya.

"Sekitar setengah jam. Ayo!" Leon menarik tangan Keinna tanpa memperdulikan respon gadis itu. Bahkan ketika melewati daddynya, Leon tidak melepaskan tautan tangannya.

"Kalian mau kemana?" tanya Nathan.

"Jalan-jalan, kenapa? Salah?" tanya Leon sinis.

"Jangan pulang larut malam."

"Nggak janji." Leon melanjutkan langkahnya masih dengan wajah datar.

"Jutek banget perasaan sama daddy sendiri. Oh iya, kita mau kemana?"

"Rumah sakit, taman hiburan dan sebuah desa."

"Ngapain?"

"Kawin lari," bisik Leon, membuat jantung Keinna berpacu sangat cepat. Belum lagi mata gadis itu membola karena terkejut. Tetapi Leon sama sekali tidak peduli, dia fokus mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang.

Sebelum menjemput Keinna di sekolah, Leon mendapatkan informasi dari orang suruhannya tentang Yolanda.

"Yola?"

"Hm."

"Kalau tiba-tiba ada cowok yang suka sama kamu, gimana? Seandainya dia nembak?"

"Nanya apa sih?"

"Aku serius."

"Aku bakal nolak karena satu alasan yang nggak bisa aku ceritain pada siapapun. Lagi pula aku yakin, nggak ada pria yang mau mencintai aku."

"Ada."

Keinna lantas melirik Leon. "Siapa?"

"Liat saja nanti, cepat atau lambat pria itu akan datang dan mengatakan cintanya." Leon mengacak-acak rambut Keinna dengan sebelah tangannya.

Sebenarnya pria itu sedikit kecewa akan jawaban yang diberikan oleh Keinna. Tapi apa boleh buat dia tidak punya kuasa tentang perasaan seseorang.

Leon memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah sakit, setelah lama berkendara. Melirik Keinna yang tampak bingung.

"Tunggu sebentar, aku hanya ingin menyerahkan sampel kalian ke dokter," ucap Leon dan dijawab anggukan oleh Keinna.

Sambil menunggu Leon, Keinna memainkan ponselnya untuk menghilangkan kegabutan. Sementara di tempat lain, yakni di dalam sebuah kontrakan. Yolanda tampak gusar memikirkan rahasia besar yang selama ini dia sembunyikan. Memikirkan cara agar Keinna tidak membocorkan rahasia tersebut, atau dia akan hancur tanpa bisa bangkit lagi.

"Nggak, aku harus cegah Keinna, tapi bagaimana caranya?" gumam Yolanda. "Sekarang Keinna nggak mudah disentuh, apalagi kak Leon membantunya."

Yolanda terus memutar otaknya agar bisa menemukan jalan keluar. Senyuman gadis itu terbit setelah sebuah ide melintas diotaknya tanpa di duga.

"Ya, uang lebih penting dari harga diri. Aku harus bertemu Keinna."

Yolanda segera bersiap-siap dan meninggalkan kontrakannya. Tujuan gadis itu adalah rumah besar federico untuk bertemu Keinna. Hanya Keinna lah salah satu penolongnya saat ini.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Yolanda sampai di kediaman Federico, tetapi sialnya. Dia tidak bisa bertemu dengan Keinna, melainkan Nathan. Pria paruh baya yang baru saja akan pergi ke suatu tempat.

Terpopuler

Comments

Dede Mila

Dede Mila

dasar nek lampir kecit...

2024-01-16

1

Teh Yen

Teh Yen

waduh bahaya nih

2023-08-31

1

Yunia Afida

Yunia Afida

jadi dag dig dug, tar gimana pas nathan ketemu yola tapi ditubuh keina

2023-08-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!