Crush On You

Crush On You

Bantuan

Seperti biasanya lapangan basket kampus Nusantara tampak sangat ramai, apalagi mahasiswi. Mereka tampak sedang bersorak gembira untuk memberikan semangat pada mahasiswa pujaan mereka. Apalagi yang saat ada salah satu mahasiswa pujaan hati semua mahasiswi.

Tapi, dari sekian semua mahasiswi ada salah satu mahasiswi yang diam saja sambil menatap mahasiswa pujaan hati para wanita. Mika termasuk dari salah satu wanita yang memuja pria terfavorit di kampus. Tapi Mika sangat bingung, pria itu tidak pernah sekalipun mau bicara apapun padanya. Tapi, sama teman-temannya atau yang lainnya pria itu mau bicara.

Semuanya mengatakan kalau pria itu ramah, diajak ngobrol enak, dan suka membantu. Tapi dia belum mengalami dari apa yang dikatakan orang lain, termasuk sahabatnya.

"Mi, kenapa? Apa ada yang ketinggalan?" tanya Sonia karena Mika tampak diam saja, padahal Mika tampak semangat untuk menonton perlombaan basket di kampus mereka.

"Nia, menurut mu apa aku harus yang mengajaknya makan lebih dulu?" tanya Mika dengan pelan sambil menatap kelapangan.

"Kenapa? Tidak sanggup lagi karena didiamkan terus?" Mika hanya mengangguk kepalanya sambil memanyunkan bibirnya.

Sonia langsung tertawa kerena jawaban dari Mika. Sonia sangat tahu bagaimana perasaan Mika selama ini.

"CK... Aku sudah bilang dari dulu, kamu duluan yang ajak ngobrol..." ucap Sonia sambil menepuk pundak Mika.

"Sudah ku lakukan. Tapi, dia selalu aja menjawabnya dengan singkat. Aku bingung apa aku pernah melakukan kesalahan dengannya?" ucap Mika dengan wajah merenggut.

"Sudahlah, lebih baik cari cowok yang lain aja Mi... Apa tidak capek mengagumi sosok yang tidak pernah memberikan kita respon?"

......................

Saat perjalanan pulang ke rumahnya, motor nya mogok di tengah jalan yang sangat gelap. Mika melihat tempatnya sangat sepi, tapi Mika tidak memiliki rasa takut, dengan santainya Mika membongkar motornya sendiri. Saat Mika memperbaiki motornya, pengendara motor menghampirinya.

Pengendara motor itu langsung membuka helmnya dan ternyata Jefri, pria yang dikagumi Mika dan para wanita di kampus Mika.

"Mika..." mendengar namanya dipanggil Mika langsung menoleh ke sampingnya.

Saat melihat siapa yang memanggilnya, Mika sangat terkejut dan gugup. Tapi Mika langsung berusaha untuk mengendalikan dirinya, dia tidak ingin menjadi orang bodoh dihadapan Jefri.

"Kenapa motornya?" tanya Jefri dengan lembut.

"Tadi tiba-tiba mati..." ucap Mika dengan jantungnya berdetak kencang.

Jefri langsung turun dari motornya.

"Boleh aku bantu?" tanya Jefri sambil menatap motor Mika.

"Tentu saja..."

Jefri langsung membantu Mika untuk memperbaiki motor Mika. Mika tampak hanya diam saja sambil menatap Jefri yang sibuk dengan mengotak-atik mesin motornya. Hanya dalam tempo singkat, motor Mika langsung bisa hidup.

"Lebih baik besok bawa ke bengkel, soalnya saringannya sudah kotor." ucap Jefri.

"Baik, terimakasih..."

Jefri hanya diam saja dan Jefri langsung naik motornya. Mika hanya menghela nafasnya karena Jefri tampak diam saja.

"Aku akan menemanimu sampai ke rumah mu takutnya mesinnya kembali mati lagi di tengah jalan" ucap Jefri sambil memakai helmnya.

Tentu saja Mika sangat senang karena Jefri mengikutinya dari belakang. Dengan tersenyum bahagia Mika langsung naik motornya. Dalam perjalanan pulang ke rumah Mika, Mika selalu menatap kearah kaca spionnya. Mika benar-benar tidak menyangka kalau Jefri mau mengantarkannya sampai ke rumah, walaupun mengunakan motor masing-masing.

Akhirnya Mika sampai di gang rumahnya, Mika langsung berhenti dan menoleh ke sampingnya karena Jefri berhenti di sampingnya.

"Terimakasih dan maaf sudah merepotkan mu..." ucap Mika dengan tersenyum.

"Ya. Kalau gitu aku pergi..." Mika hanya mengangguk kepalanya.

......................

Keesokan harinya, Mika langsung mencari Sonia setelah sampai di kampus. Dengan wajah bahagia, Mika langsung memeluk sahabatnya dari belakang.

"Pasti karena Jefri kamu bahagia?" tebak Sonia.

Mika langsung melepaskan pelukannya dan langsung duduk di samping Sonia. Mika hanya mengangguk kepalanya sambil tersenyum bahagia.

"Ya sudah, ceritalah..."

"Semalam Jefri membantu ku, tapi yang membuat aku bahagia itu bukan karena dia membantu ku..."

"Jadi apa?"

"Dia sebut namaku dan menemani ku pulang dari belakang. Itu artinya kan dia mengkuatirkan aku..." ucap Mika dengan tersenyum.

"Baguslah, kalau begitu ada perkembangan artinya." Mika hanya mengangguk kepalanya.

"Son, nanti temani aku ya jumpai Jefri..." ucap Mika.

"Untuk apa?"

"Mau kasih dia ini..." Mika mengeluarkan kotak makanan dari dalam tasnya.

"Apa itu?"

"Tadi pagi aku cepat-cepat bangun dan buat cookies untuk Jefri, ya sebagai tanda terimakasih untuknya"

"Baiklah...."

"Terimakasih..." ucap Mika sambil memeluk tangan Sonia.

Saat Sonia dan Mika ngobrol, Jefri masuk kedalam ruangan. Tentu saja semua mahasiswi langsung mencari perhatian pada Jefri. Tapi Jefri hanya membalas mereka dengan senyuman. Sedangkan Mika tampak diam saja, Mika memang mengagumi Jefri tapi dia tidak ingin seperti mahasiswi yang lain. Dia tidak terlalu terlihat mengagumi Jefri.

"Kenapa tidak sekarang aja kamu kasih?" bisik Sonia pada Mika, karena Jefri duduk di belakang mereka.

"Kamu tahu sendiri, aku tidak mau ada yang lihat."

"Baiklah..."

Setelah beberapa menit dosen mereka datang dan semua mahasiswa dan mahasiswi langsung sibuk mencari tempat duduknya.

"Baiklah kita akan ujian hari ini dan Mika tolong bantu saya untuk membagikan kertas soalnya" perintah dosen pada Mika.

Beberapa mahasiswi langsung menoleh ke belakang menatap Mika dengan sinis. Mika salah satu mahasiswi yang berprestasi di kampus, maka karena itu ada beberapa kelompok mahasiswi yang tidak suka dengan Mika. Tapi Mika tidak terlalu menanggapi mereka, karena bagi Mika mereka tidak terlalu penting dalam hidupnya.

Tidak butuh waktu lama Mika dapat menjawab soal ujiannya. Mika langsung mengumpulkannya. Setelah Mika, Jefri dan Sonia juga ikut mengumpulkan ujian mereka.

"Kalian boleh keluar..." ucap dosen pada Mika dan yang lainnya.

"Terimakasih pak..." ucap mereka tiga serentak.

Saat Mika dapat keluar dari ruangan bareng Jefri membuat beberapa mahasiswi yang sangat tidak suka dengan Mika langsung cemburu.

"Mika, setelah setengah jam lagi kamu keruangan saya...." ucap dosen sebelum Mika keluar dari ruangan.

"Baik, pak..."

Mika dan Sonia keluar barengan dan didepan mereka ada Jefri.

"Mi, lebih baik sekarang aja kasihnya. Berhubung lagi sepi..." ucap Sonia.

"Ah, benar juga..." ucap Mika yang setuju dengan pendapat Sonia.

Mika langsung mengeluarkan kotak makanannya dan mereka langsung mempercepat langkahnya.

"Jefri, sebentar..." panggil Mika pada Jefri.

Jefri langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

"Ini untuk mu, sebagai tanda terimakasih untuk semalam..." ucap Mika sambil memberikan kotak makanannya pada Jefri.

Jefri tampak diam saja sambil menatap Mika dengan mengerutkan keningnya. Karena Jefri tampak diam saja, Mika langsung menarik tangan Jefri dan meletakkannya ke tangan Jefri langsung.

"Terimakasih untuk semalam. Maaf, sebelumnya kalau rasanya tidak sesuai denganmu" ucap Mika dengan tersenyum.

Setelah itu Mika langsung pergi dan diikuti Sonia. Mika tidak ingin menoleh kebelakang karena saat ini jantungnya berdegup kencang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Salam kenal kak.

2024-04-08

0

miyura

miyura

lanjut othor

2023-10-26

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

pavoritin langsungggggggg

2023-10-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!