Mengejutkan

Saat kembali masuk kedalam ruang acara, Mika mengandeng tangan Arkan. Sedangkan Sonia, Sarah dan bibi Iyem berjalan dibelakang mereka. Para tamu yang masuk tampak sangat terkejut melihat Mika mengandeng tangan seorang anak kecil. Mereka pada bertanya-tanya anak siapa yang digandeng Mika dan ada juga yang berpikir kalau Arkan adalah putra Mika karena ada beberapa orang yang sempat mendengar Arkan memanggil Mika mama.

"Bi, apa bibi tahu dimana neneknya Arkan duduk?" tanya Mika sambil melirik ke sekelilingnya.

"Tuan besar dan nyonya besar duduk di depan nona"

"Baiklah..." Mika pun langsung membawa Arkan menuju kedepan.

Saat dia berjalan kedepan, Naima yang lagi ngobrol dengan tamu sangat terkejut melihat Arkan bersama Mika.

"Arkan...." gumam Naima.

"Permisi saya ijin kesana sebentar..." Naima meminta ijin pada tamunya untuk menghampiri Mika.

Naima langsung menghampiri Mika dengan mengerutkan keningnya, karena ini pertama kalinya dia melihat Arkan bisa dekat dengan orang lain dan tampak wajah bahagia.

"Arkan..." Arkan dan Naima langsung menoleh ke samping saat mendengar Arkan dipanggil.

"Aunty Ima...." sapa Arkan sambil melambaikan tangannya pada Naima.

Arkan memanggil Naima dengan sebutan aunty Ima.

"Nona Naima..." sapa bibi Iyem pada Naima dengan sedikit menundukkan kepalanya pada Naima.

Mika, Sonia dan Sarah mengerutkan keningnya karena Arkan dan bibi Iyem mengenal Naima dan tampak Arkan sangat dekat dengan Naima.

"Maaf Bu, ibu kenal dengan Arkan?" tanya Mika dengan penasaran.

"Tentu saja. Kenapa Arkan bisa bersama mu?" tanya Naima dengan bingung.

"Aunty, Arkan sudah bertemu dengan mama Arkan..." ucap Arkan dengan tersenyum bahagia.

Mendengar ucapan Arkan membuat Naima mengerutkan keningnya. Naima langsung menoleh ke arah Bibi Iyem.

"Maksud tuan muda nona Mika, nona. Bibi juga bingung karena tuan muda memanggil nona Mika dengan sebutan mama sejak mereka bertemu di luar" jelas bibi Iyem.

Mika yang tidak ingin ada salah paham langsung menjelaskan pada Naima, kalau dia pernah bertemu dengan Arkan sebelumnya. Mika juga menjelaskan Arkan langsung memanggilnya mama saat Mika menolong Arkan yang tersesat di mall.

Mendengar itu Naima langsung mensejajarkan dirinya dengan Arkan. Naima mengulurkan tangannya pada Arkan.

"Arkan ikut dengan aunty ya..." Arkan langsung menggelengkan kepalanya sambil menatap Naima dengan merenggut.

Naima pun langsung bangkit berdiri dan menatap Mika dengan tersenyum.

"Wah, Arkan memang benar-benar pintar dan sepertinya ini sudah takdir untuk kalian!" ucap Naima sambil mengelus-elus rambut coklat Arkan.

Mika mengerutkan keningnya karena tidak mengerti apa yang dikatakan Naima.

"Aku akan antar kalian ke depan" ucap Naima sambil menatap Mika.

"Maksud Bu, Naima?" tanya Mika yang tampak sangat bingung dengan apa yang dikatakan Naima.

"Nanti kamu akan tahu sendiri! Ayok kita bawa Arkan ke keluarganya"

Saat Mika mengikuti Naima dari belakang, Mika melihat Jefri bersama Ridwan sedang ngobrol dengan seseorang.

"Mama, itu nenek..." ucap Arkan, Mika pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Arkan yang sedang melambaikan tangannya.

Mika mengikuti arah pandangan Arkan, dan dia pun melihat Naima sedang berjalan mendekati Maura, istri dari atasannya, sekaligus ibunya Jefri. Jantungnya kembali berdetak kencang, dan tiba-tiba perasaannya tidak enak. Bukan karena bertemu dengan istri dari atasannya tapi karena dia takut menerima kenyataan bahwa Arkan putra dari Jefri dan itu berarti Jefri sudah menikah.

"Malem Tante Maura..." Naima langsung menyapa Maura lalu memeluk Maura dengan erat.

Jleb...

Mika langsung menghentikan langkahnya begitu juga dengan Sonia dan Sarah. Mereka langsung menoleh ke arah Mika. Pikiran keduanya saat ini berbeda, Sonia pikirannya saat ini bagaimana perasaan Mika saat ini kalau ternyata anak yang diselamatkan Mika adalah putra dari Jefri. Sedangkan Sarah dalam pikirannya saat ini adalah betapa beruntungnya Mika karena cucu dari pemilik perusahaan tempat mereka bekerja, menyukai Mika dan itu berarti Mika bisa mendapatkan keuntungan.

"Mi, kamu baik-baik saja?" tanya Sonia dengan berbisik.

"Mama ayok, itu nenek..." ucap Arkan sambil menarik tangan Mika untuk melanjutkan langkahnya.

Karena suara Arkan yang cukup kuat membuat Jefri dan Ridwan langsung menoleh ke arah Mika dan Arkan. Tidak tahu apa yang dikatakan Naima, Maura langsung berdiri dan menatap Mika dengan tersenyum. Maura berjalan mendekati Mika yang masih berdiri di tempatnya.

"Nenek..." cicit Arkan sambil melambaikan tangannya saat Maura sudah berdiri di hadapannya.

"Arkan yuk sama nenek..." Maura mengulurkan tangannya pada Arkan, tapi Arkan langsung menggelengkan kepalanya, Arkan tidak mau melepaskan tangan Mika.

"Arkan mau dengan mama..." ucap Arkan dengan wajah merenggut pada Maura.

Mendengar Arkan menyebut Mika mama membuat Maura mengerutkan keningnya, Jefri dan Ridwan yang tidak jauh dari mereka juga tampak terkejut mendengar Arkan memanggil Mika mama.

Mika pun langsung merasa tidak enak hati pada Maura karena Arkan menolak untuk mendekat pada Maura. Mika pun mensejajarkan dirinya pada Arkan.

"Arkan anak baik kan?" Arkan mengangguk kepalanya untuk menjawab pertanyaan Mika.

"Kalau begitu Arkan harus mendengarkan apa yang dikatakan nenek. Sekarang Arkan tahukan apa yang harus Arkan lakukan?" lagi-lagi Arkan langsung mengangguk kepalanya.

Arkan pun langsung mendekati Maura dan menggenggam tangan Maura. Maura sangat terkejut karena Arkan begitu menurutnya pada Mika. Setelah itu Mika langsung bangkit berdiri dan menundukkan kepalanya sedikit pada Maura.

"Maafkan saya, Bu..." ucap Mika yang merasa tidak enak hati pada Maura.

Mika tampak sudah menyiapkan diri kalau Maura marah padanya. Sedangkan Sonia dan Sarah tampak sangat takut, Mika akan diusir dan dipecat. Ternyata dugaan mereka salah, Maura langsung menarik tangan Mika untuk ikut bersamanya. Kedua bola matanya Mika langsung membulat saat Maura menarik tangannya. Begitu juga dengan Sonia dan Sarah.

Jefri dan Ridwan yang melihat Maura menarik tangan Mika untuk duduk bersama langsung mengerutkan keningnya dan mereka pun langsung memutuskan untuk berhenti mengobrol dengan para tamu. Banyak pertanyaan dalam benak Jefri saat ini, mengapa putranya memanggil Mika mama, kenapa putranya bisa begitu sangat menurut pada Mika dan yang paling membuatnya heran adalah mamanya. Mamanya tidak pernah mau dekat dengan orang yang baru saja dikenal.

Saat mereka sampai di meja tempat Maura, pengawal pribadi Maura langsung menarik kursi untuk Mika. Mika mengerut keningnya, dan dia tampak bingung.

"Ayok silahkan duduk nak, bersama tante dan Arkan" ucap Maura dengan lembut karena Mika tidak juga duduk di kursi yang disediakan.

Mika masih saja termenung sambil menatap Maura. Naima yang melihat Mika tampak bingung langsung menarik Mika untuk duduk. Naima juga mempersilahkan Sonia dan Sarah untuk duduk.

"Maaf saya telat mengucapkan terimakasih ya karena sudah menyelamatkan cucu Tante. Naima tadi sudah sampaikan kalau kamu yang menyelamatkan cucu saya tempo lalu "

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!