Cemburu

Saat Mika keluar dari dalam lift, Mika menatap lorong yang begitu sangat luas. Mika tampak sangat takut dan gugup saat ini. Dan saat ini dia masih bingung kenapa dirinya yang ditunjuk sebagai sekertaris Jefri. Padahal masih banyak yang kompeten dari dirinya sebagai sekretaris.

"Bagaimana sikapnya berubah lagi karena hal ini?" gumam Mika dengan merenggut, dia takut kalau sikap Jefri padanya berubah jadi dingin lagi.

"Nona Mika ..." sapa Doni yang baru saja keluar dari dalam lift.

Mika yang mendengar namanya langsung menoleh ke belakang dan melihat Doni. Mika pun langsung memberikan hormatnya pada Doni. Doni menatap Mika dengan tersenyum dan dia menyadari kalau saat ini Mika tampak sangat gugup.

"Apa kabar nona, kite ketemu lagi" ucap Doni sambil mengulurkan tangannya pada Mika.

"Pagi, pak. Kabar saya baik, pak" Mika pun membalas jabatan tangan Doni.

"Maaf, pak. Ruangan pak Jefri ada dimana?" sambung Mika setelah berjabat tangan dengan Doni.

"Saya akan antar nona Mika ke ruangan direktur."

"Terimakasih pak "

Mika mengikuti Doni dari belakang, dan sedang memikirkan apa yang harus dikatakan nya nanti saat bertemu dengan Jefri.

Sesampainya mereka di depan ruangan Jefri, Doni lebih dulu mengetuk pintu ruangan Jefri, setelah mendapatkan jawaban dari dalam barulah Doni masuk, sedangkan Mika masih berdiri di depan pintu dan jantungnya terus berdetak kencang.

"Pak, sekretaris yang ditunjuk Presdir sudah datang." ucap Doni.

Doni yang masih belum setuju dengan keputusan ayahnya, hanya diam saja dan dia lebih memilih fokus untuk memeriksa pekerjaan. Karena Jefri diam saja, Doni pun langsung menghela nafas lalu, menoleh kebelakang dan melihat Mika tidak ada dibelakangnya. Karena tidak melihat Mika dibelakangnya, Doni memutuskan keluar untuk memanggil Mika. Saat Doni keluar dari ruangan Jefri, Doni melihat Mika sedang menundukkan kepalanya sambil memainkan kakinya dilantai. Doni tahu saat ini Mika pasti sangat gugup.

"Silahkan masuk nona!"

Mika langsung menegakkan kepalanya saat mendengar perintah Jefri untuknya. Dengan gugup Mika melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan Jefri.

"Mama..." teriak Arkan bahagia

Awalnya Arkan tampak sangat asyik dengan menggambar nya, tapi karena crayon nya jatuh, Arkan menegakkan kepalanya. Dan saat melihat Mika ada dihadapannya, Arkan langsung berteriak memanggil Mika dan berlari untuk memeluk Mika.

"Arkan..." gumam Mika dengan tersenyum bahagia saat melihat Arkan ada didalam ruangan.

Melihat Arkan berlari kearahnya Mika langsung melayang barang bawaannya dan merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Arkan. Keduanya pun langsung berpelukan dengan bahagia, Mika tampak melupakan rasa gugupnya saat melihat Arkan. Jefri yang tadinya sibuk dengan pekerjaannya langsung berhenti saat mendengar Arkan memanggil mama dan suara Mika.

Deg...

Jefri tampak bingung kenapa Mika ada di ruangannya, karena setahunya yang datang adalah calon sekretaris yang ditunjuk ayahnya. Saat dia menyadari bahwa Mika lah yang ditunjuk ayahnya sebagai sekretarisnya, Jefri langsung bangkit berdiri dan menoleh kearah Doni. Doni pun langsung tersenyum sambil berjalan mendekati Jefri.

"Bagaimana?! Kamu mau atau tidak memiliki sekretaris baru? Kalau memang tidak mau, aku akan memintanya untuk kembali ke teamnya" goda Sonia pada Jefri.

Bukannya menjawab, Jefri memilih untuk mendekati Mika dan Arkan. Wajah Jefri tampak sangat bahagia karena setiap hari dia bisa dekat dengan Mika.

"Papa..." panggil Arkan saat melihat Jefri berjalan mendekati mereka.

Mika pun langsung melepaskan pelukannya saat mendengar Arkan memanggil Jefri. Dengan gugup Mika bangkit berdiri dan menoleh ke belakang dan melihat Jefri tengah menatapnya dengan tersenyum.

"Selamat pagi pak..." sapa Mika sambil memberikan hormatnya.

"Doni beritahu padanya apa yang harus dilakukannya..." perintah Jefri pada Doni sambil menatap Mika dengan tersenyum.

...----------------...

Mika tampak sangat serius untuk menghapal jadwal Jefri selama satu Minggu ini.

"Nona Mika kalau ada kesulitan, nona bisa bertanya dengan saya...." ucap Doni yang baru saja keluar dari ruangan Jefri.

Meja Mika tepat berada di depan ruangan Jefri, agar Jefri mudah memandang wajah Mika sesuka hatinya dari kaca.

"Baik pak!"

"Oh, ya satu lagi pak Jefri suka minum kopi yang tidak terlalu manis, cukup satu sendok gulanya dan untuk makan siang biasanya dia lebih memilih makan di luar" Mika pun langsung mencatat apa yang dikatakan Doni tentang Jefri.

"Em...., selamat bekerja nona Mika"

"Terimakasih pak..."

Setelah Doni memberitahu apa kesukaan Jefri, Doni pun kembali ke ruangannya. Sesampainya di ruangannya Doni langsung menghubungi Jefri. Doni tahu saat dia bicara dengan Mika, Jefri pasti memperhatikan sedang mereka.

Drt....Drt...Drt...

"Apa yang kalian bicarakan?" melihat nama yang tertera di ponselnya, Jefri langsung bicara dengan tutup poin.

Doni sengaja membuat Jefri cemburu, dia ingin atasannya yang sekaligus sahabatnya itu cepat bertindak.

"Tidak ada! Kenapa? Apa kamu cemburu?"

"Diamlah!" Jefri langsung memutuskan sambungan teleponnya dengan kesal.

Setelah itu Jefri menghubungi Mika untuk dibuatkan kopi untuknya.

"Baik pak..." jawab Mika sebelum memutuskan sambungan teleponnya.

Karena mendapatkan perintah dari Jefri, Mika menoleh ke arah Arkan yang tampak sibuk dengan gambarnya. Dari awal Mika datang, Arkan meminta untuk ikut bersama Mika dan Jefri pun mengijinkan Arkan bersama Mika.

"Arkan mau ikut dengan Tante buat kopi untuk papa?" tanya Mika dengan lembut.

Arkan pun langsung menoleh ke arah Mika, lalu mengangguk kepalanya dengan tersenyum.

Saat Mika membawa Arkan ke pantry, beberapa pegawai yang lagi membuat minuman, menatap Mika dengan sinis. Mereka tampak tidak suka karena Mika diangkat sebagai sekretaris Jefri. Padahal Mika adalah pegawai baru.

"Arkan duduk di sini dulu, Tante buat kopi dulu..." Lagi-lagi Arkan hanya mengangguk kepalanya.

Setelah membuat kopi untuk Jefri, Mika dan Arkan pun langsung kembali ke lantai atas.

"Arkan mau ikut ke ruangan papa atau duduk?"

"Arkan duduk saja..."

"Baiklah, Tante antar kopi untuk papa dulu ya..."

Setelah memastikan Arkan sudah duduk, Mika pun menoleh ke arah pintu ruangan Jefri. Sebelum mengetuk pintu ruangan Jefri, Mika menghela nafasnya karena saat ini jantungnya berdetak kencang.

Tok...Tok...

"Masuk!"

Mika pun langsung membuka pintu ruangan Jefri dan saat Mika masuk, Mika melihat Jefri tampak sangat serius dengan laptopnya.

"Pak, kopinya..."

"Letakkan saja!"

Mika pun langsung meletakkan kopinya di atas meja.

"Kalau begitu saya permisi dulu pak..." Ucap Mika sebelum pergi meninggalkan ruangan Jefri.

"Tunggu sebentar!" Jefri langsung cepat menghentikan Mika untuk tidak cepat pergi.

Mika pun langsung menghentikan langkahnya dan berbalik menoleh kebelakang. Mika menatap Jefri tengah menatapnya dengannya.

"Apa ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Mika dengan lembut.

"Apa kamu bisa bantu saya untuk mencari sekolah untuk Arkan yang terdekat dengan perusahaan?"

"Bisa, pak. Besok saya akan memberikan data-data sekolah yang terdekat dengan perusahaan"

"Terimakasih!"

"Sama-sama pak! Apa Arkan merepotkan mu dari tadi?"

"Tidak pak, Arkan anaknya baik dan menggemaskan. Dia tidak merepotkan sama sekali..." ucap Mika dengan tersenyum. Jefri pun hanya mengangguk kepalanya menanggapi ucapan Mika.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

aca

aca

arkan anak kandung jefri apa gimana

2024-04-30

1

Mak mak doyan novel

Mak mak doyan novel

cerita yg menarik.. saya suka. langsung masuk favorit

2023-10-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!