Pertama kalinya

Mika dan Arkan kini berada di dalam kamar Arkan. Dengan penuh kasih sayang Mika menemani Arkan sampai Tidur, Mike juga bernyanyi untuk pengantar tidur Arkan. Sehabis makan dan bermain bersama Mika, Arkan mulai tampak sangat lelah dan ngantuk. Mika pun meminta ijin pada Maura untuk membawa Arkan kembali ke kamarnya. Mika tidak menyadari ada seseorang di balik pintu sedang memperhatikannya.

Setelah memastikan Arkan tidur, dengan pelan-pelan Mika turun dari tempat tidur Arkan. Saat Mika menoleh ke arah jam, Mika sangat terkejut melihat waktu yang sudah menunjukkan pukul 12.00 malam. Dengan panik, Mika mengambil ponselnya dari dalam tas.

"Astaga..." gumam Mika saat melihat panggilan tak terjawab Dari Sonia dan ada pesan dari Sonia kalau Sonia dan Sarah lebih dulu pulang.

Dengan gelisah, Mika keluar dari dalam kamar Arkan. Dia sangat bingung naik apa dia pulang ke apartemennya.

"Kamu mau pulang?" Mika sangat terkejut melihat Jefri di ruang tamu.

"Pak Jefri..." gumam Mika dengan gugup.

Jefri yang tadinya sibuk dengan laptopnya langsung berhenti dan bangkit berdiri. Jefri menoleh ke belakang dan melihat Mika berdiri mematung menatapnya.

"Kamu mau pulang?" tanya Jefri sekali lagi

"I..ya pak..." jawab Mika dengan gugup.

Jefri pun langsung mengambil kunci mobilnya dan jasnya yang tergeletak di atas sofa.

"Saya akan antar kamu pulang..." ucap Jefri.

"Ti..dak usah pak, saya naik taksi saja..." ucap Mika dengan cepat.

"Saya, permisi pak..." ucap Mika sebelum pergi.

Saat Mika melewati Jefri, Jefri langsung menarik tangan Mika, sehingga membuat jarak antara mereka hanya beberapa centi. Kedua mata mereka bertemu dan jantung mereka pun berdebar kencang.

"Saya yang akan antar kamu pulang. Karena Arkan membuat kamu pulang terlambat dan sebagai tanda minta maaf dari saya, saya akan antar kamu pulang..." ucap Jefri sambil menatap mata indah Mika.

...****************...

Kini dalam mobil tampak sangat sunyi senyap. Mika terus menatap kearah luar jendela, bukan karena dia ingin melihat luar tapi dari kaca dia bisa puas melihat pantulan wajah Jefri. Mika sebenarnya sangat bahagia karena Jefri mengantarkannya pulang, tapi dia sangat bingung karena Jefri tampak sangat berbeda.

Setelah menempuh beberapa menit, mereka sampai di depan apartemen Mika. Mika tidak menyadari saat ini kalau Jefri sudah menghentikan mobilnya.

"Mika..."

Mendengar panggilan namanya Mika pun langsung tersadar kalau mereka sudah berhenti di depan apartemennya dan dengan gugup menoleh ke samping dan melihat Jefri menatapnya.

"Terimakasih, pak..." ucap Mika dengan formal sambil menundukkan kepalanya sedikit pada Jefri.

"Sama-sama. Em, selamat malam..."

Jleb...

Mata Mika langsung membulat karena tiba-tiba Jefri mengucapkan selamat malam padanya dan jantungnya berdetak tidak karuan. Kalinini Mika benar-benar sangat bingung dengan sikap Jefri yang berubah total padanya hari ini.

"Sa...ma-sama pak..." jawab Mika dengan gugup.

Karena tidak ingin salah tingkah dan memikirkan yang tidak-tidak , Mika pun dengan cepat-cepat keluar dari dalam mobil Jefri. Saat keluar dari dalam Mika tidak berani menoleh kebelakang dan dia mempercepat langkahnya untuk masuk kedalam apartemennya.

Jefri yang melihat langkah Mika dengan cepat, membuat Mika tampak lucu dimatanya dan menggemaskan. Jefri melihat langit yang gelap dari kaca mobilnya.

"Kenapa lama sekali terangnya?" gumam Jefri sambil menatap langit.

Jefri merasa waktu terlalu lama, dia tidak sabar malam ini berubah jadi pagi. Jefri seperti itu karena besok adalah hari pertama dia berkerja di perusahaan dimana ada Mika.

...----------------...

"Kamu yakin bawa Arkan ke perusahaan?" tanya Maura dengan mengerutkan kening karena Jefri mengatakan kalau Arkan ikut dengannya keperusahaan.

"Iya, ma...."

"Apa tidak menggangu pekerjaan mu?" tanya Ridwan lagi yang masih tidak percaya dengan keputusan Jefri.

"Tidak!" jawab Jefri dengan yakin.

"Arkan kamu sudah selesai?" tanya Jefri setelah menyelesaikan makanannya.

"Sudah pa..."

"Permisi sama kakek dan nenek..." perintah Jefri pada Arkan setelah turun dari kursinya.

Arkan tampak sangat senang karena Jefri membawanya ke perusahaan. Arkan teringat dengan apa yang dikatakan Jefri saat menyuruhnya mandi

"Baiklah papa akan bawa Arkan bertemu dengan mama, tapi sekarang diam dan mandi"

Arkan yang baru bangun dari tidurnya langsung menangis karena tidak melihat Mika disampingnya, yang ada hanya Jefri. Jefri yang terganggu dengan tangisan Arkan pun langsung mengatakan janji pada Arkan.

Kini Jefri, Arkan dan Doni berada di depan perusahaan. Saat mereka melangkah masuk kedalam perusahaan, pegawai wanita yang melihat ketampanan atasan mereka yang baru mereka tampak sangat bahagia. Mereka langsung mencari perhatian dengan cara memberikan senyumnya sambil menundukkan kepala mereka sebagai tanda hormat mereka.

Arkan yang menyadari kalau saat ini kalau para pegawai wanita sedang mencari perhatian, Arkan menatap mereka dengan tatapan tidak suka.

"Papa, mama dimana?" tanya Arkan setelah mereka masuk kedalam ruangan Jefri.

"Duduk di sana dulu, nanti mama akan datang..." ucap Jefri.

Arkan pun langsung mengikuti apa yang dikatakan Jefri. Setelah melihat Arkan duduk dengan tenang di sofa, Jefri berjalan kearah mejanya.

"Om Ridwan sudah memilih untuk seketaris untuk mu. Menunggu kedatangannya, ini ada berkas yang harus diperiksa" ucap Doni sambil menyerahkan beberapa berkas menumpuk di bawanya.

"Bukannya aku sudah bilang aku tidak butuh seketaris. Lagian sudah ada dirimu, untuk apa aku harus membutuhkan seketaris lagi?" Jefri menolak ada seketaris yang dipersiapkan ayahnya untuknya. Alasan Jefri tidak ingin sekertaris adalah Jefri tidak ingin ada perempuan yang berkeliaran di depan ruangannya.

"CK... Sudahlah, kau tidak akan menyesal!" ucap Doni.

...----------------...

"Pindah Bu?" Mika sangat terkejut saat Naima mengatakan bahwa hari ini dia akan dipindahkan ke lantai paling atas.

"Hemm, Presdir ingin kamu menjadi sekertaris direktur utama yang baru" ucap Naima dengan tersenyum.

"Tapi, Bu... Sa...ya tidak mengerti jadi seketaris dan saya..."

"Kamu tenang saja, nanti pak Doni yang akan membimbing kamu disana dan saya yakin kamu pasti bisa. Mi, kamu dipilih karena kamu dan pak direktur utama pernah satu kampus, makanya itu Presdir ingin kamu membantu direktur utama." ucap Naima langsung sebelum Mika menyelesaikan ucapannya.

"Bagaimana dengan pekerjaan saya yang belum selesai Bu?" Mika berusaha mencari cara untuk tetap di teamnya.

"Saya yang akan handle. Sekarang kamu bisa siapkan barang mu dan selamat ya..." ucap Naima sambil mengulurkan tangannya.

Beberapa pegawai wanita yang mendengar kalau Mika diangkat menjadi sekretaris Jefri tampak menatap Mika dengan sinis. Mereka bergosip kalau Mika pasti merayu Presdir mereka dengan tubuhnya.

Dengan tidak semangat Mika merapikan barang-barang yang dimeja. Setelah memastikan tidak ada lagi barangnya yang ketinggalan, Mika pun langsung pergi ke lantas atas. Mika bukannya tidak mau, tapi dia takut kalau Jefri berpikir kalau dialah yang meminta jadi sekretarisnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!