Arkan

Kini Mika dengan ditemani Sonia dan Boy di bagian informasi. Setelah memberikan informasi pada petugas keamanan bahwa mereka menemukan anak laki-laki petugas keamanan langsung mengumpulkannya. Anak laki-laki itu terus memeluk Mika, Boy dan Sonia tampak bingung melihat anak-anak laki-laki itu yang sangat lengket dengan Mika dan apalagi anak kecil itu memanggil Mika dengan sebutan mama.

"Adik kecil kalau boleh Tante tahu nama lengkap kamu siapa?" tanya Sonia.

"Arkan Albar " ucap anak kecil itu dengan polos.

"Albar? Tunggu dulu, bukannya itu nama belakang Presdir Mi?" tanya Sonia dengan penasaran.

Mika langsung teringat dengan nama Presdir mereka. Mika dan Sonia langsung menatap Argan dan mereka tidak melihat kemiripan dengan Presdir mereka.

"Nama Albar banyak di dunia, Son. Mereka tidak ada miripnya..." ucap Mika.

"Benar juga..." ucap Sonia yang setuju dengan pendapat Mika.

Setengah jam lebih tidak ada satupun yang datang untuk menjemput Argan. Karena sudah kelaparan, akhirnya mereka memutuskan untuk membawa Arkan ikut bersama mereka. Sebelum mereka pergi, Mika meninggalkan nomornya, jika ada yang datang mencari Arkan mereka dapat menghubunginya. Mika tampak sangat telaten merawat Arkan, sampai-sampai Sonia tersenyum. Apalagi saat Arkan merengek minta beli eskrim.

"Mi, kalau begini kalian tampak ibu dan anak." ucap Sonia.

"Benar, Mi. Kak Boy terkejut kamu bisa menangani bocah itu" sambung Boy.

Mika hanya tersenyum saja mendengar pujian dari Sonia dan Boy. Mika benar-benar sangat gemas saat Arkan ingin makan sendiri, apalagi saat ada sisa makanan yang lengket di pipi gembul Arkan.

"Mama ikut pulang dengan Arkan kan ke rumah?" tanya Arkan dengan cadal, karena ucapannya yang belum terlalu lancar dan jelas.

Mendengar itu Sonia langsung tertawa terbahak-bahak. Karena Sonia tertawa, Arkan langsung menatap Sonia dengan tajam.

"Tante jelek, kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?" tanya Arkan dengan kesal karena dia tahu Sonia sedang menertawainya.

"Hei, anak kecil aku tidak jelek ya! Kamu yang jelek! Lagian aku tertawa karena kamu sangat lucu! Dengar ya sekali lagi, Tante Mika itu bukan mama kamu, kalau kamu mau Tante Mika jadi mama kamu minta papa kamu menikah dengan Tante Mika " ucap Mika sambil mengedipkan mata pada Arkan.

"Sonia jangan bicara yang tidak-tidak pada anak kecil!" Mika menegur Sonia. Setelah menegur Sonia, Mika langsung menatap Arkan dengan lembut.

"Arka, tahu nomor hp papa Arkan?" tanya Sonia sambil mengelus-elus rambut coklat Arkan.

Arkan langsung membuka tas kecilnya dan mengeluarkan kartu nama dan langsung memberikannya pada Mika.

"Jefri Albar?" gumam Mika saat membaca kartu nama yang diberikan Arkan.

Setelah itu Mika langsung mengambil ponselnya dan langsung memasukkan nomor yang tertera di kartu nama. Sudah empat kali Mika mencoba menghubungi nomor yang tertera di kartu nama yang diberikan Arkan tapi tidak ada tersambung.

Mika tampak bingung apa yang harus dilakukannya kalau Arkan tidak juga dijemput. Mika merasa kasihan pada Arkan, melihat Arkan dia teringat dengan masa lalunya. Mika pernah ditinggalkan ibunya sendiri di taman bermain. Ibu berjanji akan kembali, tapi ibunya tidak juga kembali. Nenek dan kakeknya yang datang untuk menjemputnya dan membawanya tinggal di kampung halaman Kakek dan neneknya.

"Mi, sudah dua jam belum ada yang jemput Arkan. Apa kita bawa saja ke kantor polisi? Polisi pasti langsung mencari orangtuanya" saran Sonia.

"Benar, Mi. Kakak saja yang bawa ke kantor polisi, kakak minta bantuan dengan teman kakak nanti untuk jaganya!" sambung Boy.

Mendengar saran Sonia dan Boy, Mika langsung menggeleng kepalanya. Mika tidak ingin Arkan berpikir kalau dia dibuang.

"Arkan untuk sementara tinggal bersama ku saja! Aku akan merawatnya, sampai orangtuanya datang." ucap Mika.

"Kamu yakin, Mi? Besok kita harus kerja, siapa yang jagain Arkan kalau kita kerja" tanya Sonia.

"Itu besok aku pikirkan. Sekarang Arkan tinggal bersama ku saja" ucap Sonia.

"Baiklah, terserah kamu mu saja!"

"Arkan sayang mau kita tinggal di rumah Tante dulu ya. Arkan mau kan tinggal di rumah Tante?" Dengan cepat Arkan langsung mengangguk kepalanya saat Mika mengajaknya tinggal bersama.

" Baiklah, kalau begitu kita pulang sekarang. Aku mau istirahat..." ucap Sonia.

Saat mereka bangkit berdiri dari tempat duduknya, seorang wanita yang sudah berumur dan seorang gadis menghampiri mereka. Mereka menatap Mika dengan tatapan sinis.

"Wah...Wah, kamu sudah punya anak? Kapan kamu menikah?" tanya wanita muda itu pada Mika.

"Bukan urusan kalian!" jawab Mika dengan sinis.

"Jangan bilang kalau papa tidak tahu kalau kamu sudah menikah dan punya anak?" tanya wanita itu lagi.

"CK... Apa kamu tidak dengar, apa yang kulakukan itu semua bukan urusan kalian!" ucap Mika dengan tegas.

"Jangan ganggu mama Arkan..." ucap Arkan yang tidak suka karena Mika diganggu. Kedua wanita itu langsung menatap Arkan dengan sinis.

"Hello, apa kalian bisa tidak cari ribut? Kalian mengganggu ketenangan orang saja dari dulu!" ucap Sonia yang dari tadi sangat kesal karena kedatangan kedua wanita itu.

"Hei, nona apa kau bisa pergi dari hadapan kami? Atau kalian mau kubawa ke kantor polisi? Kalian sudah menganggu ketenangan orang lain!" ucap Boy dengan tegas.

Kedua wanita itu langsung melihat ke sekeliling mereka dan melihat mereka sedang diperhatikan pengunjung restoran yang sedang makan.

"Ma, lebih baik kita pergi dari sini. Selera makan ku jadi hilang dibuatnya!" ucap wanita muda itu sambil menarik mamanya untuk keluar dari restoran.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!