Jefri Ke Bandung

"Cucu oma..." Maura langsung merentangkan kedua tangannya untuk memeluk cucunya, tapi Arkan melewati mereka begitu saja.

kenapa dengan cucuku?" tanya Maura pada Doni pria yang menjemput Arkan pulang dari apartemen Mika.

"Saya tidak tahu nyonya. Saat bangun tadi, tuan muda Arkan langsung merenggut..." jelas Doni.

"Maura langsung mengejar cucunya, sedangkan Jefri dan Ridwan meminta Doni untuk menjelaskan dari mana Arkan ditemukan. Doni menceritakan bagaimana Arkan bisa berada di rumah orang lain dan bagaimana perlakuan Mika pada Arkan.

"Syukurlah kalau Arkan bertemu dengan orang baik, kalau tidak saya tidak tahu apa yang terjadi pada cucu saya..." ucap Ridwan dengan lega.

"Apa yang kamu bawa itu?" tanya Jefri sambil menatap bungkusan yang dibawa Doni.

"Oh, ini tuan. Ini untuk tuan muda! Tadi nona itu bilang kalau tuan Arkan mau makan sandwich buatan nona itu dan nona itu langsung membuatnya untuk tuan muda" ucap Doni sambil memberikan kotak bekal yang dibawanya.

Jefri langsung mengambilnya dan membawanya ke kamar Arkan. Sesampainya di kamar putranya, Jefri melihat putranya menangis dalam pelukan mamanya. Maura sudah berusaha untuk membuat Arkan berhenti menangis.

Jefri duduk di samping putranya, lalu membuka kotak bekal yang dibawanya. Arkan yang melihat isi dalam kotak bekalnya tangisannya langsung berhenti.

"Pa, itu untuk Arkan?" tanya Arkan dengan sesenggukan karena dari tadi menangis terus.

"Hemm... Paman Doni bilang itu untuk Arkan..." ucap Jefri dengan tersenyum.

Arkan langsung mengambilnya dengan tersenyum. Tentu saja Maura langsung tenang karena cucunya sudah kembali tersenyum.

"Mama benar-benar buat Arkan sandwich..." ucap Arkan dengan bahagia.

Maura dan Jefri langsung mengerutkan keningnya saat Arkan menyebutkan mama.

"Mama? Arkan ketemu dengan mama Arkan?" tanya Maura dengan bingung.

Arkan langsung mengangguk kepalanya.

"Jefri ikut dengan mama..." Maura langsung menarik putranya keluar dari kamar Arkan.

Kini Maura, Ridwan dan Jefri sedang mengintrogasi Yoga. Mereka benar-benar sangat ingin tahu siapa wanita yang menyelamatkan Arkan.

"Kamu yakin kalau wanita yang menyelamatkan cucuku bukan wanita itu?" tanya Maura dengan tegas.

"Betul nyonya! Saya bertemu langsung dengan wanita yang menyelamatkan tuan muda Arkan" ucap Doni.

"Pergilah!" perintah Ridwan setelah mendengarkan penjelasan Doni.

"Kalau begitu saya permisi tuan, nyonya..." ucap Doni.

Setelah Doni pergi, Jefri bangkit berdiri dan berjalan menuju ruang kerjanya. Maura dan Ridwan tampak merasa bersalah pada Jefri sejak kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Mulai kapan Jefri masuk kantor pa?"

"Mulai besok, tapi dia mau lihat pabrik kita yang dibandung!"

"Bandung? Kenapa? Apa ada masalah dengan pabrik yang di Bandung?"

"Hanya masalah kecil, jadi dia ingin menyelesaikannya langsung"

"Baiklah. Oh, ya mama ingin mencari pasangan untuk Jefri. Teman-teman arisan mama putri-putri mereka sangat cantik, pasti nanti ada salah satu yang cocok untuk Jefri!"

"Terserah mama saja! Tapi, ingat kalau Jefri tidak suka jangan paksa dia. Mama tahu sendiri bagaimana sifat Jefri "

"Ia, mama tahu pa!"

......................

"Jef, ayo sarapan pagi dulu nak! Pagi-pagi begini mau kemana?" tanya Maura saat melihat Jefri ingin pergi membawa tasnya.

"Papa, mau pergi? Arkan boleh ikut?" tanya Arkan dengan polosnya.

Jefri berjalan mendekati putranya yang lagi makan disuapin baby sister nya. Jefri mensejajarkan dirinya pada putranya.

"Papa, hanya sebentar saja perginya. Setelah papa pulang papa bawa Arkan jalan-jalan " ucap Jefri sambil mengelus-elus rambut coklat Arkan.

"Hore Arkan jalan-jalan sama papa..." teriak Arkan dengan bahagia karena Jefri akan membawanya jalan-jalan.

Melihat putranya bahagia, Jefri langsung tersenyum. Setelah itu Jefri berpamitan pada kedua orangtuanya.

"Hati-hati ya nak!" ucap Maura sambil memeluk Jefri.

......................

Sesampainya di kota Bandung, Jefri melihat sekelilingnya yang tidak ada memilki perubahan sama sekali.

"Tuan, apa kita langsung ke pabrik atau tuan mau istirahat dulu?" tanya Doni sambil melirik Jefri ke belakang yang tengah asik memandang kota bandung dari balik jendela.

"Langsung saja!" ucap Jefri.

"Baik, tuan"

Sesampainya di pabrik Jefri melihat tampak sangat sepi sepi, seperti tidak ada yang bekerja. Satpam yang berjaga langsung menghampiri Jefri saat Jefri keluar dari dalam mobil.

"Siang, tuan. Maaf tuan, mau cari siapa?" tanya satpam yang tidak mengenal siapa Jefri.

"Maaf pak, kami ingin bertemu dengan manager pabrik ini. Bisa tunjukkan dimana ruangan managernya?" jawab Doni.

"Pak Rangga tidak ada tuan, beliau sedang liburan "

Jefri dan Doni langsung saling tatap. Jefri benar-benar sangat terkejut mendengar kalau manager pabriknya memilih liburan dari pada menyelesaikan masalah yang dihadapi pabrik saat ini"

"Kalau begitu kami ingin bertemu dengan yang menghandle pabrik ini kalau beliau tidak ada ditempat!" ucap Doni.

"Oh, pak Jaya! Sebentar tuan!" Satpam penjaga langsung memanggil salah satu temannya untuk membawa Jefri dan Yoga ke ruangan asisten manager pabrik.

Saat memasuki area pabrik, Jefri dan Doni melihat sedikit pegawai yang sedang bekerja. Jefri benar-benar sangat terkejut melihat suasana pabrik milik keluarganya yang sangat kacau balau. Dari dataran yang dia dapat pegawai buruh di pabrik ada ratusan orang tapi yang dia lihat bekerja saat ini tidak ada ratusan.

Kini Jefri dan Doni berada di ruangan yang kosong. Sambil menunggu, Jefri memilih mengamati suasana pabrik dari balik jendela.

"Selamat siang!" sapa seorang pria yang baru saja masuk kedalam ruangan.

Jefri langsung menoleh ke belakang dan langsung mendekati pria yang baru saja datang.

"Saya Jaya asisten manager pabrik. Maaf tuan sekalian dari mana?"

"Saya Jefri Albar " ucap Jefri sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan pak Jaya.

Pak Jaya langsung terkejut saat mendengar nama belakang Jefri. Dengan gugup pak Jaya membalas uluran tangan Jefri.

"Saya Doni, asisten dari pak Jefri " ucap Doni untuk memperkenalkan dirinya pada pak Jaya.

"Silahkan duduk tuan!" ucap pak Jaya yang sudah sangat gugup karena kedatangan Jefri, putra dari pemilik pabrik tempatnya bekerja.

"Maaf tuan, saya tidak tahu kalau tuan datang" ucap pak Jaya.

"Tidak apa-apa, karena saya memang tidak ingin ada yang tahu kedatangan saya. Saya ingin melihat langsung bagaimana kondisi pabrik ini, karena saya mendapat laporan sudah banyak mengundurkan diri dari pabrik " jelas Jefri dengan dingin.

"Doni..." Jefri langsung memanggil Doni dan menatapnya.

Doni yang sangat mengerti langsung meminta pada pak Jaya membawa semua berkas-berkas keuangan dan seluruh pegawai pabrik.

Setelah mendapatkan berkas-berkas yang mereka inginkan, Jefri meminta Jaya untuk kembali bekerja dan Jefri meminta pak Jaya tidak memberi tahu kedatangannya. Jefri dan Doni kini menatap berkas-berkas yang mereka kumpulkan ada diatas meja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!