Hubungan Boy dan Mika

Sesampainya di Jakarta, Naima mengajak Mika untuk makan malam bersamanya tapi Mika langsung menolaknya.

"Maaf, Bu. Saya langsung pulang saja dan saya sudah dijemput..." ucap Mika dengan tidak enak hati sambil memberi tunjuk keberadaan Boy yang sedang melambaikan tangannya pada Mika.

Sewaktu mereka masih di Bandung, Mika meminta tolong pada Boy untuk menjemputnya dari bandara.

"Dia pacar mu?" tanya Naima sambil melirik ke Jefri yang terus menatap Boy.

"Ya..." jawab Mika dengan berbohong

"Kalau begitu saya duluan ya Bu." sambung Mika sebelum Naima memberikan pertanyaan yang lagi.

Mika menundukkan kepalanya sedikit pada Jefri dan Doni. Setelah itu Mika langsung berlari kecil ke arah Boy dan langsung mengandeng tangan Boy.

Saat Mika mengatakan kalau Boy pacarnya pada Naima, Jefri langsung menatap menatap Boy dengan tatapan tajam. Naima dan Yoga yang berdiri di samping Jefri langsung menepuk pundak Jefri dengan pelan. Mereka tahu kalau dari sorot mata Jefri saat ini adalah kecemburuan. Apalagi Mika langsung mengandeng tangan Boy.

"Lebih baik kita pulang sekarang..." ucap Naima sambil menatap kepergian Mika dan Boy.

......................

"Pelan-pelan kali Mi, jalannya!" ucap Boy karena Mika jalannya seperti dikejar orang.

"Udah, ayok cepat kak! Nanti Mika ceritakan" ucap Mika.

"Ia...Ia..." ucap Boy dengan mengalah.

"Pacar?" teriak Boy saat Mika menceritakan apa yang dikatakan Mika pada atasannya.

 Untung saja mereka sudah didalam mobil, kalau tidak mereka pasti jadi pusat perhatian orang karena suara Boy yang begitu kuat.

"Tidak perlu suaranya kuat kak. Mika minta maaf..." ucap Mika sambil membuat wajah memelas.

"Baiklah, tapi katakan kenapa dirimu sampai mengatakan kalau kakak pacar mu? Jangan bilang dari salah satu dua pria tadi ada mantan mu?"

"CK... Mantan apanya? Dia aja dingin gitu setiap ketemu!" ucap Mika dengan kesal.

Mendengar ucapan Mika, Boy langsung mengangguk kepalanya karena mengerti kenapa Mika mengatakan kalau dirinya adalah pacarnya.

"Baiklah sekarang aku mengerti." ucap Boy.

"Baiklah kita pulang sekarang, kalau tidak satu bocah lagi pasti akan marah!" sambung Boy sambil menghidupkan mesin mobilnya.

Sesampainya di apartemen Sonia langsung menarik Mika untuk duduk dan langsung bertanya pada Mika tentang pertemuannya dengan Jefri.

"Bagaimana? Apa kalian ada ngobrol?" tanya Sonia dengan penasaran.

Mika hanya geleng-geleng kepala saja. Karena Mika geleng kepala, Sonia ikutan sedih.

"Apa benar yang dikatakan Doni ya?" gumam Mika sambil menatap Mika dengan sendu.

"Doni?"

"Hemm, tadi di grup kita pada heboh karena melihat postingan Jefri yang terbaru. Kamu tahu sendiri kan banyak yang penasaran tentang Jefri sejak dia pindah kampus" ucap Sonia.

"Kata Doni, Doni waktu liburan ke Amerika bulan yang lalu dia tidak sengaja bertemu dengan Jefri. Katanya Jefri saat itu sedang bersama seorang anak laki-laki dan anak laki-laki memanggilnya Ayah." sambung Sonia.

Mika pun langsung teringat dengan cincin yang melingkar di jemari Jefri. Mika langsung mengambil kesimpulan kenapa Jefri bisa cuek padanya dan pura-pura tidak mengenalnya karena Jefri ingin menjaga perasaan pasangannya.

"Aku mau mandi dulu!" ucap Mika yang tidak ingin mendengar tentang Jefri lagi.

Melihat reaksi Mika saat mendengar tentang Jefri yang sudah menikah, Sonia pun tidak ingin melanjutkan ucapannya.

......................

"Mika, hasil dari pertemuan kita semalam tolong berikan pada saya, ya!" ucap Naima saat melihat Mika yang baru saja datang.

"Baik, bu!" Mika pun langsung melakukan tugasnya.

Setelah memberikan hasil pekerjaannya, Naima mengajak Mika untuk membantunya mempersiapkan acara penyambutan CEO mereka yang baru besok.

......................

"Kamu yakin?" tanya Jefri saat mendapatkan informasi yang dia terima tentang Boy.

"Apa kamu meragukan kemampuan ku? Pria itu kakak dari sahabatnya Mika, namanya Sonia. Pria itu polisi dan hubungannya dekat dengan Mika. Mika dan Sonia saat ini tinggal bersama di apartment yang tidak jauh dari perusahaan. Pria itu sudah beberapa kali datang ke apartemennya." ucap Doni sambil menikmati kopinya.

Karena Mika dijemput Boy di bandara, Jefri langsung memerintahkan Doni untuk mencari siapa Boy sebenarnya. Jefri terus melihat foto-foto kebersamaan Mika dengan Boy.

"Oh, ya kata om Ridwan kamu harus mulai masuk ke perusahaan besok! Besok akan ada acara penyambutan mu di perusahaan." ucap Doni.

"Hemm..."

Setelah mengetahui kalau Mika dan Boy tidak memiliki hubungan apapun, Jefri merasa lega.

"Baiklah pekerjaan ku sudah selesai. Aku, pulang dulu." ucap Doni sambil bangkit berdiri.

Setelah Doni pergi, Jefri bangkit berdiri dan mengambil kotak besi yang tersimpan rapi di lemarinya. Ternyata dalam kotak besi itu adalah foto-foto Mika yang selama ini diambil Jefri diam-diam dan ada juga foto wisuda Mika. Meskipun Jefri pergi ke Amerika, Jefri meminta seseorang untuk mengawasi Mika di kampus dan meminta foto-foto Mika yang baru.

Saat orang yang diperintahkan nya untuk mengawasi Mika mengatakan kalau Mika sudah pindah ke Jakarta setelah wisuda, Jefri langsung meminta untuk mencari keberadaan Mika. Tapi, orang yang disuruhnya gagal, tidak ada yang tahu dimana Mika tinggal dan apalagi Mike tidak lagi update kegiatannya di sosmed setelah wisuda. Karena tidak ada yang berhasil, Jefri teringat dengan Sonia. Ternyata Sonia sama saja, Sonia juga tidak ada update fotonya di sosmed setelah wisuda.

......................

"Jadi, kamu ketemu dengan Jefri disana? Apa kalian ngobrol?" tanya Sonia yang kepo karena Mika mengatakan kalau dia bertemu dengan Jefri di Bandung.

"Tidak! Apa kamu tahu, dia memperlakukan ku seperti tidak kenal sama sekali!" ucap Mika dengan kesal sambil membongkar kopernya.

"Hahahaha. Kenapa dirimu kesal begitu? Bukannya kamu bilang tidak lagi memiliki perasaan pada Jefri?" ledek Sonia.

"Memang tidak lagi!" ucap Mika dengan bohong.

Mika memang ingin melupakan perasaannya pada Jefri selama bertahun-tahun, Mika tidak ingin lagi mengalami cinta sepihak. Maka karena itu, setiap Sonia bertanya tentang perasaannya, Mika mengatakan kalau dia sudah melupakan perasaannya pada Jefri. Tapi ternyata tidak, saat dia bertemu dengan Jefri kembali jantungnya berdetak kencang.

"Kalau kamu tidak suka dengan Jefri lagi kenapa kesal begitu karena Jefri tidak menyapa?"

"Tidak! Aku tidak kesal! Hanya saja..." Mika tampak bingung memberikan alasan pada Sonia.

"Mika... Mika... Ayolah, aku tahu kamu masih menyukai Jefri. Dengar, mungkin kalian sudah memang ditakdirkan untuk bertemu dan kalian itu pasti memang berjodoh"

Mika langsung menghentikan kegiatannya dan menatap Sonia dengan bingung.

"Kamu tidak percaya? Apa kamu mau taruhan? Aku sangat yakin kalau kalian itu berjodoh!" ucap Sonia sambil memeluk lengan Mika.

"Jangan sok jadi peramal deh!" ucap Mika sambil menepuk tangan Sonia.

"Kita lihat saja nanti. Aku yakin kalian memang berjodoh dan kita buat taruhan ya. Jika memang kalian tidak berjodoh, besok kalian tidak akan bertemu lagi. Tapi kalau kalian memang berjodoh besok pasti kalian bertemu lagi!" ucap Sonia sambil mengedipkan mata.

Mika yang tidak ingin mendengar kata-kata Sonia langsung menarik tangannya dan kembali merapikan baju-bajunya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!