Update Terbaru

Mika tampak sangat gugup karena dirinya harus mempresentasikan hasil kerjanya didepan Presdir tempat dia bekerja.

"Mika, saya yakin kamu pasti bisa!" ucap semangat dari Naima pada Mika. Mika hanya mengangguk kepalanya dengan tersenyum.

Seperti yang diharapkan Naima, Mika melakukan tugasnya dengan sangat baik. Karena keberhasilan Mika, membuat proyek yang mereka inginkan berhasil mereka dapatkan.

Saat dari team Mika kembali ke ruangan, semuanya langsung bertepuk tangan untuk Mika.

"Saya tahu kamu pasti bisa, Mika. Saya berharap untuk selanjutnya kamu bisa memberikan yang terbaik lagi" puji Naima.

"Terimakasih Bu, ini semua karena bimbingan ibu!" ucap Mika.

"Baiklah, mari kita lakukan proyek ini dengan baik." ucap Naima dengan semangat.

Karena proyek yang mereka dapatkan membuat Mika harus kembali sibuk dengan pekerjaannya. Tidak hanya Mika, tapi seluruh team Mika.

"Akhirnya, selesai juga..." ucap salah satu team dari Mika sambil merentangkan tangannya ke atas.

"Aku sangat lelah, aku mau pulang dulu!" ucap yang lainnya lagi.

Satu persatu dari team Mika mulai berpulangan, begitu juga dengan Mika yang bersiap-siap untuk pulang.

"Mika, kamu ikut dengan saya besok untuk melihat tempat proyeknya" ucap Naima sebelum Mika pergi pulang.

"Baik, Bu..."

"Kemungkinan kita akan dua hari disana, jadi kamu bawa baju ganti kamu!"

"Baik Bu!"

Sesampainya di apartemen, Mika langsung menyusun pakaiannya kedalam koper.

"Mi, kata mama dan papa sebelum kamu balik ke Jakarta singgah ke rumah...." ucap Sonia.

"Oke..." jawab Mika sambil mengangkat jempol tangannya.

......................

Mika menatap kota Bandung dengan tersenyum. Mika dan Naima tinggal di hotel yang tidak jauh dari tempat proyek yang akan mereka tangani.

"Mika sekarang kamu istirahat saja dulu, tapi nanti jam 12 kita makan siang di bawah, setelah itu kita ke tempat proyek." ucap Naima setelah mereka mendapatkan kunci kamar mereka masing-masing.

"Baik Bu..."

Sesampainya di kamar, Mika langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Mika merasakan tubuhnya benar-benar sangat lelah. Saat Mika ingin memejamkan matanya, ponselnya berbunyi.

"Mika, Jefri update fotonya terbaru. Apa kamu sudah melihatnya?"

Mendapatkan pesan dari Sonia, Mika langsung membuka IG nya dan melihat Jefri baru saja meng-upload foto terbarunya yang sedang ada di pantai. Ini pertama kalinya Jefri mengupdate fotonya setelah dia tiba-tiba menghilang beberapa tahun yang lalu.

Mika melihat tidak ada satupun yang berubah dari Jefri, hanya saja Jefri saja pakai kacamata dalam fotonya yang terbaru. Mika membaca isi caption nya "Merindukannya".

Membaca isi caption-nya Jefri, tiba-tiba saja rasa sakit itu kembali lagi. Padahal dirinya sudah melupakan cintanya pada Jefri. Tapi, kini saat membaca caption terbaru Jefri, rasa sakit dan kecewa kembali lagi.

Mika merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya. Mika kembali teringat dimana dirinya diam-diam mengambil foto Jefri yang sibuk main basket, baca buku di perpustakaan dan apalagi saat dia memberikan kotak bekalnya pada Jefri.

......................

Kini Mika dan Naima menuju tempat proyek mereka mereka setelah makan siang. Sesampainya di tempat proyek, Mika mengamati bangunan yang sedang di bongkar saat ini. Mika sangat ingat bangunan yang saat ini dibongkar adalah toko buku, tempat pertama kalinya dia bertemu dengan Jefri. Saat itu Mika ingin berteduh dari hujan, Jefri dengan motor kingnya memilih untuk berteduh juga karena tidak memakai jas hujan.

Tidak hanya mereka berdua yang berteduh tapi ada beberapa orang juga yang ikut berteduh. Mika tidak sadar kalau saat ini celana jeans nya ada bercak merah, dan orang-orang yang ikut berteduh langsung Menggunjing Mika yang tidak ada malunya. Karena gunjingan orang-orang membuat Mika langsung panik dan malu, tiba-tiba Jefri langsung melingkarkan jaketnya di pinggang Mika dari belakang.

"Abaikan mereka..." bisik Jefri ditelinga Mika.

Setelah mengikatkan jaketnya, Jefri langsung kembali ketempat nya dan bersandar di dinding. Mika terharu dan tersentuh dengan apa yang dilakukan Jefri padanya. Dengan langkah kecil Mika berjalan menuju Jefri yang saat ini menutup matanya sambil menikmati musiknya.

"Terimakasih, maaf sudah membuat jaket mu kotor" ucap Mika, tapi Jefri tidak merespon ucap Mika.

Karena tidak ada respon dari Jefri, Mika memilih diam. Sesekali Mika memperhatikan Jefri yang terus menutup matanya sambil mendengarkan musik pakai earphone nya.

Karena hujannya belum juga berhenti, Mika memutuskan untuk masuk kedalam toko buku untuk membeli minuman. Mika membeli dua botol minuman, dia ingin memberikan pada Jefri satu botol. Setelah beberapa menit, Mika keluar dari toko buku dan tidak melihat Jefri lagi. Mika juga tidak melihat motor Jefri terparkir lagi didepan toko buku.

"Mika..." Naima menyenggol lengan Mika karena Mika tampak melamun.

"Hemm, ya Bu..." ucap Mika refleks karena terkejut.

"Apa kamu sakit?" tanya Naima yang kuatir karena Mika tampak diam saja.

"Tidak Bu, saya baik-baik saja" jelas Mika dengan tersenyum.

"Kita kedalam sekarang karena kita harus menjelaskan pada semua pekerja untuk desainnya"

"Baik Bu!"

......................

"Apa tidak sebaiknya kita laporkan mereka ke kantor polisi?" tanya Doni sambil menatap Jefri yang terus menatap keindahan alam di pantai.

"Apa kamu sudah melaporkan pada Presdir?" tanya Jefri tanpa menjawab pertanyaan Doni.

"Sudah tuan!" jawab Doni

"Aku sudah bilang diluar kantor jangan pernah memanggil ku tuan!" tegur Jefri pada Doni.

"Apa kamu lupa saat ini masih jam kerja?" jawab Doni sambil melirik Jefri dengan tersenyum.

Jefri pun langsung melirik ke arah Doni, beberapa menit Jefri langsung menepuk pundak Doni.

"Kamu sudah menemukannya?" tanya Jefri sambil menatap lurus kedepan.

"Belum. Aku sangat yakin dia pergi dengan pria itu!" ucap Doni.

"Aku berharap dia benar-benar hilang dari muka bumi ini!" ucap Jefri dengan sangat dingin.

"Bagaimana nanti dia kembali dan membawa Arkan pergi?"

"Hal itu tidak akan pernah terjadi!" Yoga menatap Jefri yang tampak menahan emosinya saat ini.

Dengan wajah dingin Jefri melangkahkan kakinya kembali menuju mobilnya. Doni yang sangat mengenal Jefri dari kecil, benar sangat sedih dengan perubahan Jefri dalam beberapa tahun ini.

Doni dan Jefri memutuskan untuk kembali ke rumahnya, rumah yang sudah lama tidak dia tempati. Meskipun sudah dua tahun lebih dia tidak tempati, tapi rumah itu masih bersih karena Jefri membayar orang untuk mengurusnya.

"Tuan makan malam di sini?" tanya seorang pria tua yang bertugas untuk menjaga rumah Jefri.

"Tidak, pak! Saya makan diluar saja!" jawab Jefri.

"Kalau begitu saya, kembali ke belakang ya tuan!"

Jefri hanya mengangguk kepalanya. Setelah itu, Jefri membawa kopernya kelantai atas. Doni mengikuti Jefri dari belakang.

"Aku dimana tidur?" tanya Doni sebelum Jefri masuk kedalam kamar.

"Kamu bisa tidur dimana saja! Masih ada tiga kamar yang kosong!" ucap Jefri dengan santainya.

Doni menghela nafasnya karena Jefri langsung masuk kedalam kamar setelah menjawab pertanyaannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!