Kedatangan Jefri Albar

Kedua wanita yang menghina Mika adalah istri kedua ayahnya dan saudara tiri Mika. Mika tidak pernah akur dengan keluarga baru dari ayahnya. Sejak ayahnya menikah lagi, Mika tidak pernah ingin bertemu dengan ayahnya. Saat ayahnya berkunjung untuk melihatnya di rumah kakeknya, Mika memutuskan untuk pergi. Dia tidak ingin bertemu dengan ayahnya.

"Mi, kamu baik-baik saja?" tanya Sonia yang kuatir karena melihat Mika yang termenung.

"Mama, baik-baik saja?" tanya Arkan yang juga kuatir dengan Mika.

Mendengar pertanyaan Arkan, membuat Mika langsung sadar. Mika langsung menoleh ke Arkan yang sedang menatapnya dengan sedih.

"Tante baik-baik saja sayang. Sekarang kita pulang ke rumah Tante ya..." ucap Mika dengan tersenyum.

Arkan langsung mengangguk bahagia. Sonia dan Boy tahu kalau saat ini perasaannya Mika tidak baik-baik saja. Dalam perjalanan pulang Arkan dan Mika duduk di belakang dan Arkan selalu membuat tingkah lucunya yang membuat Mika jadi tertawa. Sonia dan Boy sangat bersyukur karena kehadiran Arkan membuat Mika melupakan kejadian tadi. Sesampainya di apartemen, Mika langsung membawa Arkan untuk istirahat dikamar nya.

"Son, aku langsung pergi dulu. Aku akan kabari, kalau orang tua bocah itu datang!" ucap Boy

"Oke kak!"

......................

Jefri yang baru saja turun dari pesawat sangat terkejut saat mengetahui putranya menghilang di supermarket.

Saat mobil Jefri masuk kedalam perkarangan rumah, anak buah Jefri yang ditugaskan menjaga rumahnya langsung berbaris rapi.

"Bagaimana cara kerja kalian? Menjaga satu anak saja kalian tidak bisa!" ucap Jefri dengan emosi yang baru saja keluar dari dalam mobil.

Tidak ada yang berani menatap Jefri dan mengeluarkan suaranya saat Jefri marah. Saat Jefri masuk kedalam rumahnya, Jefri melihat ibu dan ayahnya sedang berbincang dengan polisi.

"Ma, Pa..." sapa Jefri pada kedua orangtuanya.

Kedua orangtuanya langsung bangkit berdiri dan Jefri langsung memeluk kedua orangtuanya bergantian.

"Jef, Arkan hilang nak. Mama yang salah, karena mama sibuk belanja mama melupakannya" ucap Maura, ibu kandung dari Jefri.

Jefri Albar putra kedua dari Ridwan Albar dan Maura. Setelah tamat SMA Jefri memutuskan ingin hidup mandiri, dia lebih memilih tinggal di Bandung tempat kakek dan neneknya dulu tinggal. Selama kuliah Jefri tidak pernah mengunakan nama belakang ayahnya, dia tidak ingin ada yang tahu identitasnya.

"Ma, tenanglah Arkan pasti akan pulang!" Jefri berusaha untuk menenangkan mamanya.

"Baiklah tuan Ridwan, nyonya Maura saya akan kembali ke kantor saya dulu. Saya akan menghubungi tuan Ridwan setelah mendapatkan petunjuk!" ucap polisi yang ditugaskan untuk mencari keberadaan Arkan.

"Terimakasih pak..." ucap Ridwan.

Setelah polisi pergi, Jefri tampak sibuk menghubungi seseorang. Sedangkan Maura menangis dalam pelukan suaminya.

"Pa, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Arkan?" tanya Maura sambil memeluk suaminya.

"Mama harus berpikir yang positif, Arkan baik-baik saja!" ucap Ridwan untuk menenangkan istrinya.

Jefri tampak mondar-mandir dengan gelisah setelah mematikan sambungan teleponnya. Setelah beberapa menit ponselnya Jefri berdering. Saat melihat nama yang tertera di ponselnya, Jefri langsung mengangkatnya

Tut....Tut....Tut...

"Bagaimana?" tanya Jefri tanpa basa-basi pada orang yang menghubunginya.

"Kami sudah menemukan keberadaan Arkan" ucap pria dari seberang pada Jefri.

"Baguslah, cepat bawa dia pulang!" ucap Jefri sebelum memutuskan sambungan teleponnya.

Jefri menatap kedua orangtuanya lalu duduk di hadapan kedua orangtuanya.

"Aldo sudah menemukan keberadaan Arkan. Mama tenang saja Arkan akan pulang" ucap Jefri.

"Syukurlah..." ucap Mau dengan tersenyum sambil memeluk Ridwan.

Setelah mengatakan kalau Arkan sudah di temukan, Jefri langsung bangkit berdiri. Kedua orangtuanya menatap Jefri dengan sedih. Sudah beberapa tahun ini mereka tidak lagi melihat senyuman bahagia Jefri.

"Pa, apa yang harus kita lakukan? Sejak kejadian itu mama tidak lagi melihat senyumannya" ucap Maura dengan sedih.

Seorang ibu pasti akan merasa sedih saat melihat putranya yang selalu tersenyum dan kini hanya tatapan yang dingin dia lihat.

"Papa juga tidak tahu, ma..." ucap Ridwan yang juga kebingungan melihat putranya yang sangat berubah menjadi dingin.

......................

Mika dan Sonia menatap pria yang mengaku sebagai pamannya Arkan, sambil menatap photo yang diberikan pada mereka

"Syukurlah ada foto ku bersama tuan muda Arkan. Dua wanita ini benar-benar sangat ribet. Tapi syukurlah mereka yang menemukan tuan muda. Tunggu dulu bukannya wanita ini, ternyata benar-benar sangat berjodoh" ucap pria itu dalam hati sambil menata Mika.

Setelah memperhatikan foto yang diberikan pria itu, Mika mengembalikan fotonya kembali.

"Maaf, tuan kami bukan melarang anda untuk membawa Arkan pulang. Hanya saja kami ingin memastikan bahwa tuan benar-benar keluarga dari Arkan" ucap Mika dengan tersenyum bahagia.

"Tidak apa-apa nona. Saya sangat bersyukur karena nona-nona yang menemukan keberadaan keponakan saya. Kalau begitu apa boleh saya membawa keponakan saya pulang?" tanya pria itu dengan lega kalau Mika yang menyelematkan Arkan.

"Tentu saja boleh, tapi Arkan masih tidur di kamar saya..."

"Tidak apa-apa nona, saya akan menggendongnya saja"

"Baiklah. Sonya kamu bawa tuan ini ke kamar ku, aku ke dapur bentar." Sonya mengangguk kepalanya.

Saat pria yang mengaku pamannya Arkan dan Sonya ke kamar, Mika ke dapur. Mika yang sudah membuat makanan untuk Arkan langsung membungkusnya. Saat pria itu ingin pergi, Mika langsung memberikan bungkusan makanan yang dibuatnya.

"Apa ini nona?" tanya pria itu dengan bingung.

"Itu makanan yang saya buat untuk Arkan. Soalnya tadi dia bilang ingin makan sandwich, makanya saya membuatnya. Kalau Arkan sudah bangun, tolong berikan sandwich nya untuk Arkan ya tuan..." ucap Mika.

"Baik nona, Terimakasih sebelumnya"

Mika hanya mengangguk kepalanya dengan tersenyum. Mika menatap wajah polos Arkan sambil tersenyum.

......................

Dalam perjalanan pulang kekediaman keluarga Albar, Arkan bangun dari tidurnya karena guncangan dari mobil. Saat Arkan membuka matanya, Arkan langsung mengucek kedua matanya.

"Akhirnya tuan muda bangun..." ucap pria yang mengaku pamannya Arkan dengan tersenyum.

Arkan langsung menoleh ke sampingnya dan langsung menatap pria yang disampingnya dengan merenggut dan matanya mulai berkaca-kaca.

"Tuan muda kenapa?" tanya pria itu dengan bingung.

"Kenapa paman jemput Arkan pulang? Arkan mau tinggal bersama mama..." ucap Arkan dengan sedih.

Pria itu langsung mengerutkan keningnya karena Arkan menyebutkan ingin tinggal bersama mama.

"Maksud tuan?"

"Arkan mau tinggal bersama mama..." teriak Arkan sambil meneteskan airmata.

"Tapi tuan..."

"Tidak ada tapi-tapi. Arkan mau tinggal bersama mama" ucap Arkan lagi.

Pria itu langsung mengerti, kalau tuan mudanya menganggap salah satu dari wanita yang menolong Arkan sebagai mamanya. Sesampainya di kediaman keluarga Albar, Arkan yang sangat kesal langsung keluar dari dalam mobil dengan wajah merenggut.

Maura, Ridwan dan Jefri berdiri di depan pintu saat tahu Arkan dalam perjalanan pulang. Saat Arkan keluar dari dalam mobil dengan wajah merenggut, mereka tampak bingung.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!