NovelToon NovelToon

Crush On You

Bantuan

Seperti biasanya lapangan basket kampus Nusantara tampak sangat ramai, apalagi mahasiswi. Mereka tampak sedang bersorak gembira untuk memberikan semangat pada mahasiswa pujaan mereka. Apalagi yang saat ada salah satu mahasiswa pujaan hati semua mahasiswi.

Tapi, dari sekian semua mahasiswi ada salah satu mahasiswi yang diam saja sambil menatap mahasiswa pujaan hati para wanita. Mika termasuk dari salah satu wanita yang memuja pria terfavorit di kampus. Tapi Mika sangat bingung, pria itu tidak pernah sekalipun mau bicara apapun padanya. Tapi, sama teman-temannya atau yang lainnya pria itu mau bicara.

Semuanya mengatakan kalau pria itu ramah, diajak ngobrol enak, dan suka membantu. Tapi dia belum mengalami dari apa yang dikatakan orang lain, termasuk sahabatnya.

"Mi, kenapa? Apa ada yang ketinggalan?" tanya Sonia karena Mika tampak diam saja, padahal Mika tampak semangat untuk menonton perlombaan basket di kampus mereka.

"Nia, menurut mu apa aku harus yang mengajaknya makan lebih dulu?" tanya Mika dengan pelan sambil menatap kelapangan.

"Kenapa? Tidak sanggup lagi karena didiamkan terus?" Mika hanya mengangguk kepalanya sambil memanyunkan bibirnya.

Sonia langsung tertawa kerena jawaban dari Mika. Sonia sangat tahu bagaimana perasaan Mika selama ini.

"CK... Aku sudah bilang dari dulu, kamu duluan yang ajak ngobrol..." ucap Sonia sambil menepuk pundak Mika.

"Sudah ku lakukan. Tapi, dia selalu aja menjawabnya dengan singkat. Aku bingung apa aku pernah melakukan kesalahan dengannya?" ucap Mika dengan wajah merenggut.

"Sudahlah, lebih baik cari cowok yang lain aja Mi... Apa tidak capek mengagumi sosok yang tidak pernah memberikan kita respon?"

......................

Saat perjalanan pulang ke rumahnya, motor nya mogok di tengah jalan yang sangat gelap. Mika melihat tempatnya sangat sepi, tapi Mika tidak memiliki rasa takut, dengan santainya Mika membongkar motornya sendiri. Saat Mika memperbaiki motornya, pengendara motor menghampirinya.

Pengendara motor itu langsung membuka helmnya dan ternyata Jefri, pria yang dikagumi Mika dan para wanita di kampus Mika.

"Mika..." mendengar namanya dipanggil Mika langsung menoleh ke sampingnya.

Saat melihat siapa yang memanggilnya, Mika sangat terkejut dan gugup. Tapi Mika langsung berusaha untuk mengendalikan dirinya, dia tidak ingin menjadi orang bodoh dihadapan Jefri.

"Kenapa motornya?" tanya Jefri dengan lembut.

"Tadi tiba-tiba mati..." ucap Mika dengan jantungnya berdetak kencang.

Jefri langsung turun dari motornya.

"Boleh aku bantu?" tanya Jefri sambil menatap motor Mika.

"Tentu saja..."

Jefri langsung membantu Mika untuk memperbaiki motor Mika. Mika hanya diam saja sambil menatap Jefri yang sibuk dengan mengotak-atik mesin motor Mika. Hanya dalam tempo singkat, motor Mika langsung bisa hidup.

"Lebih baik besok bawa ke bengkel, soalnya saringannya sudah kotor." ucap Jefri.

"Baik, terimakasih..."

Jefri hanya diam saja dan Jefri langsung naik motornya. Mika hanya menghela nafasnya karena Jefri tampak diam saja.

"Aku akan menemanimu sampai ke rumah mu takutnya mesinnya kembali mati lagi di tengah jalan" ucap Jefri sambil memakai helmnya.

Tentu saja Mika sangat senang karena Jefri mengikutinya dari belakang. Dengan tersenyum bahagia Mika langsung naik motornya. Dalam perjalanan pulang ke rumah Mika, Mika selalu menatap kearah kaca spionnya. Mika benar-benar tidak menyangka kalau Jefri mau mengantarkannya sampai ke rumah, walaupun mengunakan motor masing-masing.

Akhirnya Mika sampai di gang rumahnya, Mika langsung berhenti dan menoleh ke sampingnya karena Jefri berhenti di sampingnya.

"Terimakasih dan maaf sudah merepotkan mu..." ucap Mika dengan tersenyum.

"Ya. Kalau gitu aku pergi..." Mika hanya mengangguk kepalanya.

......................

Keesokan harinya, Mika langsung mencari Sonia setelah sampai di kampus. Dengan wajah bahagia, Mika langsung memeluk sahabatnya dari belakang.

"Pasti karena Jefri kamu bahagia?" tebak Sonia.

Mika langsung melepaskan pelukannya dan langsung duduk di samping Sonia. Mika hanya mengangguk kepalanya sambil tersenyum bahagia.

"Ya sudah, ceritalah..."

"Semalam Jefri membantu ku, tapi yang membuat aku bahagia itu bukan karena dia membantu ku..."

"Jadi apa?"

"Dia sebut namaku dan menemani ku pulang dari belakang. Itu artinya kan dia mengkuatirkan aku..." ucap Mika dengan tersenyum.

"Baguslah, kalau begitu ada perkembangan artinya." Mika hanya mengangguk kepalanya.

"Son, nanti temani aku ya jumpai Jefri..." ucap Mika.

"Untuk apa?"

"Mau kasih dia ini..." Mika mengeluarkan kotak makanan dari dalam tasnya.

"Apa itu?"

"Tadi pagi aku cepat-cepat bangun dan buat cookies untuk Jefri, ya sebagai tanda terimakasih untuknya"

"Baiklah...."

"Terimakasih..." ucap Mika sambil memeluk tangan Sonia.

Saat Sonia dan Mika ngobrol, Jefri masuk kedalam ruangan. Tentu saja semua mahasiswi langsung mencari perhatian pada Jefri. Tapi Jefri hanya membalas mereka dengan senyuman. Sedangkan Mika tampak diam saja, Mika memang mengagumi Jefri tapi dia tidak ingin seperti mahasiswi yang lain. Dia tidak terlalu terlihat mengagumi Jefri.

"Kenapa tidak sekarang aja kamu kasih?" bisik Sonia pada Mika, karena Jefri duduk di belakang mereka.

"Kamu tahu sendiri, aku tidak mau ada yang lihat."

"Baiklah..."

Setelah beberapa menit dosen mereka datang dan semua mahasiswa dan mahasiswi langsung sibuk mencari tempat duduknya.

"Baiklah kita akan ujian hari ini dan Mika tolong bantu saya untuk membagikan kertas soalnya" perintah dosen pada Mika.

Beberapa mahasiswi langsung menoleh ke belakang menatap Mika dengan sinis. Mika salah satu mahasiswi yang berprestasi di kampus, maka karena itu ada beberapa kelompok mahasiswi yang tidak suka dengan Mika. Tapi Mika tidak terlalu menanggapi mereka, karena bagi Mika mereka tidak terlalu penting dalam hidupnya.

Tidak butuh waktu lama Mika dapat menjawab soal ujiannya. Mika langsung mengumpulkannya. Setelah Mika, Jefri dan Sonia juga ikut mengumpulkan ujian mereka.

"Kalian boleh keluar..." ucap dosen pada Mika dan yang lainnya.

"Terimakasih pak..." ucap mereka tiga serentak.

Saat Mika dapat keluar dari ruangan bareng Jefri membuat beberapa mahasiswi yang sangat tidak suka dengan Mika langsung cemburu.

"Mika, setelah setengah jam lagi kamu keruangan saya...." ucap dosen sebelum Mika keluar dari ruangan.

"Baik, pak..."

Mika dan Sonia keluar barengan dan didepan mereka ada Jefri.

"Mi, lebih baik sekarang aja kasihnya. Berhubung lagi sepi..." ucap Sonia.

"Ah, benar juga..." ucap Mika yang setuju dengan pendapat Sonia.

Mika langsung mengeluarkan kotak makanannya dan mereka langsung mempercepat langkahnya.

"Jefri, sebentar..." panggil Mika pada Jefri.

Jefri langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

"Ini untuk mu, sebagai tanda terimakasih untuk semalam..." ucap Mika sambil memberikan kotak makanannya pada Jefri.

Jefri tampak diam saja sambil menatap Mika dengan mengerutkan keningnya. Karena Jefri tampak diam saja, Mika langsung menarik tangan Jefri dan meletakkannya ke tangan Jefri langsung.

"Terimakasih untuk semalam. Maaf, sebelumnya kalau rasanya tidak sesuai denganmu" ucap Mika dengan tersenyum.

Setelah itu Mika langsung pergi dan diikuti Sonia. Mika tidak ingin menoleh kebelakang karena saat ini jantungnya berdegup kencang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mendapatkan tawaran bekerja

"Mika, apa kata dosen killer itu?" tanya Sonia dengan kepo setelah Mika kembali dari ruangan dosen.

"Pak Rudi hanya bilang ada perusahaan yang dari Jakarta ingin mengadakan seminar dalam Minggu ini. Jadi pak Rudi ingin aku yang handel acara seminar ini, soalnya yang punya perusahaan ini donatur terbesar di kampus kita"

"Oh, kukira dia mau memarahi mu..." ucap Sonia dengan cengengesan.

"Memang aku pernah buat masalah?" Sonia hanya menggeleng kepalanya sambil menampilkan giginya yang putih.

"Son, nanti sore tidak sibukkan? Bantuin aku ya..."

"Baiklah, apa sih yang tidak untuk mu..." keduanya langsung tertawa.

Saat mereka bercanda beberapa mahasiswi datang menghampiri mereka dengan jalan yang diatur seperti fashion show.

"Hei, perempuan jadi-jadian...." ucap salah satu mahasiswi yang sangat dikenal dengan kecantikannya tapi tidak mulutnya.

Mika yang tidak merasa kalau dia perempuan jadi-jadian, tampak sangat cuek. Sedangkan Sonia sudah menatap perempuan itu dengan tajam.

"Hei perempuan sok cantik, siapa yang kamu panggil?" tanya Sonia yang sudah bangkit berdiri.

"CK... Aku memang cantik, kamu tidak tahu?" ucap perempuan itu dengan gayanya yang centil.

"Untuk apa aku perlu tahu, lagian untuk apa cantik tapi hatinya tidak cantik" sindir Sonia tersenyum.

"Kamu..." Perempuan itu ingin menyiram Sonia dengan air minum yang ada di meja tapi salah satu temannya langsung membisikkan sesuatu padanya.

Perempuan itu langsung menoleh ke belakang dan melihat Jefri dan beberapa temannya Jefri menuju kantin. Perempuan itu langsung berlari ke arah Jefri.

"Jefri, kita makan bareng ya..." ucap perempuan itu dengan centil.

Jefri hanya tersenyum saja, dan tentu saja perempuan itu langsung kegirangan. Sonia hanya menggeleng kepalanya sambil meminum minumannya. Sedangkan Mika langsung bangkit berdiri dan mengambil minumannya untuk dibawanya pergi.

"Mi, aku ikut..." ucap Sonia yang tidak mau ditinggal Mika sendirian.

......................

Sudah empat hari Mika dan Sonia tampak sangat sibuk karena mengurus acara seminar yang akan diadakan di kampus mereka. Banyak mahasiswa yang ingin ikut seminar karena, akan menambah penilaian mereka dan mendapatkan sertifikat.

"Pak, semuanya sudah saya siapkan. Kursi tamu undangan saya sudah kasih tanda. Untuk menyambut tamu besok, apa saya juga ikut pak?" tanya Mika dengan sopan.

"Tentu saja kamu harus ikut dan satu lagi sebelum acara seminar dimulai kamu temani Pak Ridwan untuk melihat suasana kampus kita "

"Baik, pak..."

"Ya, sudah kamu bisa pulang dan jangan lupa untuk mengingatkan sama teman-teman kamu untuk hadir di acara seminar besok "

"Baik pak. Kalau begitu saya permisi dulu pak..." pak Rudi hanya mengangguk kepalanya.

Mika yang sudah merasa lelah memutuskan untuk tampak sangat terkejut melihat ban motornya kempes.

"Kalau begini ceritanya harus dorong sendiri lagi " ucap Mika dengan kesal.

Untung saja ada bengkel yang dekat dengan kampus. Saat menunggu motornya selesai diperbaiki, Naya ingin minum di cafe yang ada disamping bengkel. Saat melangkah masuk, Mika melihat Jefri bersama perempuan yang tampak sangat cantik. Mika belum pernah melihat perempuan yang bersama Jefri sekarang di kampus.

Ingin sekali Mika tidak masuk cafe, tapi Jefri sempat melihatnya. Kalau Mika tidak jadi masuk, pasti Jefri berpikir kalau dirinya menghindarinya.

"Ah, cuek ajalah...." gumam Mika dalam hatinya.

Setelah memesan minuman dan makanan ringannya Mika mencari tempat duduk. Kursi yang kosong hanya ada dekat Jefri duduk, lagi-lagi Mika terpaksa untuk duduk disana.

Setelah duduk, Mika melihat tempat makan yang pernah dia kasih pada Jefri di samping wanita itu.

"Oh, ya kak. Terimakasih untuk cookies nya kemarin. Rasanya enak..." ucap wanita itu dengan bahagia.

Tentu saja membuat Mika terkejut mendengarnya. Rasanya sakit saat mendengar makanan yang dia buat dengan tulus, tapi diberikan pada wanita lain. Mika berpikir selama ini kalau Jefri lah yang memakannya sendiri.

......................

Mika dengan ramah menyambut tamu yang penting dalam acara seminar mereka hari ini.

Seperti yang ditugaskan padanya Mika membawa tamunya keliling kampus mereka.

Setelah membawa tamunya keliling kampus, Mika membawa ke ruangan dosen dimana tempat yang sudah di persiapkan untuk istirahat sebelum acara dimulai.

"Maaf pak, saya akan kembali lagi nanti saat acaranya sudah mau mulai. Bapak bisa istirahat didalam." ucap Mika dengan ramah.

"Terimakasih nona Mika..."

"Sama-sama pak..."

"Kalau begitu saya permisi dulu..." ucap Mika sambil menunduk kepalanya sedikit sebagai tanda hormatnya pada pak Ridwan.

Acara seminar pun dimulai dengan waktu yang sudah ditentukan. Para mahasiswa dan mahasiswi sudah berdatangan dan mengambil tempat duduk mereka masing-masing. Mika dan Sonia tampak sangat sibuk menyusun minuman untuk tamu mereka.

"Son, aku panggil pak Ridwan dulu. Tolong handle yang lain ya..." ucap Mika,

"Oke..."

Mika langsung pergi ke ruangan dosen untuk menjemput tamunya yang sedang istirahat. Mika benar-benar melakukan tugasnya dengan sangat baik, dosennya yang terkenal dengan sangat killer benar-benar sangat mengagumi kinerja Mika.

Setelah memastikan tamunya duduk di tempat yang sudah di tentukan, Mika langsung memberikan aba-aba pada Pembawa acara seminar mereka bahwa acara sudah bisa di mulai.

......................

"Nona Mika saya tidak menyangka kalau nona Mika, siswa yang sangat berprestasi..." ucap pak Ridwan setelah acara seminar bubar.

"Terimakasih pak...." ucap Mika dengan menundukkan kepalanya sedikit sambil tersenyum.

"Saya sangat senang kalau nona Mika mau kerja di perusahaan saya setelah lulus kuliah. Saya sudah mempersiapkan tempat yang kosong untuk nona. Bagaimana, nona mau?"

Tentu saja Mika sangat terkejut dan bahagia karena dia dapat bekerja di perusahaan internasional yang ada di Indonesia.

"Mika bagaimana? Kesempatan ini tidak pernah datang untuk keduakalinya. Bapak sangat yakin kamu pasti bisa..." ucap pak Rudi.

"Terimakasih pak untuk kesempatannya, saya sangat senang bapak memberikan saya kesempatan untuk bekerja di perusahaan bapak." ucap Mika dengan tersenyum.

Pak Ridwan langsung mengulurkan tangannya dan Mika pun langsung membalas uluran tangan pak Ridwan.

"Saya sangat menantikan kehadiran nona Mika ke perusahaan saya." ucap pak Ridwan dengan tersenyum.

"Nona jika nona ingin datang, nona bisa hubungi saya..." ucap Dion sekertaris pak Ridwan sambil memberikan kartu namanya.

"Terimakasih pak..."

......................

Mika dan Sonia mengikuti dosen-dosen untuk mengantar pak Ridwan ke mobilnya. Setelah mobil pak Ridwan pergi, pak Rudi langsung menghampiri Mika.

"Mika terimakasih kamu sudah melakukan tugas kamu dengan baik" ucap pak Rudi dengan tersenyum.

"Seharusnya saya yang berterima kasih pada bapak, karena memberikan saya kesempatan untuk mengurus acara seminar ini. Kalau bukan saya yang mengurus, mungkin saya tidak akan ada kesempatan untuk mendapatkan tawaran bekerja di perusahaan internasional." ucap Mika.

Pak Rudi hanya mengangguk kepalanya dengan tersenyum.

"Baiklah kalau begitu bapak permisi dulu."

"Baik pak..." ucap Sonia dan Mika bersamaan.

Setelah pak Rudi pergi, Sonia langsung memeluk sahabatnya itu dengan bahagia. Sonia sangat senang karena Mika dapat kerjaan langsung setelah mereka lulus kuliah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hadiah wisuda dari seseorang

Mika dan Sonia memutuskan untuk pulang bareng. Saat mereka sampai di parkiran motor, Mika dan Sonia tampak bingung melihat bungkusan di atas motornya. Mika langsung membuka dan tampak bingung melihat ada kotak hadiah didalamnya.

"Wah, ada pengagum rahasia nih..." goda Sonia dengan bahagia.

"Pasti ada yang salah..." ucap Mika dengan mengerutkan keningnya.

"Apanya yang salah?"

"Sepertinya ini punya orang lain. Pasti ini ketinggalan..." ucap Mika langsung.

"Mungkin juga. Ya, sudah kamu simpan aja dulu. Nanti kalau ada yang cari kamu bisa langsung kasih."

"Benar juga. Ya, sudah kita pulang."

Sonia langsung menghidupkan mesin motornya. Mika lebih dulu mengantar Sonia kerumahnya, barulah Mika pulang.

......................

2 Tahun Kemudian

Mika lulus dengan hasil yang sangat memuaskan. Semua para wisudawan/wisudawati tampak sangat bahagia karena kedua orangtuanya datang. Sangat berbeda dengan Mika.

Mika hanya sendiri, kalau ditanya apakah Mika tidak cemburu melihat teman-temannya tentu saja dia ada rasa cemburu. Dia ingin sekali kedua orangtuanya datang untuk merayakan kebahagiannya. Tapi itu semuanya hanya mimpi. Kedua orangtuanya tidak akan pernah datang. Jangankan untuk datang ke acara wisudanya, menanyakan kabarnya dan bertanya tentang kuliahnya selama ini kedua orangtuanya tidak pernah sekalipun melakukannya.

"Mi, ayok foto bareng..." ucap Sonia sambil menarik-narik tangan Mika.

Untung ada keluarga Sonia, jadi Mika serasa ada keluarga dihari yang bahagia untuknya. Orang tua Sonia sangat sayang pada Mika, mereka memperlakukan Mika seperti putri mereka juga.

"Kak Boy dimana?" tanya Mika dengan bingung karena tidak melihat keberadaan kakak laki-laki Sonia satu-satunya.

"Kak Boy sudah kembali ke markasnya. Kamu tahu sendiri kan, dia tidak bisa lama-lama cuti..." ucap Sonia.

"Oh..." jawab Mika dengan singkat.

"Mi, kita makan bareng di rumah ku ya. Mama masak yang banyak untuk kita..."

"Benar Mi, Tante sudah masak untuk kalian dua. Jadi kamu harus ikut kami..." ucap mamanya Sonia.

"Baik Tante..."

......................

Sesampainya di rumah milik keluarga Sonia, Sonia dan Mika langsung Menganti baju. Sonia memberikan bajunya untuk di pakai Mika.

"Mi, apa mereka tidak ada menghubungi mu?" tanya Sonia yang sudah sangat tahu latar belakang sahabatnya itu.

"Mereka tidak akan melakukannya. Kamu tahu sendiri setelah mereka memutuskan menikah lagi dengan orang yang mereka cinta, mereka sudah lupa dengan putrinya. Apalagi sejak mereka sudah memiliki anak dari pasangan mereka yang baru, mereka melupakan bahwa mereka punya anak yang lain" ucap Mika dengan tersenyum.

"Sorry..." Sonia sangat menyesal karena menanyakan kabar kedua orangtua Mika.

"Tidak perlu meminta maaf..." ucap Mika sambil menggandeng tangan Sonia.

"Tapi rasanya sangat berbeda ya. Aku kira kita bisa lulus bersama dengan Jefri. Kalau Jefri masih di sini, aku pasti akan mengajak Jefri untuk foto bersama" ucap Mika dengan sedih.

"Tapi yang membuat aku bingung, kenapa Jefri pindah kuliah dengan tiba-tiba, ya?" tanya Sonia dengan bingung.

Dua tahun lalu seluruh kampus tampak sangat heboh karena mendengar Jefri melanjutkan kuliahnya keluar negeri.

"Mi, apa dia baik-baik saja?" tanya Mika dengan memandang luar jendela.

"Manalah ku tahu. Tapi, Mi gimana seandainya kalian ketemu kembali? Apa kamu akan mengagumi nya kembali?" tanya Sonia dengan penasaran pada Mika.

"Aku tidak tahu, setelah aku mengetahui kalau makanan yang aku kasih waktu itu diberikan pada wanita lain membuat ku sangat kecewa dengannya" ucap Mika sambil teringat kejadian di cafe.

Sonia hanya diam saja menanggapi jawaban dari Mika. Obrolan mereka pun langsung berhenti saat mendengar nama mereka dipanggil.

"Jadi, kalian kapan berangkatnya?" tanya mama Susan (Ibu dari Sonia)

"Besok ma kami berangkat..." jawab Sonia.

"Itu artinya teman mama tidak ada lagi di rumah..." ucap mama Susan dengan sedih.

"Kan ada papa ma..." sambung papa Remon (Papa dari Sonia)

"Papa kan juga sibuk dengan pekerjaan papa..."

"Tapi kan ada yang temani mama disini..." ucap papa Remon sambil mengedipkan matanya.

Sonia dan Mika langsung tertawa melihat tingkah kedua orangtuanya Sonia.

......................

Sesampainya di rumah Mika sangat terkejut melihat ada kotak hadiah didepan rumahnya dan hal yang paling membuat dia semakin bingung adalah ucapan selamat untuk wisudanya. Karena penasarannya, Mika langsung membuka kotak hadiah itu dan sangat terkejut melihat hadiah yang didapatkannya.

Apalagi musiknya adalah musik yang selalu dia mainkan setiap kali dia sedang sedih. Mika melihat disekelilingnya dan tidak melihat siapapun. Dengan tersenyum Mika membawa hadiahnya kedalam rumahnya.

Dalam rumah Mika tampak kain-kain putih sudah menutupi perabot yang ada. Mika tampak sudah mempersiapkan dirinya untuk pergi.

......................

Akhirnya Mika dan Sonia sampai di apartemen yang sudah mereka sewakan untuk tempat tinggal mereka berdua. Kedua orangtuanya Sonia yang mengantar mereka sampai di kota Jakarta.

"Akhirnya kita sampai juga..." ucap Sonia sambil merebahkan tubuhnya di atas sofa.

"Lebih baik kalian merapikan barang-barang kalian. Mama yang akan masak untuk kalian, sebelum mama dan papa pulang..." ucap mama Susan.

"Oke ma..." jawab Sonia dengan cepat.

Mika dan Sonia masuk kedalam kamar mereka masing-masing. Mika tidak langsung menyusun pakaiannya tapi dia langsung kearah balkon untuk melihat suasana kota Jakarta yang sangat terkenal dengan kepadatannya.

Setelah melihat-lihat, Mika menyusun pakaiannya dan ternyata Mika membawa kota musik yang dia dapat semalam. Mika tampak sangat menyukai hadiahnya.

Setelah masak makan malam untuk Sonia dan Mika, kedua orangtuanya Sonia memutuskan untuk kembali ke Bandung karena papanya Sonia besok harus kembali bekerja.

Keesokan paginya Mika dan Sonia tampak sangat rapi mereka bersiap-siap untuk pergi kerja. Sonia sangat senang karena dia diterima di perusahaan tempat Mika akan bekerja.

Sonia tampak sangat gugup karena ini pertama kalinya Sonia datang ke perusahaan tempat dia bekerja sekarang. Berbeda dengan Mika, Mika pernah magang di perusahaan tempat mereka bekerja sekarang.

"Mika..." seorang pegawai wanita memanggil Mika dari jauh.

Mika dan Sonia langsung menoleh ke belakang. Pegawai wanita itu langsung berlari mendekati Mika dan langsung memeluk Mika dengan bahagia

"Sarah..." sapa Mika dengan tersenyum bahagia.

"Akhirnya kita ketemu lagi..." ucap Sarah dengan bahagia.

Setelah Sarah melepaskan pelukannya, Mika memperkenalkan Sarah pada Sonia. Mereka bertiga bersama-sama menunju ruang HRD. Sarah salah satu mahasiswi magang dari salah satu kampus yang ada di Jakarta. Selama magang Sarah dan Mika sangat dekat.

Mika ditempatkan di bagian yang berbeda dengan Sonia dan Sarah. Mika kini berada di ruangan bagian perencanaan.

"Naima perkenalkan ini Mika, mulai sekarang Mika bagian dari team mu. Tolong kamu ajari Mika apa saja yang perlu dikerjakannya" ucap Doni pada Naima salah satu ketua team bagian perencanaan.

Naima dan yang lainnya tampak bingung melihat Doni, sekretaris pribadi Presdir mereka memperkenalkan Mika secara langsung pada mereka.

"Baik, pak!" ucap Naima.

"Mika sekali lagi selamat bergabung, saya berharap kamu betah untuk bekerja di sini.." ucap Pak Doni.

"Terimakasih pak..." ucap Mika.

Setelah pak Doni pergi dari ruangan bagian perencanaan, semua para pegawai tampak menatap Mika dari bawah ke atas.

......................

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!