Ellie : Unforgottable Wife
Seorang perempuan cantik tengah duduk manis di rooftop sebuah restoran mewah, menunggu suaminya datang. Sebelumnya mereka berjanji untuk merayakan anniversary pernikahan untuk pertama kalinya. Satu jam, dua jam berlalu bahkan tiga jam Elliana menunggu Carlton datang menemuinya, tapi sama sekali tidak ada tanda laki-laki itu akan muncul disana. Berulang kali Elliana menghubungi suaminya, tidak ada satupun pesan yang di balasnya. Bahkan di telepon pun, nomornya tidak aktif.
“Kamu kemana Carl... Nggak mungkin kan kamu lupa janji kamu sendiri. Apa kamu berubah pikiran?” Elliana bermonolog sendiri sambil terus menghubungi suaminya.
Tak lama, ponselnya berdering. Elliana pikir yang menghubunginya adalah Carlton, tapi ternyata bukan. Melainkan sebuah nomor baru yang tidak di kenalnya.
“Hallo.” Ucap Elliana setelah menerima panggilan itu, mungkin saja itu adalah Carlton.
“Selamat malam, saya dari kepolisian setempat. Apakah saya bisa bicara dengan istrinya tuan Carlton Aarav Vijendra?” Tanya seorang laki-laki di seberang sana.
“Malam pak. Iya betul, saya istrinya.” Jawab Elliana, hatinya mulai berdebar tak karuan.
“Apakah anda bisa datang ke rumah sakit Trauma Centre? Suami anda mengalami kecelakaan tunggal dua jam yang lalu, saat ini masih dalam penanganan dokter.”
Elliana menutup mulutnya karena terkejut mendengar kabar suaminya kecelakaan. Dia juga merasakan lututnya lemas, hampir saja ponsel yang dipegangnya saat ini terjatuh. Air matanya mengalir begitu saja. Makan malam romantis yang dinantikannya harus gagal karena Carlton kecelakaan.
“Hallo, apa anda mendengarkan saya?”
“Ah iya, pak. Saya segera kesana.” Dengan terburu-buru Elliana meninggalkan restoran itu.
Tak lagi memikirkan keselamatannya, Elliana mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Hingga bisa sampai ke rumah sakit hanya dalam waktu yang sebentar.
Perempuan itu berlari sebisanya setelah memarkirkan mobilnya. Tempat yang di tuju olehnya saat ini adalah IGD rumah sakit tersebut.
“Maaf suster, apakah ada pasien yang baru kecelakaan bernama Carlton?” Tanya Elliana dengan napasnya yang tersenggal-senggal, pada perawat yang berpapasan dengannya.
“Apa maksud nona tuan Carlton Aarav Vijendra?” Perawat itu menjawab pertanyaan Elliana dengan pertanyaan lagi
“Iya sus, dimana...” Ucapannya terhenti saat mendengar seorang laki-laki memanggil namanya.
“Nona Elliana...” Laki-laki itu mendekat padanya.
“Felix? Dimana Carl?” Elliana sudah tidak peduli lagi bagaimana wajahnya yang basah karena menangis.
“Tuan Carl baru saja di pindahkan ke ruang ICU.”
Mendengar kata ICU, Elliana sudah tidak bisa menahan bobot tubuhnya lagi. Hingga tubuhnya merosot hingga terduduk dilantai yang dingin itu. Separah apa kecelakaan yang di alami oleh suaminya, sampai mengharuskan laki-laki itu berada di ruang ICU.
“Nona, anda tidak apa-apa?” Felix membantu istri dari bosnya untuk duduk di kursi yang ada di dekat mereka.
“Suamiku baik-baik aja kan Felix? Tolong katakan, Carl baik-baik aja...” Tangisnya pecah saat itu juga.
Felix hanya bisa diam tanpa bisa menjawab pertanyaan dari Elliana.
Setelah Elliana cukup tenang, Felix mengantarkan Elliana ke ruang ICU. Dokter belum mengizinkan siapapun masuk ke dalam, termasuk istrinya sekalipun.
Kabar kecelakaan yang di alami oleh Carlton menjadi trending topik pagi ini, hampir semua media memberitakan kecelakaan tragis itu. Namun sayangnya, belum ada satu mediapun yang bisa meliput bagaimana kondisi CEO dari penerbit buku terbesar di Indonesia itu.
Dari semalam, Elliana begitu setia menjaga suaminya. Dia sama sekali tidak bisa tidur, hingga kantung matanya terlihat menghitam. Beberapa kali Elliana mengajak Carlton untuk berbicara, namun laki-laki itu sama sekali tidak merespon apapun yang di bicarakan oleh Elliana.
Tak bisa di pungkiri, Elliana merasakan matanya mulai mengantuk. Elliana menyandarkan kepalanya lalu tertidur dengan tangan sebagai tumpuannya, sedangkan tangannya masih menggenggam tangan suaminya.
Entah sudah berapa lama Elliana tertidur, namun yang pasti saat ini dia merasakan pergerakan lemah dari tangan suaminya.
“Carl... Kamu udah sadar?” Tangis haru Elliana pecah saat melihat suaminya perlahan membuka matanya.
Laki-laki itu melenguh, merasakan kepalanya berdenyut nyeri. Sudut matanya yang sempat robek, sedikit membengkak sehingga sebelah matanya tidak bisa melihat dengan baik.
“A-aku panggil dokter dulu.” Ucapnya sambil tersenyum.
Sebelumnya Carlton sudah di pindahkan ke ruangan rawat, karena kondisinya mulai membaik meskipun belum sadar.
Seorang dokter dan dua orang perawat masuk bersamaan dengan Elliana dan juga Felix. Laki-laki itu baru saja kembali, setelah semalam dia di suruh pulang oleh Elliana.
“Syukurlah, keadaanmu sudah membaik, tinggal tunggu pemulihan dari luka luar saja.” Ucap dokter Anwar, yang tak lain adalah pamannya, adik kandung dari mendiang ibunya.
“Thank you, om.” Carlton menjawab dengan suara yang rendah.
Sejak tadi matanya terus tertuju pada Elliana, laki-laki itu menatap tajam istrinya.
“Kamu siapa?” Carlton bertanya sambil menatap Elliana.
“Felix apa dia pacarmu?” Sedetik kemudian dia bertanya pada Felix, tanpa mengalihkan perhatiannya pada Elliana.
“Bu-bukan, tuan. Dia...” Ucapan Felix menggantung saat Elliana memotongnya.
“Carl, bercandamu tidak lucu sama sekali.” Elliana tertawa garing.
“Elliana benar Carlton, bercandamu tidaklah lucu.” Sahut Anwar.
“Apa kamu pikir aku punya waktu untuk bercanda denganmu?” Carlton memicingkan matanya.
“Carl ini aku, Ellie... Istri kamu.” Raut wajah Elliana nampak kebingungan.
Di luar dugaan, Carlton malah tertawa sampai terbahak-bahak mendengar penuturan Elliana bahwa dia istrinya.
“Astaga... Dia ini lucu sekali. Om bayar dia berapa, buat ngeprank aku?” Carlton masih saja terkekeh.
“Carlton, dia istri kamu. Apa kamu lupa?” Tanya Anwar heran.
“Ya ampun om, apa om Anwar juga sudah lupa kalau calon istriku itu Selena?”
Deg.
Jantung Elliana rasanya berhenti saat itu juga, kenapa Carlton bicara seperti itu? Memang tak bisa di sangkal, sebelum menikah dengannya Carlton berencana menikah dengan Selena. Tapi karena perjodohan itu, harapannya bisa menikahi Selena pupus. Elliana tak bisa lagi berkata-kata, mulutnya terasa kelu untuk kembali bicara.
“Tapi aku benar-benar istri kamu, Carl. Kita udah nikah setahun yang lalu. Walaupun kita menikah karena perjodohan, tapi akhir-akhir ini hubungan kita...” Ucapan Elliana menggantung, karena dia sendiri tidak tahu tentang kejelasan hubungan diantara mereka.
“Cih. Kamu sendiri tidak bisa menjelaskan semuanya.” Carlton berdecih.
“Kamu punya ponsel kan? Punya televisi kan di rumah? Jadi tahu dong aku siapa dan pacarku itu siapa?” Carlton terus bertanya pada Elliana.
“Aku akan membuktikan semuanya Carl. Aku akan membawa bukti pernikahan kita, termasuk buku nikah kita.” Tegas Elliana.
Carlton tidak lagi menanggapi ucapan Elliana, laki-laki itu lebih memilih memainkan ponselnya. Elliana sendiri bingung, apa yang terjadi pada suaminya. Kenapa dia berpura-pura tidak mengingatnya.
Sejak siuman, laki-laki itu mengenal siapa Felix dan juga Anwar. Tapi kenapa dia tidak mengenalinya bahkan lupa kalau Elliana adalah istrinya.Apa Carlton benar-benar hanya tidak mengingatnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments