Bab 10 Vidio

Tepat jam sepuluh malam aku kembali ke kamar. Namun, mata ini tetap saja tidak mengantuk. Setelah berwudu aku naik ke atas ranjang. Tubuhku pun telah terbungkus selimut tebak yang baru aku beli tiga hari yang lalu.

Android yang terletak di atas meja belajar ku dulu berdering dengan nyaring. Pertanda ada yang sedang menelpon. Dengan malas aku pun menyibakkan selimut yang sejak tadi membungkus tubuhku.

"Assalamualaikum." dengan sedikit malas aku menyapa Mas Danang.

"Waalaikumsalam, De. Kamu harus pulang besok pagi! Ini perintah suami." Aku memutar bola mata dengan malas. Ku hela napas panjang sebelum menjawab ucapannya.

"Apa tidak ada pembahasan lain selain menyuruh ku pulang?." Sungguh aku tidak ingin kembali ke sana. Dan muak dengan orang-orang yang terus memaksaku untuk pulang ke tempat itu.

"Aku ini suamimu, Riska! Taati perintahku!." Suara Mas Danang meninggi di sebrang sana.

"Aku akan pulang tapi tidak sekarang. Aku pulang kalau kamu pulang! Selama kamu nggak pulang jangan harap aku akan pulang!." klik kumatikan sambungan telepon sepihak. Bosan rasanya terus menerus membahas tentang pulang, pulang dan pulang.

Belum sempat aku mematikan android ini, tiba-tiba ada pesan masuk dari Septia. Vidio apa ini? dengan segera aku pun mendownloadnya.

Di dalam vidio kiriman itu terlihat jelas Siska bersama suami rampasannya sedang duduk di tempat bakso. Sepertinya, Septia mengambil vidio itu dari belakang mereka.

[Mas, gimana dong ini. Masa istri tuamu itu tidak segera pergi dari rumah orang tua nya? aku tidak bisa leluasa pulang kampung dong. Padahal acara empat bulannya sudah mau di adakan dalam minggu ini.] terdengar Siska merajuk.

[Memangnya kalau ada dia kenapa? toh aku tidak ikut pulang juga ke sana. Amanlah.] suara Mas Danang terdengar jelas.

[Mas kalau ada Mbak Riska, pasti dia akan kepo. Dia kan cerewet, pasti akan bertanya-tanya. Mana suaminya? kapan menikah? kenapa pulang sendiri? dan pasti akan banyak pertanyaan yang ia lontarkan. aku tidak mau itu terjadi. Cepat suruh istrimu pergi dari sana ingat Mas anak kita ini sudah lebih dari 4 bulan loh tapi belum ada kan acara syukuran 4 bulanan nanti acara 4 bulan tapi perutnya sudah besar, kan nggak lucu mas!.]

[Baiklah, Sayang. Malam ini Mas akan memaksa Riska untuk kembali pulang.] Vidio pun berakhir. Jadi ini alasan mereka menyuruhku cepat pulang dari sini.

Vidio berdurasi sekian detik itu sukses membuat darahku menggelegak hingga ke ubun-ubun. Jadi ini alasan Bi Narti dan Mas Danang sibuk menyuruhku pergi dari kampung ini ? Dasar tidak punya otak! bahkan bayi lebih dari empat bulan pun akan di akui baru 4 bulan. Seolah anak yang di hasilkan setelah pernikahan. Mereka akan mengiring opini orang-orang seolah antara nikah dan kehamilan tidak berjarak. Seakan begitu menikah langsung hamil. Agar orang-orang tidak curiga bahwa anaknya adalah hasil hubungan di luar nikah.

Baiklah, Mas. Aku akan pura-pura menuruti permintaan mu. Tapi jangan senang dulu. Sebab setelahnya kamu akan menyesal. Dan aku pastikan akan menangis dan memohon-mohon di hadapanku.

Sudah tersusun beberapa rencana di dalam isi kepala ini. Dan semua harus segera di eksekusi.

***

[Tya, Besok aku akan ke rumah kamu. Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu. Aku butuh teman untuk bicara.] segera ku kirim pesan tersebut ke nomer Septia. Hanya dia yang saat ini bisa di ajak diskusi tanpa menghakimi.

[Dengan senang hati, Sayang. Aku tunggu di rumah. Kebetulan ini masih ada oleh-oleh dari tanah suci. Berkabar saja kalau sudah sampai.] Jawaban Septia membuatku tersenyum.

Banyak hal yang ingin aku ceritakan padanya semoga setelah berbicara dengannya aku bisa menemukan jalan keluar dari masalah ini. Ya, rencana nya besok aku akan pura-pura pulang. Padahal hanya akan ke rumah Septia demi memuluskan satu rencana yang ada di kepala ini. Semoga Allah mudahkan.

Kalau Mama belum bisa di beritahu tentang pengkhianatan Mas Danang dan Siska. Maka, aku akan berjalan sendiri secara diam-diam. Toh orang tua juga nanti akan tahu dengan sendirinya. Dan aku yakin mama akan mendukung keputusan ku setelah mengetahui kebusukan mereka.

***

Setelah sholat subuh, Mama memintaku menyapu halaman saja sebab beliau sendiri yang ingin masak.

Dengan senang hati aku pun menuruti permintaan mama.

"Kamu jadi pulang kapan Ris?." tanpa menoleh pun, aku tahu siapa pemilik suara itu semakin getol saja menanyakan kepulanganku entah karena alasan apa jam segini adiknya ibuku sudah muncul di halaman rumah ini. Padahal baru jam 06.00 pagi.

"Belum tahu Bi mau pulang kapan." mengedipkan bahu di sela-sela nyapu halaman rumah mama.

Tanganku terus menggerakkan sapu untuk mengumpulkan daun-daun rambutan yang sedang rontok sampahnya menggulung sebab kemarin sore hujan angin hasil perontokan daun-daun yang telah mengering di pohonnya.

Aku tersenyum miring saat otakku mengingat sesuatu, ada baiknya aku tanyakan pada Bi Narti. Segera kuhentikan pergerakan tangan lalu kuputar tubuh menghadap Ibu dari perempuan perebut suamiku.

"Eh Bi, tunggu sebentar! Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan!." Bibi yang sedang menuju rumah mama itu menghentikan langkahnya.

"Apa yang ingin kamu tanyakan?." sedikit ketus Bibiku menjawab, wajah yang tadi terlihat sumringah saat menanyakan kepulanganku kini berubah menjadi tidak bersahabat mungkin karena aku tidak segera pulang pasti dia dongkol setengah mati.

"Siska sudah menikah yah Bi? kapan? kenapa tidak berkabar? lalu saat ini tinggal dimana?." Sengaja ku berikan serentetan pertanyaan

"Kamu kalau bertanya satu-satu dong! Iya Siska sudah menikah dengan kekasih pujaan hatinya. Empat bulan lalu. Bukan kami tidak ingin berkabar waktu itu, tapi suami Riska itu orang nya sangat tertutup. Dia tidak mau banyak orang waktu itu. Bahkan dia meminta untuk menikah di kediamannya. Saking tertutupnya, sebab kami hanya datang ke sana dengan keluarga inti saja. Saat ini Siska tinggal di rumah suaminya." dia bersungut-sungut. Tapi di jawab juga pertanyaanku. Lucu memang adik ibuku itu.

"Ouhh... karena suaminya orang yang tertutup kirain karena suami orang jadi menikah tidak undang-undang kami. Karena sepertinya tidak akal aja nikah kok hanya membawa keluarga inti. Kesannya diumpetin. Makanya aku kira Siska itu nikah sama suami orang, ups." Aku segera menutup mulut pura-pura merasa bersalah karena keceplosan. Dapat kulihat wajah Bi Narti merah padam. Entah marah atau malu karena aku berhasil menebak siapa suaminya.

Bi... ini belum seberapa dibandingkan dengan nanti. Di saat semua sudah siap aku akan mempermalukan kalian semua di depan umum. Pengkhianatan ini harus aku umumkan di depan umum.

.

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Mery Andriayani

Mery Andriayani

semangat riska... hempaskan pelakor

2024-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Suamiku Menikah Lagi?
2 Bab 2 Mencari Bukti
3 Bab 3 Menjadi Suami Seutuhnya
4 Bab 4 Mulai Penyelidikan
5 Bab 5 Memulai
6 Bab 6 Pulang Kampung
7 Bab 7 Menjatuhkan Mental Ibu Maduku
8 Bab 8 Bi Narti Sok Bijak
9 Bab 9 Mencoba Berbicara dengan Mama
10 Bab 10 Vidio
11 Bab 11 Menjalankan Rencana
12 Bab 12 Skenario
13 Bab 13 Bertemu Suami dan Maduku
14 Bab 14 Jual Rumah
15 Bab 15 Dua Manusia Tidak Tahu Diri
16 Bab 16 50 Juta?
17 Bab 17 Sinyal-Sinyal Kebohongan
18 Bab 18 Perjanjian
19 Bab 19 Pulang Kampung
20 Bab 20 Misi
21 Bab 21 Kehebohan di Dapur
22 Bab 22 Kehebohan di Dapur Part 2
23 Bab 23 Pov Riska
24 Bab 24 Rambut Basah
25 Bab 25 Obrolan Di Warung
26 Part 26 Terbongkar
27 Bab 27 Kehebohan di Taman
28 Bab 28 Kata Talak
29 Bab 29 Wejangan Mama
30 Bab 30 Bertemu Mantan
31 Bab 31 Mengenang Masa Lalu.
32 Bab 32 Mulai Panik
33 Bab 33 Wajah yang Tak Asing
34 Bab 34 Tak bisa seperti dulu lagi
35 Bab 35 Ketuk Palu Janda
36 Bab 36 Berita Perceraian Riska
37 Bab 37 Menagih Harta Gono Gini
38 Part 38 Membungkam mulut Narti
39 Part 39 Debat dengan Mantan Ibu Mertua
40 Part 40 Danang Frustasi
41 Bab 41 Tamu Misterius & Fitnah dari Narti
42 Bab 42 Seperti Roller Coster
43 Bab 43 Mempermalukan diri Sendiri
44 Bab 44 Ayah dari kandungan Siska
45 Bab 45 Siapa Dia?
46 Bab 46 Kegalauan Danang
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Bab 51
52 Bab 52 Sanusi
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56 Menjual Kayu Jati milik Narti
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66 Penyiksaan untuk Siska
67 Bab 67 Identitas Keynan
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70 Hari pernikahan Riska
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 Obrolan pasutri
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 Suamiku Menikah Lagi?
2
Bab 2 Mencari Bukti
3
Bab 3 Menjadi Suami Seutuhnya
4
Bab 4 Mulai Penyelidikan
5
Bab 5 Memulai
6
Bab 6 Pulang Kampung
7
Bab 7 Menjatuhkan Mental Ibu Maduku
8
Bab 8 Bi Narti Sok Bijak
9
Bab 9 Mencoba Berbicara dengan Mama
10
Bab 10 Vidio
11
Bab 11 Menjalankan Rencana
12
Bab 12 Skenario
13
Bab 13 Bertemu Suami dan Maduku
14
Bab 14 Jual Rumah
15
Bab 15 Dua Manusia Tidak Tahu Diri
16
Bab 16 50 Juta?
17
Bab 17 Sinyal-Sinyal Kebohongan
18
Bab 18 Perjanjian
19
Bab 19 Pulang Kampung
20
Bab 20 Misi
21
Bab 21 Kehebohan di Dapur
22
Bab 22 Kehebohan di Dapur Part 2
23
Bab 23 Pov Riska
24
Bab 24 Rambut Basah
25
Bab 25 Obrolan Di Warung
26
Part 26 Terbongkar
27
Bab 27 Kehebohan di Taman
28
Bab 28 Kata Talak
29
Bab 29 Wejangan Mama
30
Bab 30 Bertemu Mantan
31
Bab 31 Mengenang Masa Lalu.
32
Bab 32 Mulai Panik
33
Bab 33 Wajah yang Tak Asing
34
Bab 34 Tak bisa seperti dulu lagi
35
Bab 35 Ketuk Palu Janda
36
Bab 36 Berita Perceraian Riska
37
Bab 37 Menagih Harta Gono Gini
38
Part 38 Membungkam mulut Narti
39
Part 39 Debat dengan Mantan Ibu Mertua
40
Part 40 Danang Frustasi
41
Bab 41 Tamu Misterius & Fitnah dari Narti
42
Bab 42 Seperti Roller Coster
43
Bab 43 Mempermalukan diri Sendiri
44
Bab 44 Ayah dari kandungan Siska
45
Bab 45 Siapa Dia?
46
Bab 46 Kegalauan Danang
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Bab 51
52
Bab 52 Sanusi
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56 Menjual Kayu Jati milik Narti
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66 Penyiksaan untuk Siska
67
Bab 67 Identitas Keynan
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70 Hari pernikahan Riska
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 Obrolan pasutri
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!