Bab 16 50 Juta?

"Mas minta uang 50 juta untuk modal usaha. Kemarin Mas di tawari teman untuk di ajak bisnis bareng. Tapi itu syarat nya harus ada uang 50 juta gitu. Mau yah minjemin, Sayang." rayu Mas Danang kepada ku agar aku mau memberikannya uang.

Apa 50 juta? usaha? bukan untuk menyenangkan istri muda? Jangan kamu pikir aku bodoh Mas. Aku tidak akan tertipu lagi.

"Usaha apa Mas? bukankah Mas sudah punya kerjaan di sana?." tanya ku pura-pura baik dan mengikuti alur permainan Mas Danang.

"Gaji Mas di sana itu sedikit, Sayang. Dan kebetulan ada teman Mas yang mau nawarin Mas untuk berbisnis dan hasilnya lumayan." ujar Mas Danang kekeh. Entah benar atau tidak tapi aku tidak akan pernah mau memberikan sepersen rupiah pun untukmu, Mas.

"Jika gaji di sana sedikit kenapa Mas tidak pulang saja. Dan bekerja di toko, kita sudah punya usaha bagus di sini, Mas tinggal jalankan saja. Gampang! dari pada berbisnis belum tahu prospek nya seperti apa. Apa kamu nggak takut kena tipu sama teman kamu?."

"Sudah Mas katakan berulang kali, jika Mas tidak ingin mengandalkan usaha istri. Mas ingin memberikan nafkah hasil keringat Mas sendiri. Tidak mungkin teman Mas mau nipu, dia itu teman baik semasa sekolah, dia tidak akan tega mengkhianati kepercayaan temannya sendiri." jelas Mas Danang.

Ada Mas bahkan di depanku ini ada pengkhianat.

"Baiklah," ucapku akhirnya.

"Serius De? Kamu memberikan ku modal 50 juta?." tanya Mas Danang dengan mata berbinar.

Aku mengangguk.

"Tapi, aku tidak punya uang sebanyak itu. Mungkin aku akan menjual rumah ini."

"Apa? De. Kamu mau menjual rumah warisan ini?." tanya Mas Danang lagi.

"Iya. Karena aku tidak punya uang sebanyak itu. Mau bagaimana lagi. Yang penting nanti kamu ganti kan?." tanyaku.

Mas Danang tampak berpikir, entah apa yang ada di pikiran nya, aku tidak bisa menebak. Namun yang pasti, jika kalimat yang keluar dari mulut Mas Danang yang pasti adalah kebohongan.

"Baiklah, De. Itu terserah kamu. Mungkin nanti kita bisa tinggal bersama Ibu, jika rumah ini di jual. Ibu juga pasti akan senang karena nanti akan ada teman disana."

Aku mengangguk.

"Terima kasih banyak, Sayang." tubuhku di tarik dalam rengkuhannya. Keningku di ciumnya dengan begitu dalam seolah Mas Danang percaya dengan ucapanku.

Saat menjalankan misi.

"Mas, Lusa kita ke rumah mama yuk." ucapku.

"Loh De. Kamu kan baru pulang dari sana?."

"Iyah sih. Tapi besok itu kan acara 4 bulanan kandungannya Siska. Apa aku salah menghadiri acara sepupu sendiri? Lagian aku ingin mengenal siapa suami Siska. Tadi mama ceritakan kalau habis di traktir daging ayam satu kilo. Tapi bukan cuma mama saja yang di beliin tapi ibu-ibu yang lain yang hadir di tukang sayur. Bahkan kata Mama Siska sekarang terlihat wah, perhiasan nya pun nempel di berbagai tempat di tubuhnya. Jadi penasaran, sekaya apa sih suaminya? Pasti dia juga akan hadir di acara 4 bulanan anaknya? " paparku sembari memperhatikan raut wajah nya yang terkejut.

Degh.

Wajahnya seketika pucat saat mendengar uraian ku. Bahkan sekarang Mas Danang di serang rasa gugup, ia kesusahan menelan air ludahnya sendiri. Tenggorokan nya tiba-tiba terasa tercekat.

Aku menikmati keterkejutan mu, Mas. Ini belum seberapa, masih ada kejutan-kejutan untuk kalian para pengkhianat.

Aku tertawa puas hingga terbahak melihat wajah suaminya yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Kenapa kamu tertawa seperti itu? Apanya yang lucu?." Mas Danang celingak-celinguk mencari sesuatu. Dia berusaha mencari tahu apa penyebab ku tertawa pecah seperti tadi.

"Lucu? Yang lebih lucu itu ekspresi kamu, Mas. Kenapa tiba-tiba kamu terlihat tegang begitu? Ada yang sakit?." Aku semakin semangat mengaduk-ngaduk perasaan suamiku ini. Eh mantan.

"Ah, enggak. Aku-aku..." Mas Danang kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan dariku. Tapi hatinya terlihat sedikit lega karena aku menuduhnya hanya sakit.

Segitu aja kamu udah tegang, Mas! Bagaimana nanti kalau aku sudah menyerahkan bukti pengkhianatan kalian? Bisa-bisa kamu mati berdiri. Ternyata nyali mu hanya seujung kuku. Berani berbuat tapi tidak siap dengan risikonya. Kamu pikir mudah menghancurkan aku? aku bukan lawan mu, Sayang? Mengenai harta kekayaan Siska, aku jadi curiga... sebenarnya kekayaan itu dia dapatkan dari mana, Mas? kamu kan laki-laki kere yang tidak memiliki modal apa-apa. Tapi di kampung sana Ibunya Siska bilang uang anaknya di dapat dari suaminya. Kan aneh! sebenarnya apa usaha Siska itu?. panjang lebar aku bermonolog sendiri dalam hati.

"Kamu kenapa melamun?." Kini Mas Danang khawatir saat melihat ku menatap kosong ke arahnya.

"Eh, Mas. Kamu kan tahu dan sudah kenal dengan suaminya Siska, kan? Sebenarnya, usaha mereka itu apa yah? kok kehidupan Siska bisa berubah drastis seperti itu?." aku yakin sumber kekayaan Siska itu bukan dari Mas Danang. Karena aku tahu kalau Mas Danang itu laki-laki tidak memiliki apa-apa.

"Ah, kenapa sih kamu ngurusin Siska? Dia kan nggak ngurusin kamu. Mau dari mana pun juga penghasilannya selama tidak ada urusannya dengan kamu tidak usah ikut campur. Urus saja sendiri kehidupan kamu! Dan satu lagi, aku tidak bisa menemani kamu ke kampung halamanmu. Aku harus kembali ke tempat kerja!." teriak Mas Danang marah kepada ku, pria itu bahkan menaikkan suara beberapa oktaf dari biasanya. Tidak seperti tadi yang meminta modal kepada ku 50 juta, Mas Danang berbicara lembut sekali.

"Baiklah kalau kamu tidak mau menemani aku ke rumah mama. Tidak masalah toh tanpa kamu aku akan tetap ke sana. Tapi, ingat uang lima puluh juta itu melayang! aku tidak akan menjual rumah ini. Dan aku pastikan kamu tidak akan mendapatkan kucuran dana sebanyak itu dari ku, Mas." Aku tahu hanya sedikit cara mengancam bisa membuat laki-laki itu bertekuk lutut di hadapannya.

"Kenapa begitu? hanya gara-gara aku tidak mau menemani, kamu menjadi menarik janji untuk memberikan uang 50 juta itu? Ini tidak adil sama sekali Ris! Lagian, apa pentingnya aku ke sana, Hah! Bukankah kamu itu tidak di undang oleh Siska ke sana? kenapa repot-repot mau datang? siapa tahu kehadiranmu justru tidak di harapkan." Mas Danang semakin menjadi dan membuatku melongo sesaat mendengar ocehan darinya.

Kamu benar Mas aku memang tidak Diharapkan kehadirannya di sana tapi justru itu aku ingin datang untuk memberikan kejutan untuk kalian bertiga. Aku ingin menjadi bayang-bayang kebahagiaan kalian asal kamu tahu, hanya bisa berucap dalam hati jika aku jujur bisa kacau semua Rencanaku karena tidak sesuai.

"Tahu dari mana Aku tidak diundang? Lagian aku ke sana untuk mengambil surat-surat rumah ini yang sengaja aku simpan di rumah mama. Aku tak habis pikir, kenapa kamu marah-marah, hanya karena diajak ke rumah orang tua Siska, ada apa? Bukankah kamu sudah dekat dengan suaminya, dan juga sepupuku itu. Bahkan kamu pun sudah sering, mungkin makan bersama, entah berdua dengan Siska saja, atau bertiga dengan suaminya. Kalau sikapmu seperti ini terus, justru menambah kecurigaanku pada kalian berdua, kamu dan Siska, tidak menutup kemungkinan kamu ada main gila dengan sepupuku sendiri di belakang pasangan masing-masing. Jaga sikapmu, agar aku tidak semakin curiga." ucapku menohok kepada Mas Danang, sehingga laki-laki itu termenung di tempat hingga beberapa detik lamanya.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ahsin

Ahsin

bantai trs mentalnya suami kyk bangke

2024-01-25

2

Sri Isdiyati

Sri Isdiyati

ajar terus ris

2024-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Suamiku Menikah Lagi?
2 Bab 2 Mencari Bukti
3 Bab 3 Menjadi Suami Seutuhnya
4 Bab 4 Mulai Penyelidikan
5 Bab 5 Memulai
6 Bab 6 Pulang Kampung
7 Bab 7 Menjatuhkan Mental Ibu Maduku
8 Bab 8 Bi Narti Sok Bijak
9 Bab 9 Mencoba Berbicara dengan Mama
10 Bab 10 Vidio
11 Bab 11 Menjalankan Rencana
12 Bab 12 Skenario
13 Bab 13 Bertemu Suami dan Maduku
14 Bab 14 Jual Rumah
15 Bab 15 Dua Manusia Tidak Tahu Diri
16 Bab 16 50 Juta?
17 Bab 17 Sinyal-Sinyal Kebohongan
18 Bab 18 Perjanjian
19 Bab 19 Pulang Kampung
20 Bab 20 Misi
21 Bab 21 Kehebohan di Dapur
22 Bab 22 Kehebohan di Dapur Part 2
23 Bab 23 Pov Riska
24 Bab 24 Rambut Basah
25 Bab 25 Obrolan Di Warung
26 Part 26 Terbongkar
27 Bab 27 Kehebohan di Taman
28 Bab 28 Kata Talak
29 Bab 29 Wejangan Mama
30 Bab 30 Bertemu Mantan
31 Bab 31 Mengenang Masa Lalu.
32 Bab 32 Mulai Panik
33 Bab 33 Wajah yang Tak Asing
34 Bab 34 Tak bisa seperti dulu lagi
35 Bab 35 Ketuk Palu Janda
36 Bab 36 Berita Perceraian Riska
37 Bab 37 Menagih Harta Gono Gini
38 Part 38 Membungkam mulut Narti
39 Part 39 Debat dengan Mantan Ibu Mertua
40 Part 40 Danang Frustasi
41 Bab 41 Tamu Misterius & Fitnah dari Narti
42 Bab 42 Seperti Roller Coster
43 Bab 43 Mempermalukan diri Sendiri
44 Bab 44 Ayah dari kandungan Siska
45 Bab 45 Siapa Dia?
46 Bab 46 Kegalauan Danang
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Bab 51
52 Bab 52 Sanusi
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56 Menjual Kayu Jati milik Narti
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66 Penyiksaan untuk Siska
67 Bab 67 Identitas Keynan
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70 Hari pernikahan Riska
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 Obrolan pasutri
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 Suamiku Menikah Lagi?
2
Bab 2 Mencari Bukti
3
Bab 3 Menjadi Suami Seutuhnya
4
Bab 4 Mulai Penyelidikan
5
Bab 5 Memulai
6
Bab 6 Pulang Kampung
7
Bab 7 Menjatuhkan Mental Ibu Maduku
8
Bab 8 Bi Narti Sok Bijak
9
Bab 9 Mencoba Berbicara dengan Mama
10
Bab 10 Vidio
11
Bab 11 Menjalankan Rencana
12
Bab 12 Skenario
13
Bab 13 Bertemu Suami dan Maduku
14
Bab 14 Jual Rumah
15
Bab 15 Dua Manusia Tidak Tahu Diri
16
Bab 16 50 Juta?
17
Bab 17 Sinyal-Sinyal Kebohongan
18
Bab 18 Perjanjian
19
Bab 19 Pulang Kampung
20
Bab 20 Misi
21
Bab 21 Kehebohan di Dapur
22
Bab 22 Kehebohan di Dapur Part 2
23
Bab 23 Pov Riska
24
Bab 24 Rambut Basah
25
Bab 25 Obrolan Di Warung
26
Part 26 Terbongkar
27
Bab 27 Kehebohan di Taman
28
Bab 28 Kata Talak
29
Bab 29 Wejangan Mama
30
Bab 30 Bertemu Mantan
31
Bab 31 Mengenang Masa Lalu.
32
Bab 32 Mulai Panik
33
Bab 33 Wajah yang Tak Asing
34
Bab 34 Tak bisa seperti dulu lagi
35
Bab 35 Ketuk Palu Janda
36
Bab 36 Berita Perceraian Riska
37
Bab 37 Menagih Harta Gono Gini
38
Part 38 Membungkam mulut Narti
39
Part 39 Debat dengan Mantan Ibu Mertua
40
Part 40 Danang Frustasi
41
Bab 41 Tamu Misterius & Fitnah dari Narti
42
Bab 42 Seperti Roller Coster
43
Bab 43 Mempermalukan diri Sendiri
44
Bab 44 Ayah dari kandungan Siska
45
Bab 45 Siapa Dia?
46
Bab 46 Kegalauan Danang
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Bab 51
52
Bab 52 Sanusi
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56 Menjual Kayu Jati milik Narti
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66 Penyiksaan untuk Siska
67
Bab 67 Identitas Keynan
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70 Hari pernikahan Riska
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 Obrolan pasutri
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!