Bab 15 Dua Manusia Tidak Tahu Diri

"Syukurlah kamu sudah pulang, De. Mas sudah kangen sekali sama kamu." ucap Mas Danang saat melihat ku baru saja sampai di rumah. Ia bangkit dari sofa lalu menghampiriku dan membawakan barang yang aku bawa.

"Ibu juga kangen sama kamu, Nak. Kamu sehat kan?." ujar Ibu yang mengikuti Mas Danang di belakang lalu memelukku erat.

Aku tersenyum terpaksa melihat sambutan dua benalu di depan ku ini.

Kami masuk ke dalam rumah, tanganku di gandeng oleh Ibu. Sedangkan Mas Danang berjalan di depan kami dengan menenteng tas bawaan ku dan memasukkan ke dalam kamar kami yang berada di samping ruang keluarga.

"Kamu pasti capek, Mas ambilkan minum dulu. Kamu duduklah di sofa bersama Ibu." ucap Mas Danang lagi saat sudah keluar dari kamar dan berlalu ke dapur.

Aku dan Ibu duduk bersisian di sofa.

"Gimana kabar Mama mu, Nak. Mama mu sehat kan?." tanya Ibu lembut seraya menatapku.

"Alhamdulillah... Beliau sehat Bu." jawab ku singkat. Mataku lurus ke depan menatap foto yang sebentar lagi aku hancurkan. Foto yang tidak akan pernah aku kenang kembali setelah menghancurkannya nanti. Figura foto pernikahan kami yang terpampang di depan sofa ini.

"Ris...Ehumm Ibu mau minta uang dan belanjaan untuk bulan ini dong, Nak." ucap Ibu mertua seraya membuatku menoleh.

Sudah ku tebak apa yang Ibu mertua inginkan, dan itu sudah biasa sejak dulu. Dulu aku dengan sukarela memberikan apa yang Ibu butuhkan, sekarang jangan harap Bu!.

"Maaf Bu, Riska sudah tidak punya uang lagi. Kan Ibu tahu pemberian uang Mas Danang hanya 1 juta lima ratus. Itu juga kan sudah aku bagi dua sama Ibu." Ku pasang wajah memelas. Aku memutuskan untuk tidak memberikan uang lagi, karena itu bukan tanggungan ku.

"Tapi kan kamu masih banyak uang simpanan." Bahkan Ibu tidak menyerah.

"Maaf, Bu saat ini aku tidak memegang uang." Aku tidak bohong, apa yang aku katakan benar kan, aku tidak memegang uang. Tapi uang ku ada di dalam dompet.

"Tabungan kamu banyak banget Ris, kamu jangan pelit lah sama mertua." Aku mendelik ke arahnya.

"Siapa yang pelit Bu, selama ini kan aku selalu menyokong biaya hidup Ibu. Walaupun anak Ibu tidak pernah memberikan nafkah? kalau Ibu butuh uang, jual saja perhiasan Ibu, gelang, kalung, cincin. Jual saja itu semua. Mulai sekarang Ibu harus terbiasa hidup mandiri. Jangan terus-terusan mengandalkan anak dan menantu. Sebab tidak tahu bagaimana sikap menantu ke depannya." Dada ku naik turun sebab menahan emosi yang ada di dalam sini.

"Perhiasan Ibu tidak akan pernah Ibu jual. Apa kata orang kalau Ibu menjual perhiasan. Ini tabungan Ibu di hari tua." ucap Ibu bersungut-sungut. Sungguh egois perempuan tua ini.

"Bukankah saat ini Ibu butuh uang? kalau tidak mau menjual perhiasan tidak masalah. Yang butuh kan Ibu bukan aku. Keputusan ada di tangan Ibu." aku membuang pandangan ke arah lain, aku jengah dengan semua ini.

Terbuat dari apa hati dan pikiran mertuaku ini? Dia tega dan sampai hati mengkhianati aku di belakang, tapi tidak punya malu untuk meminta sesuatu padaku. Aku benar-benar tak habis pikir.

Selama ini aku terlalu memanjakan nya hingga ia memiliki sifat tidak tahu malu dan tidak tahu diri. Justru dia lah yang pelit, definisi ingin selalu di penuhi kebutuhan hidupnya tapi tidak ingin berkorban. Padahal dia memiliki sawah. Walaupun tidak luas tapi hasil nya cukup untuk Ibu bisa menabung jaminan hari tua nya karena untuk makan dan lain-lain nya, aku yang selalu mencukupi nya.

"Ada apa ini ribut-ribut?." Mas Danang datang dari dapur mengambilkan segelas air putih untuk ku, tetapi kenapa lama sekali?. Mungkin saja dia habis memberi kabar kepada istri muda nya kalau aku sudah pulang ke rumah.

"Ini loh Nang, istrimu tidak mau ngasih uang dan belanjaan. Padahal kan Ibu sedang butuh uang. Semua kebutuhan Ibu sudah habis." Ibu menatap anaknya dengan sorot mata memelas.

Aku menunggu apa respon Mas Danang saat Ibunya mengadu.

"Bu, Riska kan sudah lama tidak dagang. Pasti dia juga sudah kehabisan uang. Apalagi Mama habis sakit. Untuk mengurus Ibunya juga kan butuh uang, Bu. Ini ada sedikit uang untuk pegangan Ibu." aku terperangah mendengar pembelaan dari Mas Danang, bukan aku jadi simpati kepadanya namun justru aku jadi curiga.

Aku terdiam di tempat duduk dengan mata terus mengikuti pergerakan pria tersebut. Lalu menyimpan segelas air putih di meja.

Mas Danang mengeluarkan dompet dari saku belakang celananya. Lalu, sepuluh lembar uang berwarna merah ia sodorkan pada Ibunya.

"Ya Allah....terima kasih banyak, Nang. Semoga rezekimu lancar. Semua hajatmu diijabah." doa ibu dengan mata berbinar-binar. Di raihnya uang yang tergeletak di atas meja itu. Detik berikutnya di ciumnya uang tersebut. Entah apa maksud ia melakukan itu.

"Tapi, ini tidak cukup, Nang. Ibu kan butuh sembako," wajah sumringah kembali redup pendarnya.

"Itu gampang, Bu. Nanti Riska akan ambilkan di toko. Iyah kan Sayang?." ucap Mas Danang menatapku, kubalas dengan mengedipkan bahu. Enak saja, kamu pikir aku akan menuruti apa kemauan mu? No!.

"Ris, kamu jangan pergi lagi biar bisa jualan lagi. Sudah tahu jualan lagi maju malah di tinggal-tinggal." Ibu sewot padaku sebab tidak di kasih apa yang dia minta.

Aku tidak merespon ucapannya. Siapa dia mengatur hidupku? Dulu nasehat atau masukan Ibu tidak pernah aku tentang tapi sekarang akan berubah.

Melihat aku tidak merespon ucapannya, Ibu segera pamit pulang.

***

Kini tinggal kami berdua di sini, jujur keadaan dan suasana seperti ini sudah tidak aku inginkan lagi.

"Sayang, Mas kangen." Mas Danang sudah ada di sampingku, di atas ranjang. Dia mendekatiku, segera kugeser tubuh ini. Mana sudi tubuhku di jamah oleh pengkhianat macam Mas Danang.

"Maaf, Mas. Aku sedang M." Biarlah dia mengartikan lain. Itu istilah yang sering digunakan untuk menyebut menstruasi, padahal M ku di sini malas.

Mendengar jawabanku, raut wajah Mas Danang berubah seketika. Kecewa terpancar jelas di wajahnya. Namun aku tidak peduli dengan itu.

"Sayang, Mas mau ngomong sesuatu." ucapnya setelah sudah menguasai keadaan. Di pandanglah wajahku dengan lekat. Lalu kedua tanganku di tarik dalam genggamannya.

"Apa itu?." aku pura-pura antusias mendengarnya.

"Mas minta uang 50 juta untuk modal usaha. Kemarin Mas di tawari teman untuk di ajak bisnis bareng. Tapi itu syarat nya harus ada uang 50 juta gitu. Mau yah minjemin, Sayang."

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Fatma Kodja

Fatma Kodja

dasar benalu anak sama mamanya benar" tidak tahu malu

2023-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Suamiku Menikah Lagi?
2 Bab 2 Mencari Bukti
3 Bab 3 Menjadi Suami Seutuhnya
4 Bab 4 Mulai Penyelidikan
5 Bab 5 Memulai
6 Bab 6 Pulang Kampung
7 Bab 7 Menjatuhkan Mental Ibu Maduku
8 Bab 8 Bi Narti Sok Bijak
9 Bab 9 Mencoba Berbicara dengan Mama
10 Bab 10 Vidio
11 Bab 11 Menjalankan Rencana
12 Bab 12 Skenario
13 Bab 13 Bertemu Suami dan Maduku
14 Bab 14 Jual Rumah
15 Bab 15 Dua Manusia Tidak Tahu Diri
16 Bab 16 50 Juta?
17 Bab 17 Sinyal-Sinyal Kebohongan
18 Bab 18 Perjanjian
19 Bab 19 Pulang Kampung
20 Bab 20 Misi
21 Bab 21 Kehebohan di Dapur
22 Bab 22 Kehebohan di Dapur Part 2
23 Bab 23 Pov Riska
24 Bab 24 Rambut Basah
25 Bab 25 Obrolan Di Warung
26 Part 26 Terbongkar
27 Bab 27 Kehebohan di Taman
28 Bab 28 Kata Talak
29 Bab 29 Wejangan Mama
30 Bab 30 Bertemu Mantan
31 Bab 31 Mengenang Masa Lalu.
32 Bab 32 Mulai Panik
33 Bab 33 Wajah yang Tak Asing
34 Bab 34 Tak bisa seperti dulu lagi
35 Bab 35 Ketuk Palu Janda
36 Bab 36 Berita Perceraian Riska
37 Bab 37 Menagih Harta Gono Gini
38 Part 38 Membungkam mulut Narti
39 Part 39 Debat dengan Mantan Ibu Mertua
40 Part 40 Danang Frustasi
41 Bab 41 Tamu Misterius & Fitnah dari Narti
42 Bab 42 Seperti Roller Coster
43 Bab 43 Mempermalukan diri Sendiri
44 Bab 44 Ayah dari kandungan Siska
45 Bab 45 Siapa Dia?
46 Bab 46 Kegalauan Danang
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Bab 51
52 Bab 52 Sanusi
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56 Menjual Kayu Jati milik Narti
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66 Penyiksaan untuk Siska
67 Bab 67 Identitas Keynan
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70 Hari pernikahan Riska
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 Obrolan pasutri
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 Suamiku Menikah Lagi?
2
Bab 2 Mencari Bukti
3
Bab 3 Menjadi Suami Seutuhnya
4
Bab 4 Mulai Penyelidikan
5
Bab 5 Memulai
6
Bab 6 Pulang Kampung
7
Bab 7 Menjatuhkan Mental Ibu Maduku
8
Bab 8 Bi Narti Sok Bijak
9
Bab 9 Mencoba Berbicara dengan Mama
10
Bab 10 Vidio
11
Bab 11 Menjalankan Rencana
12
Bab 12 Skenario
13
Bab 13 Bertemu Suami dan Maduku
14
Bab 14 Jual Rumah
15
Bab 15 Dua Manusia Tidak Tahu Diri
16
Bab 16 50 Juta?
17
Bab 17 Sinyal-Sinyal Kebohongan
18
Bab 18 Perjanjian
19
Bab 19 Pulang Kampung
20
Bab 20 Misi
21
Bab 21 Kehebohan di Dapur
22
Bab 22 Kehebohan di Dapur Part 2
23
Bab 23 Pov Riska
24
Bab 24 Rambut Basah
25
Bab 25 Obrolan Di Warung
26
Part 26 Terbongkar
27
Bab 27 Kehebohan di Taman
28
Bab 28 Kata Talak
29
Bab 29 Wejangan Mama
30
Bab 30 Bertemu Mantan
31
Bab 31 Mengenang Masa Lalu.
32
Bab 32 Mulai Panik
33
Bab 33 Wajah yang Tak Asing
34
Bab 34 Tak bisa seperti dulu lagi
35
Bab 35 Ketuk Palu Janda
36
Bab 36 Berita Perceraian Riska
37
Bab 37 Menagih Harta Gono Gini
38
Part 38 Membungkam mulut Narti
39
Part 39 Debat dengan Mantan Ibu Mertua
40
Part 40 Danang Frustasi
41
Bab 41 Tamu Misterius & Fitnah dari Narti
42
Bab 42 Seperti Roller Coster
43
Bab 43 Mempermalukan diri Sendiri
44
Bab 44 Ayah dari kandungan Siska
45
Bab 45 Siapa Dia?
46
Bab 46 Kegalauan Danang
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Bab 51
52
Bab 52 Sanusi
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56 Menjual Kayu Jati milik Narti
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66 Penyiksaan untuk Siska
67
Bab 67 Identitas Keynan
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70 Hari pernikahan Riska
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 Obrolan pasutri
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!