BUKAN PERNIKAHAN IMPIAN
Suasana hening melatarbelakangi ruangan yang didominasi oleh warna putih tersebut, hanya terdengar bunyi mesin pendeteksi detak jantung yang menandakan adanya seseorang yang saat ini tengah berjuang untuk hidup.
Seorang gadis muda, duduk sambil memegang tangan seorang laki-laki yang terbaring dengan mata terpejam dibankar rumah sakit, laki-laki itu terlihat damai seolah tertidur pulas meskipun dibeberapa bagian wajahnya terdapat goresan luka yang tidak bisa dibilang ringan.
"Kak Raka." gadis itu memanggil nama laki-laki yang terbaring itu dengan panggilan pilu dan sangat pelan, gadis itu menangis dalam diam, air mata tumpah ruah sehingga membentuk anak sungai dikedua pipinya.
Gadis itu bernama Rose, gadis berperawakan mungil yang saat ini berpakaian serba hitam karna beberapa jam yang lalu mengantarkan jasad kedua orang tuanya ke peristirahatan terakhirnya, kedua orang tua Rose sudah meninggal karna kecelakaan beruntun dijalan tol, setelah dari pemakaman, Rose langsung datang ke rumah sakit untuk menemui tunangannya yang dinyatakan oleh dokter mengalami koma.
Mereka berempat, yaitu Rose, Raka dan juga kedua orang orang tua Rose berada dalam satu mobil saat kecelakaan, hari yang seharusnya menjadi hari bahagianya menjadi hari nahas sehingga menimbulkan duka yang begitu sangat dalam untuk Rose, dihari wisudanya tabrakan beruntun itu terjadi dan mengambil kedua orang tua Rose, sedangkan Raka yang merupakan tunangan Rose terbaring koma dengan berbagai peralatan medis yang saat ini menunjung kehidupan laki-laki yang begitu sangat dicintai oleh Rose tersebut, hanya Rose yang tidak mengalami cedera yang fatal, dia hanya mengalami luka-luka dibeberapa bagian anggota tubuhnya.
Raka tidak hanya tunangan, tapi juga kakak angkat Rose, orang tuanya mengadopsi Raka dari sebuah panti asuhan sejak Raka berusia 5 tahun, dan tidak ada yang menyangka kalau pada akhirnya antara Raka dan Rose tumbuh benih-benih cinta, dan berita bahagianya adalah, orang tua Rose ternyata merestui hubungan mereka sehingga kini, hubungan mereka bukan hanya sebagai kakak dan adik angkat, tapi juga sekaligus sebagai tunangan.
Rose meraih tangan Raka yang tergeletak disamping tubuh laki-laki itu, tangan Raka yang berada digenggaman Rose terasa begitu dingin, "Cepat sembuh kak Raka, aku akan selalu setia menantimu." Rose mencium tangan tersebut dengan mata terpejam untuk meredam hatinya yang remuk redam karna beban masalah yang saat ini tengah dia hadapi, rasanya Rose tidak sanggup menanggung semua ini, tapi Rakalah yang membuatnya tetap kuat dan bertahan.
*****
"Sayang, aku sudah siap nieh, aku tunggu ya." ucap seorang gadis cantik yang tengah berbicara dengan seseorang lewat telpon.
Rose datang membawa sepasang sepatu berwarna silver, "Ini sepatu kamu Della." Rose meletakkan sepatu mahal itu didepan saudara sepupunya yang bernama Della, gadis yang saat ini tengah bertelpon ria dengan kekasihnya.
"Hmmm." gumam Della tanpa mengucapkan terimakasih.
Sudah dua tahun berlalu sejak kejadian nahas yang menimpanya, dan mimpi buruk tentang kejadian itu masih menghantui Rose sehingga kadang membuat gadis itu takut untuk tidur, dia ngeri saat melihat kedua orang tuanya yang terbujur kaku, Rose bahkan harus mengkonsumsi pil penenang, dia berharap, dengan pil tersebut bisa menghilangkan trauma masa lalunya, tapi sayangnya, pil-pil yang dia konsumsi tidak membantu banyak.
Dan setahun yang lalu, Rose memilih untuk tinggal bersama dengan keluarga om Doni yang merupakan kakak kandung ibunya, sementara rumah peninggalan orang tuanya harus terpaksa dia jual untuk membiayai pengobatan Raka yang sampai saat ini belum ada perubahan sama sekali, sebenarnya dokter sudah memvonis kalau Raka sudah mati, Raka hanya bertahan karna bantuan dari peralatan medis yang terpasang dibeberapa area tubuhnya, hal tersebut membuat dokter dirumah sakit yang menangani Raka meminta Rose untuk mengikhlaskan kepergian Raka saja dan mencabut alat-alat yang menunjang kehidupan Raka, namun Rose dengan tegas menolak, dia yakin Raka akan membuka matanya suatu saat, akan sehat seperti sedia kala dan akan menikah seperti janji mereka, Rose sangat percaya dengan adanya keajaiban dari Tuhan selama dia tetap berdoa dan berharap.
Dan setelah mengantarkan sepatu sepupunya itu, Rose berniat kembali ke dapur untuk melanjutkan aktifitas memasaknya untuk makan malam untuk keluar omnya, namun, teriakan Della membuat Rose menghentikan langkahnya dan berbalik untuk melihat apa yang terjadi dengan Della.
"Apaaaa." wajah Della terlihat merah padam saat mendengar jawaban kekasihnya, "Kamu gak bisa lagi keluar kali ini."
"........"
"Tapi kamu sudah janji Ray, bagaimana sieh kamu."
"........"
"Kerja lagi, kerja lagi, apa kerjaan kamu lebih penting dari pada aku hah, aku bosan diginiin terus sama kamu."
"......."
"Sudahlah, kalau kamu memang tidak serius dengan aku, lebih kita sudahi saja hubungan ini, capek aku karna selalu kamu nomer duakan melulu." setelah memutuskan hubungannya secara sepihak, Della langsung mematikan sambungan tanpa membiarkan kekasihnya untuk membalas.
"Berantem lagi." gumam Rose hanya menggeleng maklum, dia jadi ingat, dulu juga dia sering banget berantem dengan Raka hanya karna hal-hal kecil, dan meskipun biasanya Rose yang salah, tapi Rakalah yang selalu meminta maaf, mengingat hal tersebut membuat Rose jadi sedih.
"Kak Raka, kapan kak Raka membuka mata, aku kangen kak, aku kangen senyum kakak, kata-kata lembut kakak." suara hati Rose.
Ingatannya tentang Raka terputus oleh suara bentakan Della, "Hehh parasit, ngapain kamu masih berdiri disana, kamu nguping ya." begitulah Della dan mamanya memanggil Rose, Rose dipanggil dengan panggilan parasit karna menurut mereka, Rose hanyalah parasit yang menumpang hidup dikeluarga mereka, hanya om Donilah yang baik sama Rose, sementara tante Vivi yang merupakan istri dari omnya, Della dan Dio yang merupakan saudara sepupu Rose selalu berbuat jahat kepadanya dan selalu memanggilnya parasit.
Rose sebenarnya sudah tidak tahan tinggal dengan kelarga omnya karna selalu diperlakukan semena-mena, apalagi Dio yang selalu memandangnya dengan pandangan kurang ajar dan melecehkan, tapi Rose mengingatkan dirinya untuk bertahan sementara sampai Raka kembali membuka mata dan sembuh, dan setelah itu mereka akan memulai kehidupan mereka yang baru, meskipun sebenarnya ada ketakutan dihati Rose kalau Raka tidak akan pernah membuka mata selamanya apalagi mendengar kata-kata dokter yang menanganinya, tapi kata hatinya selalu mengingatkannya kalau keajaiban itu pasti ada.
"Mmm, tidak kok, aku gak nguping." Rose kemudian buru-buru melanjutkan langkahnya ke dapur, dia tidak mau menjadi sasaran amukan Della, pasalnya, wanita itu kalau sudah kesal sama seseorang, dia sering menjadikan Rose sebagai sasaran kekesalannya.
"Dasar gadis gak berguna." umpat Della menatap punggung Rose yang menjauh, "Biasanya hanya nyusahin keluarga gue."
Ponsel yang masih berada ditangan Della berdering, dan itu merupakan panggilan dari kekasihnya, dengan kesal Della merijek panggilan tersebut dan mematikan ponselnya supaya tidak bisa dihubungi lagi oleh sang kekasih yang telah membuatnya kesal.
"Rasain, siapa suruh membuat aku kesal." desisnya sembari memandang ponselnya yang layarnya sudah gelap sempurna.
Della kemudian mengambil ponselnya yang satu lagi dari dalam tasnya, wanita itu memang memiliki dua ponsel yang dikhususkan untuk menghubungi selingkuhannya, "Jemput aku, sekarang."
Dan setelah mendapatkan kepastian, Dela kembali memasukkan ponselnya didalam tasnya.
"Hahh, kamu fikir aku tahan dijadiin yang kedua terus, kamu sibuk dengan pekerjaan kamu, aku bisa bersenang-senang dengan pacarku yang lain." desis Della tersenyum sinis.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Rita Riau
mampir Thor,,, menarik nih ceritanya 👍🏻
2024-01-16
0