"Kak Rayyan pasti akan mentertawakan aku, ihh kak Rayyan ini ada-ada saja deh, masak aku disuruh nyanyi dan joget, tapi aku harus melakukannnya demi kak Raka, aku harus tetap kerja, kalau aku gak kerja, darimana aku bisa mendapatkan biaya pengobatan untuk kak Raka." batin Rose, sumpah sebenarnya dia sangat malu kalau harus mengeluarkan kemampuan menyanyinya yang pas-pasan, tapi demi Raka, Rose menekan rasa malunya.
"Ekhem ekhem." Rose membersihkan tenggorokannya sebelum memulai sedangkan Rayyan mulai serius untuk menonton pertunjukan yang akan ditampilkan oleh Rose.
Kom se ma-ri-ga
Han chi-be-ye-so
Appa gom
Omma gom
Ae-gi-gom
Appa gommun tung-tung-hae
Omma gommun nal-shin-hae
Ae-gi gommun na bul-gwi-yo-wo
Ukshuk ukshuk cha-rhan-da
Awalnya Rayyan yang mendengar lagu tersebut hanya bisa melongo karna tidak mengerti arti lagu yang dibawakan oleh Rose, namun melihat gerakan badan Rose membuat Rayyan mati-matian menahan tawanya, dia adalah cowok cool dan keren dan selalu terlihat berwibawa, jadi, meskipun dia ingin ngakak, dia menahannya untuk menjaga wibawanya.
"Udah kak." ujar Rose malu saat Rayyan hanya diam menatapnya, "Dia pasti ngetawain aku."
"Hmmm." angguk Rayyan singkat, dia berusaha menampakkan wajah datar ditengah terpaan kuat untuk tertawa.
"Kalau mau ketawa ya ketawa saja, kenapa pakai ditahan segala." batin Rose saat melihat ekpresi wajah Rayyan yang tidak seperti biasanya, namun daripada meributkan hal tersebut, Rose memilih untuk bertanya, "Mmm, aku boleh kerjakan kak."
"Hmmm." lagi-lagi Rayyan hanya menjawab dengan hmm doank.
"Hmmm, maksudnya aku diizinkan kak."
"Bawell, cepat sana kamu ke kamarmu." usir Rayyan tanpa memberikan jawaban pasti atas pertanyaan Rose.
"Kak Rayyan mengizinkan aku kerjakan kak." Rose bertanya sekali lagi untuk memastikan.
"Iya." jawab Rayyan gusar, "Cepat menyingkir dari hadapanku sebelum aku berubah fikiran."
Mendengar jawaban dari bibir Rayyan membuat Rose tersenyum dan buru-buru berbalik pergi dari ruang kerja Rayyan sebelum laki-laki itu berubah fikiran.
"Lagu apa sieh yang dinyanyikan, sial, bikin aku sakit perut saja." cloteh Rayyan begitu Rose sudah menghilang dari ruang kerjanya.
****
Rose tengah melilitkan handuk didadanya saat kamar mandi yang berada dikamarnya terbuka tanpa peringatan, itu membuat Rose memekik saking kagetnya dan menemukan Rayyanlah yang membuka pintu kamar mandinya, Rose reflek menyilangkan tangannya didepan dadanya meskipun area dadanya tertutup sempurna oleh handuk, hanya bagian bahu mulusnya yang terekpos sempurna.
Ini masih sangat pagi dan matanya sudah disuguhkan oleh pemandangan indah tersebut, meskipun Rayyan bilang pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan sudi untuk menyentuh Rose karna gadis itu adalah gadis murahan, tapi melihat Rose dalam balutan handuk begitu membuatnya meneguk ludahnya.
Melupakan fakta siapa Rayyan, Rose ngomel karna menurutnya apa yang dilakukan oleh Rayyan sungguh tidak sopan.
"Apa-apaan sieh kak Rayyan, main masuk aja tanpa permisi."
Omelan tersebut menyadarkan Rayyan dari keterpanaannya, "Suka-suka aku donk, ini rumahku, kenapa kamu pakai marah-marah segala." balas Rayyan yang tidak terima mendengar dirinya diomelin.
"Duhh, saking kesalnya aku jadi ngomel ginikan, aku jadi lupa sama posisiku."
"Mmm, itu kak maksud aku...." Rose merasa tidak nyaman setiap kali mata tajam Rayyan menatapnya, tapi kali ini tatapan itu berbeda, tatapan yang seolah-olah ingin menelanjanginya, itu semakin membuat Rose menekan tangannya yang dia silangkan didepan dadanya, "Bukannya dikamar kakak ada kamar mandinya, kenapa kakak tidak mandi disa...."
"Airnya tiba-tiba macet." potong Rayyan cepat dan masuk kedalam kamar mandi.
"Macet, kok bisa." Rose mundur kebelakang saat Rayyan semakin dekat.
"Mana aku tahu." jawab Rayyan acuh kemudian melepas handuk yang melilit dipingganya dengan cuek tepat didepan Rose.
"Akhhhhhh." Rose berteriak dan langsung berlari keluar dan langsung menutup pintu kamar mandi.
"Dasar gadis munafik." rutuk Rayyan.
Nafas Rose ngos-ngosan, jantungnya bertalu-talu, "Ya Tuhan, mataku yang suci." keluh Rose karna dia bisa melihat dengan sangat jelas benda berharga milik Rayyan.
Rose menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha untuk melupakan apa yang dilihatnya barusan, "Kak Rayyan benar-benar gila." rutuknya sembari berjalan ke arah lemari, bagaimanapun dia berusaha untuk melupakan, tetap tidak bisa, benda berharga milik Rayyan terus terbayang-bayang difikirannya.
"Ishhh, benar-benar menyebalkan."
Rose buru-buru mengganti pakaiannya sebelum Rayyan keluar, "Aku harus cepat-cepat ganti baju." ujarnya membuka lemari besar yang ada dikamarnya sedangkan pakaian Rose bahkan tidak mengisi seperempat dari lemari tersebut.
Rose sebenarnya seperti kebanyakan wanita pada umumnya, hoby shoping dan jalan-jalan, dulu saat kedua orang tuanya masih hidup dan Raka masih belum koma, tiap minggu Rose sering memaksa Raka untuk menemaninya pergi ke mall, dan Raka yang sangat mencintai Rose tentu saja menuruti keinganan tunangannya itu dan membelikan apapun yang diinginkan oleh Rose karna pada waktu itu Raka juga sudah bekerja sebagai pengacara disebuah firma hukum ternama, tapi semenjak kecelakaan tersebut, Rose tidak pernah lagi membeli apapun, karna uang yang dia hasilkan hanya untuk membiayai pengobatan Raka.
Saat Rose tengah mengoleskan sunscreen diwajahnya, pintu kamar mandi terbuka, Rose memilih fokus menatap pantulan dirinya dicermin riasnya, rasanya wajah Rose terasa panas saat mengingat bagian tubuh Rayyan yang tidak seharusnya untuk dilihat olehnya.
Rayyan yang hanya mengenakan handuk menoleh ke arah Rose, "Cihhh." dia berdecih melihat penampilan sederhana sang istri yang tidak ada modis-modisnya, "Udik." hinanya sembari tetap berjalan ke arah pintu keluar.
Rose bisa mendengar hinaan Rayyan, dia hanya diam saja, emang apa yang bisa dia lakukan selain diam, tidak mungkin jugakan untuk membalas, dan untuk saat ini, yang Rose inginkan adalah agar Rayyan cepat keluar dari kamarnya, saat sudah tidak terdengar langkah Rayyan, barulah Rose bisa menarik nafas lega.
"Fuihhhh." desahnya menoleh ke belakang dan melihat pintu kamarnya yang tidak ditutup oleh Rayyan, "Bisa gak sieh, kalau keluar pintunya ditutup, cuma nutup doank apa susahnyakan."
Untuk pergi ke kantor tempatnya bekerja, Rose telah memesan ojek online karna tidak mungkin naik angkot karna rumah Rayyan berada dikawasan perumahan elit yang jaraknya dari jalan raya cukup jauh.
Begitu sudah siap, Rose bergegas keluar dari kamarnya, dan bersamaan pintu terbuka, pintu kamar Rayyan juga yang berada disebelahnya terbuka, ingin rasanya Rose kembali menutup pintu dan membiarkan Rayyan pergi duluan, tapi Rayyan sudah melihatnya duluan sehingga mau tidak mau dia terpaksa turun bareng sama Rayyan.
Begitu melihat Rose, Rayyan menilai penampilan sang istri dan mendengus seolah menghina, "Kamu kerja dimana, dikebun binatang sebagai pawang orang utan." lisannya karna menurutnya penampilan Rose gak banget untuk orang yang bekerja kantoran.
"Aku kerja disebuah perusahaan kak." Rose mencoba untuk menjelaskan dengan sabar, kadang bibir Rayyan yang pedes itu membuat Rose ingin membalas setiap hinaan yang dilontarkan oleh Rayyan, tapi untungnya dia masih bisa mengendalikan lidahnya, kalau gak, gak tahu deh gimana nasibnya Rose, mungkin dia sudah berakhir dirumah sakit.
"Beneran kamu bekerja disebuah perusahaan."
"Iya."
"Aku heran deh, kok bisa ya perusahaan itu mengerjakan orang yang penampilannya kucel, dekil dan norak kayak kamu, kalau aku sieh jadi bossnya, kamu sudah aku depak."
"Apa sieh sebenarnya masalah penampilanku dengannya, heran deh, tampang saja sok keren dan berwibawa, tapi bibir kayak ember, senang banget deh ngomentarin apa yang aku kenakan, padahal kantor tempatku bekerja saja tidak masalah dengan penampilanku."
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Rita Riau
rese banget si Rayyan,,, ntar kalo Rose berpenampilan modis kamu bilang Rose jual diri,,,🙄🙄🙄
2024-01-17
0