Rose mengkeret dan memegang selimut yang menutupi tubuhnya erat-erat, Rose takut dengan Rayyan, laki-laki itu setiap kali memandangnya selalu menatapnya dengan tatapan horor seolah-olah dia melakukan kesalahan yang sangat fatal, padahalkan dia cuma reflek saja teriak karna berfikir kalau Rayyan tidak memakai apa-apa dibalik handuk yang melilit pinggangnya.
Saat Rayyan kembali membalikkan badannya ke arah tempat tidur, dia bisa melihat wajah Rose yang terlihat imut saat ketakutan, dan itu kembali membuatnya membayangkan tubuh Rose yang terbalut lingerie dibalik selimut, mengingat hal itu kembali membuat gairahnya yang sudah mulai padam kembali hidup membuatnya merasa frustasi dan mengacak-ngacak rambutnya yang basah.
"Brengsek." umpatnya karna marah dengan dirinya sendiri gara-gara gairahnya yang kembali on hanya dengan membayangkan tubuh Rose.
Umpatan tersebut semakin membuat Rose takut, "Aku tahu kak Rayyan marah karna Della kabur dihari pernikahan mereka, tapi kenapa kak Rayyan marahnya sama aku, salahku apa." kalimat yang hanya diucapkan oleh Rose dalam hati.
"Ini gara-gara Della sialan itu, bisa-bisanya dia membuatku kayak gini, awas kamu Della, kamu akan aku buat menyesal karna telah meninggalkanku seperti ini, tidak hanya kamu yang akan menanggung akibat perbuatanmu itu, tapi keluargamu juga, dan termasuk gadis yang saat ini berada ditempat tidur yang seharusnya menjadi ranjang pengantin kita." Rayyan menatap Rose dengan senyum miring, pembalasan terhadap Della akan dimulai dari Rose.
Rayyan sudah lama menunggu akan hal ini, menunggu saat dimana dia akan menyentuh kekasihnya dalam ikatan halal yang direstui oleh Tuhan, sayangnya, dia harus menelan kekecawaan karna Della kabur begitu saja, dan kini, bukan Della yang berada ditempat tidur, melainkan Rose, dan Rayyan tidak berminat menyentuh Rose sedikitpun, tapi tubuhnya jelas berkhianat dan ingin melakukannya sebagai laki-laki normal.
"Kenapa kak Rayyan menatapku seperti itu, dia tidak mungkin memintaku untuk melayanikan, dia sendiri yang bilang kalau dia tidak berminat kepadaku." Rose memandang Rayyan dengan awas.
Saat seperti itu, bunyi bell dari luar mengalihkan perhatian dua orang tersebut.
Rayyan mengangkat alisnya bertanya-tanya dalam hati siapakah gerangan yang datang, "Gak mungkin Bismakan yang datang."
Rose langsung turun dari tempat tidur dan tidak meninggalkan selimut yang membungkus tubuhnya, dia yakin itu adalah pak Heri yang membawa baju ganti untuknya.
Rayyan hanya menatap tubuh Rose yang berjalan cepat, hampir berlari ke arah pintu, dengan selimut besar membungkus tubuhnya dari leher sampai kaki, Rose persis seperti kepompong.
Rose agak kesusahan membuka pintu, dan saat pintu itu terbuka, bukan pak Heri yang dilihat oleh Rose melainkan Dio sepupunya yang selalu mengisenginya, dan seperti biasa, Rose bisa melihat senyum mesum Dio yang selalu menghiasi bibirnya saat melihat Rose.
"Kamu...."
"Hai cantik, mau malam pertama nieh ceritanya." Dio mengerling nakal, pandangan matanya seolah-olah menelanjangi Rose dibalik selimut yang dia kenakan untuk membungkus tubuhnya yang hanya mengenakan lingerie seksi yang kekurangan bahan, "Ahh, aku benar-benar patah hati, kamu tega meninggalkanku setelah memberikanmu kepuasan." bohong Dio, entah apa alasan laki-laki itu berbohong, apakah mungkin untuk membuat Rayyan marah, dan kalau itu tujuannya, jelas Dio disini berhasil, karna setelah mendengar kata-kata Dio, wajah Rayyan menjadi merah padam, tangannya mengepal, dalam hati Rayyan tidak menyangka kalau dirinya menikahi gadis ******.
Disini, Rayyan memang menikahi Rose sebagai pengganti dan dia tidak berencana sekalipun untuk mencintai Rose, tapi dia jadi murka saat mengetahui kalau Rose gadis yang tidak benar.
Sedangkan Rose hanya menganga mendengar fitnah yang dilontarkan oleh sepupunya itu, "Dio apa-apa...."
"Tapi kamu tenang saja kakak sepupuku yang cantik, kalau suami kamu tidak bisa memberikanmu kepuasan, kamu selalu bisa mencariku kapanpun, aku selalu ada 24 jam untukmu dan siap melayanimu kapanpun." ucapannya diakhiri dengan kedipan mata genit.
Rayyan yang tahu kalau yang datang adalah adiknya Della sejak tadi diam dan menahan amarahnya, tapi dia tidak tahan saat mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh Dio barusan, bukannya dia peduli apakah Rose gadis baik-baik atau tidak, Rayyan benar-benar tidak peduli kalau Rose mau tidur dengan siapapun, tapi ini menurut Rayyan benar-benar kelewatan, bisa-bisanya Rose menjalin hubungan dan tidur dengan adik sepupunya yang berarti mereka masih memiliki hubungan darah, dan kalaupun seandainya ada hubungan diantara Dio dan Rose, tidak seharusnyakan Dio berkoar-koar didepan Rayyan yang sudah sah menjadi suami Rose.
Dengan langkah cepat Rayyan mendekati pintu, meraih kerah baju Dio dan tanpa basa-basi menonjok rahang laki-laki yang seharusnya menjadi adik iparnya tersebut sampai terpental ke lantai.
"Ya ampun." Rose berteriak ngeri saat melihat Dio tersungkur ke lantai.
Dengan wajah merah padam Rayyan menunjuk Dio, "Jaga ucapanmu bajingan, dia adalah istriku, kalau sekali lagi aku mendengar kamu mengatakan hal yang tidak pantas kepadanya, aku pastikan akan mengirim kamu ke neraka." yang dilakukan oleh Rayyan seolah-olah membela Rose, tapi tidak, hal itu dia lakukan karna merasa harga dirinya diinjak-injak sebagai suami Rose saat Dio mengatakan kalau dirinya tidak bisa memuaskan sang istri.
Dua laki-laki itu saling beradu pandang dengan pandangan mengancam, namun hanya itu yang dilakukan oleh Dio tanpa bisa membalas perbuatan Rayyan.
"Brengsek, kalau bukan karna dia berkuasa, sudah habis dia gue gebukin."
"Apa yang kamu lihat bocah ingusan." geram Rayyan karna pandangan Dio seakan-akan menantangnya, "Pergi sekarang dari hadapanku sebelum aku kembali menghajarmu sampai mampus."
Dio berdiri dan tidak melepas pandangannya pada Rayyan, dalam hati Dio berjanji akan membalas apa yang telah dilakukan Rayyan kepadanya, dia pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.
Saat Rose menunduk untuk memungut paperbag yang berisi pakaian yang dibawakan oleh Dio, Rayyan dengan kasar menarik lengan Rose, Rose tidak menyangka kalau Rayyan akan melakukan hal tersebut, pegangan tangan pada selimut untuk menutupi tubuhnya terlepas begitu saja dan memampangkan tubuhnya yang hanya terbalut lingerie seksi.
"Kak Rayyan apa yang...."
Rayyan menarik lengan Rose sampai membuat gadis itu kembali berdiri dengan paksa, dengan kakinya Rayyan menendang pintu sampai tertutup dan menarik Rose ke tempat tidur dan membanting tubuh Rose disana.
Rayyan menatap Rose dengan pandangan jijik, laki-laki itu benar-benar percaya dengan apa yang dikatakan oleh Dio barusan, "Jadi...." Rayyan melambatkan suaranya, "Kamu adalah gadis murahan hah yang melayani setiap laki-laki hidung belang diluar sana." Rayyan mengatakan hal tersebut dengan nada menghina.
Rose ketakutan, apalagi Rayyan menatapnya dengan pandangan lapar, "Aku...aku tidak seperti itu kak Rayyan, Dio...."
"Berarti." potong Rayyan tanpa membiarkan Rose menyelsaikan penjelasannya, dia mulai melepas piyamanya, "Kamu pasti dengan senang hatikan melayaniku." Rayyan kini semakin mendekat sementara Rose semakin menggeser tubuhnya kebelakang.
"Tidak kak Rayyan, aku bukan wanita seperti itu, aku mohon jangan lakukan itu." Rose menghiba, dia tidak ingin melakukannya, dan yang paling penting dia tidak seperti yang dituduhkan oleh Dio.
"Huhhh, dasar pembohong." bantah Rayyan tidak percaya, "Wajahmu saja yang lugu, tapi ternyata kamu adalah gadis nakal dan liar."
Rayyan yang awalnya tidak ingin menyentuh Rose, namun saking murkanya sehingga dia berniat untuk memberi Rose pelajaran, fikirnya kalau Rose bisa menyerahkan tubuhnya pada laki-laki diluaran sana, pastinya Rose juga dengan senang hati melayaninya.
Sekarang Rayyan mulai menaiki tempat tidur, kelopak mawar merah yang menghiasi tempat tidur pengantin kini sudah tidak karuan bentuknya.
"Tidakkkk, jangan kak Rayyan." Rose memohon, gadis itu mulai menangis.
"Dasar gadis munafik, kamu fikir kamu bisa mengelabuiku dengan air mata buayamu itu."
Rayyan kini tepat berada didepan Rose, laki-laki yang dikuasai oleh amarah itu menekan bahu Rose, Rose berontak, meskipun dia tahu kalau Rayyan berhak menyentuhnya karna mereka sudah sah menjadi suami istri, tapi Rose tidak rela, apalagi disini Rayyan menyentuhnya karna ucapan hoax yang keluar dari bibir Dio.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments