Mitos Foto Ber 3
Rani,Sinta,Hana,Ahmad dan Reno sedang berkumpul di halaman kampus dimana mereka semua adalah teman satu kampus dan sudah berteman semenjak mereka menjadi mahasiswa baru.Mereka bersantai dan sedang merencanakan liburan panjang dari kampus mereka. Rani adalah gadis desa yang ada di kota Banyuwangi yang merantau ke Surabaya untuk kuliah.
Rani merupakan gadis manis,pendiam dan juga penurut tak jauh beda dengan sifat Hana. Sedangkan Sinta adalah wanita yang cantik,ceria namun banyak tingkah. Sedangkan Reno adalah cowok tampan dan dia termasuk cowok yang populer di kelasnya sedangkan Ahmad adalah cowok yang biasa namun baik hatinya.
“Kalian liburan ini rencananya mau kemana,bagaimana kalau kita liburan bareng mumpung libur panjang.” Usul Sinta kepada teman-temanya.
“Boleh juga tu, ayok liburan bareng.” Reno yang menyetujui usulan Sinta untuk liburan bersama.
“Sebenarnya aku mau pulang kampung aku sudah lama tidak pulang kalian tahu kan rumah aku jauh.” Keinginan Rani yang sudah lama tidak pulang kampung. Memang benar diantara yang lain rumah Rani lah yang paling jauh kerena selain Hana rumah mereka dekat dengan kampus atau berada di kota itu sendiri.
“Rumah kamu di Banyuwangi kan!” Hana yang penasaran dengan desa Rani yang konon katanya sangat mistis.
“Iya rumah aku tuh di pedesaan dan jalanya penuh dengan alas-alas pokoknya pedalaman banget kalian jangan kesana.” Jelas Rani yang tidak ingin merepotkan teman-temanya karena rumahnya yang jauh.
“Kenapa gak boleh kesana,kita kan malah penasaran.” Sinta yang semakin penasaran dengan desa kecil Rani yang ada di Banyuwangi.
“Jangan!!kalian kan dari perkotaan semua,mana mungkin kalian bisa betah di pedesaan.” Ucap Rani.
“Malah kita semakin ingin kesana kita kan jarang ke pedesaan bagaimana kalau liburan kita ke rumahnya Rani.” Keinginan Ahmad tak kalah dari taman-temanya.
“Baiklah kalau kalian ingin ke rumahku tapi kalian harus berhati-hati kalau sudah sampai disana.” Ucap Rani sambil memperingatkan teman-temanya dia hanya tidak ingin terjadi sesuatu lepas teman-temanya untuk itulah dia menolak namun akhirnya di menyetujui keinginan teman-temanya itu.
“Baiklah kita harus mulai bersiap-siap besok hari kamis kita berangkat ya.” Ujar Sinta.
Melihat teman-temanya yang bersikukuh ingin kerumahnya. Rani sebenarnya senang sekaligus khawatir melihat teman-temanya dari kota ingin le desanya yang penuh dengan mitos dan pamali yang membuat desa Rani agak sedikit mistis.
“Mbah besok Rani mau pulang kampung.” Rani yang menelpon neneknya dari desa dengan sebutan mbah untuk memberitahu bahwa teman-temanya akan datang.
Rani hanya tinggal bersama nenek dan kakeknya dikarenakan kedua orang tua Rani meninggal karena kecelakaan. Jadi Rani sudah dirawat oleh kakek dan neneknya yaitu mbah Darmi dan kakek Sugeng sedari kecil.
“Iya nduk nanti kalau pulang hati-hati apalagi saat melewati Alas Gandul. Kalau pulang jangan terlalu malam ya jangan lupa baca doa.” Saran mbah Darmi kepada cucunya agar tidak terjadi sesuatu hal pada cucunya.
“Iy mbah nanti Rani akan berhati-hati salam untuk kakek ya mbah.” Ucap Rani sambil menutup telponya.
*
*
Hari Kamis pun sudah tiba waktunya mereka berangkat. Mereka berangkat mengendarai sepedah motor dari pagi. Mereka saling berbonceng kecuali Rani yang menaiki sepeda motor sendirian. Waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan mereka cukup lama yang membuat mereka harus berhenti dan beristihat ketika sampai merasa lelah di separuh perjalanan.
Waktu berlalu dan mereka pun sudah tiba di Banyuwangi tinggal menuju ke desa di mana Rani tinggal dan mereka berhenti sejenak untuk memastikan mereka benar di jalan itu.
“Ran kita sudah sampai ya,selanjutnya kita kemana?” Tanya Ahmad kepada Rani.
“Iya kita tinggal melewati Alas Gandul itu terus lurus disana ada gapura bertuliskan desa Barunda.” Rani yang menjelaskan secara rinci. Dan setelah istirahat mereka melanjutkan perjalanan di rute terakhir.
Tak terasa sudah menjelang maghrib mereka pun melewati Alas Gandul yang mana suasana di jalananya sangat suram,gelap dan menakutkan. Hana yang merasa ada yang aneh karena memang Hana sangat sensitif terhadap hal-hal berbau mistis namun dia mengatakan bahwa dirinya tidak percaya itu.
“Eh Reno kog rasanya badanku tidak enak ya merasa kayak ada yang aneh gitu.” Hana yang merasa merasakan hawa tidak enak bahkan tiba-tiba merasa merinding karena mungkin dia posisinya paling belakang.
“Udah jangan berpikiran yang macam-macam.” Reno yang mencoba untuk membuat pikiran Hana tetap jernih.
Tak lama kemudian muncul seorang kakek-kakek berambut putih memakai tongkat dan berjalan secara membungkuk mengagetkan Sinta dan Ahmad karena mereka yang berada di depan dan posisi Rani di tengah serta Hana dan Reno di belakang.
“Eh itu kasian ada kakek-kakek jalan sendirian sambil membungkuk jalanya.” Ujar Sinta ke Ahmad yang merasa kasihan melihat seorang kakek berjalan sendirian malam-malam.
“Guys kita berhenti dulu kasian ada kakek-kakek kita bantuin yuk.” Ahmad yang mencoba menghentikan teman-temanya untuk menolong kakeknya.
Mereka pun berhenti dan menghampiri kakek tersebut.
“Kakek Mau kemana?” Tanya Rani
“Kakek mau ke desa Barunda.” Jawab kakek tersebut.
“Bagaimana kalau kakek saya boncengin kebetulan temen saya gak ada yang boncengin.” Ahmad menawarkan kakek tersebut sebuah tumpangan.
“Bagaimana kalau kamu Sin aku yang boncengin biar Ahmad yang ngeboncengin kakeknya.”Lanjut Rani yang menimpali ucapan Ahmad.
“Baiklah aku setuju.” Sinta pun menyetujui saran sari Rani.
Akhirnya Rani berboncengan sama Sinta berada di depan dan Reno sama Hana di tengah sedangkan Ahmad dan kakek tersebut berada di akhir.
“Kakek kenapa berjalan sendirian malam-malam.” Ucap Ahmad yang mengajak berbicara karena kakek tersebut selalu diam.
“Kakek mau ke rumah cucu kakek.” Ujar kakek.
“Kenapa kakek jalan kaki emangnya kakek gk punya keluarga?” Ahmad yang mencoba untuk mengajak ngobrol kakek tersebut.
“Kakek gak punya siapa-siapa lagi nak.” Ucap kakek.
“Kenapa gak minta cucu kakek untuk jemput.”Timpa Ahmad lagi.
“Rumah kakek dekat kog nak gak perlu minta di jemput.” Ucap Kakek tersebut.
Mereka berbincang-bincang cukup lama tanpa sadar mereka hampir tiba dan di situ kakek tersebut selalu diam saat hampir tiba.
“Ren kog aku merasa badanku menggigil ya apalagi kalau lihat kakek tadi.” Ucap Hana yang sedari tadi merasa tubuhnya merasa ada yang aneh dan tidak enak badan.
“Gak ada apa-apa Han mungkin kamu lagi masuk angin saja.” Reno sekali lagi meyakinkan Hana bahwa tidak terjadi apa-apa.
“Iya mungkin saja aku lagi masuk angin.” Hana yang akhirnya untuk tidak berpikiran aneh-aneh lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Zahra Putri Mandala
mampir kak,aku suka cerita horor,😍
2023-09-03
0
Blue Persona
Wah, seru banget! 😄
2023-08-01
1