Bab 6 : Terkena Sial

Setelah Reno dan Ahmad melalui hal yang mengerikan mereka tidak bisa tidur karena selalu terbayang akan hal tersebut. Tak berbeda jauh dengan Sinta yang mengalami hal serupa,Sinta pun juga tidak bisa tidur.

Setelah jam menunjukkan pukul 01.00 mereka masih belum tidur tiba-tiba suara ketukan tengah malam membuat mereka terkejut. Sinta yang mendengarnya tidak berani membukanya sedangkan Reno dan Ahmad yang mendengar itu mereka berdebat untuk siapa yang akan membukakan pintunya.

**Tok-Tok**

“Ahmad kamu dengar gak suara ketok-ketok pintu.” Ucap Reno.

“Iya Ren.” Ucap Ahmad.

“Suaranya makin kencang,coba kamu bukain.” Ucap Reno.

“Nggak ah kamu saja.” Ucap Ahmad.

“Kamu gak lihat mentalku sudah terguncang gara-gara lihat tadi.” Ucap Reno.

“Aku juga, kamu gak lihat badanku gemeteran dan juga siapa sih yang ketok-ketok tengah malam.” Ucap Ahmad.

“Itu mungkin kakek Sugeng yang habis ada acara,kakek Sugeng kan biasanya pulang larut malam.” Ucap Reno.

“Ya udah aku bukain.” Ucap Ahmad.

“Iya cepat sana kasian nunggu kelamaan.” Ucap Reno.

Mereka mengira itu adalah kakek Sugeng karena kakek Sugeng adalah kepala desa sana jadi wajar kalau kakek Sugeng selalu mendatangi acara rukun warga. Saat Ahmad akan membukakan pintu dia melihat ke jendela dulu namun saat melihat di jendela.

“Nggak ada siapa-siapa,jadi siapa dong yang ketuk-ketuk pintu.” Ucap Ahmad.

Tiba-tiba dia dikejutkan oleh seseorang yang datang dari belakang dan menepuk bahu Ahmad.

“Astagfirullah.” Ucap Ahmad yang terkejut sampai dadanya sesak.

“Kamu ngapain ngintip di jendela.” Ucap Sinta.

Tak lain yang menepuk bahu Ahmad adalah Sinta yang juga mendengar ketukan yang akhirnya memberanikan diri untuk keluar dari kamar untuk membukakan pintu.

“Tadi siapa yang ketok-ketok?” Tanya Sinta.

“Nggak tahu tadi aku lihat di jendela gak ada siapa-siapa.” Ucap Ahmad.

“Apa jangan-jangan.” Ucap Sinta

“Stop jangan di terusin ini udah malam lebih baik kita tidur aja.” Ucap Ahmad yang tidak ingin membahasnya lebih jauh karena dia tahu maksud dari ucapan Sinta.

“Ren gak ada orang ternyata, sudah ku duga mana mungkin itu kakek Sugeng,kakek kan pulangnya kalau larut gak sampe jam 12 malam.” Ucap Ahmad yang dari tadi sudah gemetaran.

“Ya udah kita bahas besok saja,ayok kita tidur saja.” Ucap Reno yang tidak mau memperpanjang agar tidak berpikiran aneh-aneh lagi.

Pagi harinya mereka pun sarapan dan di meja makan Reno,Ahmad dan Sinta diam dan tak bernafsu makan. Melihat itu mbah Darmi bertanya kepada mereka namun mereka tak menjawab. Reno dan Ahmad takut kalau bercerita tentang apa yang terjadi kemarin kepada kakek Sugeng. Karena kakek Sugeng pernah melarang mereka jadi mereka gk berani bercerita. Sedangkan sinta masih kepikiran tentang sosok wanita yang berkebaya merah itu karena dia melihat dengan sangat jelas tapi tidak melihat wajahnya.

“Ran apa yang terjadi dengan mereka bertiga.” Ucap kakek Sugeng.

“Gak tau kek tapi kalau Sinta katanya pernah melihat sosok wanita berkebaya merah.” Ucap Rani.

“Sepertinya aku pernah mendengar sosok wanita berkebaya merah.” Ucap kakek dalam hati sambil mangingat dimana ia pernah mendengar sosok itu.

“Sinta dimana kamu lihat sosok wanita tersebut?” Tanya kakek langsung ke Sinta.

“Itu kek Sinta lihatnya di dapur lagi motong sesuatu kek sepertinya lagi memasak namun saat mbah Darmi manggil sosoknya langsung hilang.” Jawab Sinta.

“Ya udah kamu per banyak ber doa saja ya,itu mungkin juga dikarenakan halusinasi yang berlebihan,udah jangan di pikirin ya.” Ucap kakek Sugeng.

“Ran ajak Sinta dan Hana jalan-jalan biar pikiran mereka tenang.” Ucap mbah Darmi.

“Iya mbah nanti aku ajak mereka jalan-jalan.” Ucap Rani.

“Kalau Ahmad sama Reno kenapa?” Tanya mbah Sugeng karena mereka dari tadi diam dan saat mbah Darmi bertanya pun mereka tetap diam.

“Itu kek kita hanya kurang tidur saja.” Ucap Ahmad

“Kenapa kurang tidur,apa gak nyamar tidur di rumah kakek.” Ucap kakek Sugeng.

“Enggak kog kek kita cuma kurang tidur karena main game, ya kan Mad.” Ucap Reno.

“Eh Iya kita cuma kebanyakan main game.” Ucap Ahmad yang ngikut Reno.

“Mulai sekarang jangan terlalu banyak main game dan jaga kesehatan ya.” Ucap kakek Sugeng.

“Iya kek.” Ucap Ahmad dan Reno bersama-sama.

Rani yang mengajak mereka keluar dengan mail sepeda motor, Rani yang ngeboncengin Hana dan Sinta bersepeda sendiri. Mereka bertiga berkeliling dan membeli beberapa jajanan khas desa tersebut. Namun saat di tengah jalan tiba-tiba mendadak ada kucing hitam menyebrang tepat di depanSinta dan demi menghindari kucing tersebut Sinta pun akhirnya jatuh dari sepeda. Namun ada yang aneh dia melihat kucing tersebut sangat mirip dengan kucing yang menabrak mereka saat kejadian foto bertiga tersebut.

**Gubrakkkk**

(Suara Sepeda Sinta yang jatuh).

Mendengar ada yang jatuh membuat Rani dan Hana terkejut dan menoleh ke belakang karena posisinya dia sedang di depan Rani dan ternyata itu suara sepeda Sinta yang terjatuh. Mereka pun berhenti dan menolongnya.

“Sinta kamu gak papa kan?” Tanya Hana.

“Iya gak papa cuma kaki saja yang lecet.” Jawab Sinta.

“Tadi kenapa kamu jatuh.” Ucap Rani.

“Tadi ada kucing hitam lewat.” Ucap Sinta.

“Owlh kucing ternyata.. emang kadang-kadang kucing kalau nyebrang bikin kaget kita saja.” Ucap Hana.

“Tapi sepertinya aku pernah lihat kucing itu,kucing itu berwarna hitam dan bermata merah seperti yang manabrak kita waktu itu.” Ucap Sinta.

Mendengar hal itu Rani yang berpikiran aneh-aneh menganggap itu hal yang tidak biasa berbeda dengan Hana yang menganggap itu hal biasa sedang kan Sinta tidak berpikiran apapun karena dia sudah kesakitan karena kakinya yang tertimpa sepeda mengakibatkan lecet-lecet di kakinya.

Mereka akhirnya pulang bersama dengan posisi Sinta yang diboncengin Hana dan Rani sendiri menyetir sepedahnya Sinta. Mereka pun akhirnya masuk ke rumah dan menceritakan kejadianya kepada mbah Darmi.

“Mbah Sinta tadi jatuh dari sepeda motor.” Ucap Rani sambil memapah Sinta.

“Ya Allah kenapa bisa jatuh.” Ucap mbah Darmi.

“Tadi Sinta ceritanya ada kucing yang tiba-tiba nyebrang jadi Sinta terkejut dan jatuh karena mau ngehindari.” Jelas Sinta.

“Ya udah sini si mbah obatin.” Ucap mbah Darmi.

“Iya mbah.” Ucap Sinta.

“Kog akhir-akhir ini aku mendapat kejadian aneh-aneh ya apa aku melakukan kesalahan.”

“Aku gak boleh percaya,kalau aku percaya itu bisa terjadi nyata padaku lagi.”

“Anggap saja lagi kena cobaan ya.” Gumam Sinta.

Terpopuler

Comments

Agnes

Agnes

Karya indah dengan plot yang tak terduga!

2023-08-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!