Rani yang masih belum menceritakan kejadian dia tersesat tadi,lebih terkejut melihat Ani yang kembali dengan baik-baik saja. Melihat Ani yang tidak tersesat membuatnya ingin bertanya kenapa dia pergi jauh dari tempat per campingan tadi.
“Ani,tadi kamu mau kemana?” Ucap Rani.
“Aku tadi mau mencari mencari kayu bakar untuk acara api unggun nanti malam.” Ucap Ani.
“Apa kamu tidak mendengar tadi aku memanggilmu.” Ucap Rani.
“Benarkah itu tapi aku tidak mendengarnya.” Ucap Ani.
“Tapi kog kamu tidak tersesat padahal kamu perginya jauh sekali dari camping lho.” Ucap Rani dengan segudang pertanyaan di kepalanya.
“Aku sebenarnya pernah ke sini jadi ya aku tahu jalanya.” Ucap Ani.
“Oh gitu.” Ucap Rani yang terjawab sudah semua pertanyaanya.
Setelah terjawab sudah semua pertanyaan, Rani sudah tidak lagi berperasangka buruk terhadap Ani. Dan hari semakin malam waktunya semua orang menyalakan api unggun. Mereka duduk di depan api unggun dan mulai bernyanyi bersama di iringi sebuah melodi gitar.
Dan saat mereka mulai bernyanyi pada waktu itu tiba-tiba Rani mendengar nyanyian lagu Jawa di sela-sela nyanyian modern yang mereka nyanyikan.
“Kog perasaan ada yang nyanyi lagu jawa ya.” Gumam Rani.
“Sinta,Hana kalian dengar gak ada orang yang menyanyi lagu jawa sendiri.” Ucap Rani kepada Hana dan Sinta.
“Mana sih enggak dengar juga.” Ucap Sinta.
“Apa iya aku salah dengar ya.” Ucap Rani.
“Iya mungkin kamu salah dengar kita gak mendengar ada orang yang nyanyi lagu jawa.” Ucap Hana.
Akhirnya Rani pun merasa kalau dirinya salah dengar dan melanjutkan bernyanyi bersama dengan teman-temanya. Setelah mereka selesai bersenang sedang mereka akhirnya tidur di tenda mereka. Rani yang satu tenda dengan Hana dan Sinta, sedangkan Ani satu tenda dengan yang lain karena Sinta tidak nyaman kalau harus satu tenda bersama Rani.
Saat mereka semua tertidur dan waktu menunjukkan pukul tengah malam tiba-tiba Rani mendengar suara nyanyian Jawa lagi yang tadi pernah ia dengar. Rani pun terbangun namun dia tidak berani nge cek karena ini sudah larut malam.
Tiba-tiba ada sosok bayangan yang berdiri di depan tenda Rani. Rani mulai beranjak dan perlahan membuka resleting tendanya karena ia sangat penasaran. Saat di buka tendanya ternyata tidak ada seorang pun yang di depan tenda Rani.
“Gak ada orang,tapi tadi bayanganya siapa dong.” Gumam Rani sendiri.
Suasana semakin mencekam di tambah lagi suara burung hantu yang membuat Rani menjadi ketakutan namun dia tidak berani membangunkan teman-temanya. Rani yang mencoba untuk tidur dan mengabaikan semua yang terjadi lagi dan lagi tiba-tiba ada darah yang jatuh diwajah Rani. Seketika membuat dia terkejut dan reflek berteriak, saat itu Hana dan Sinta bangun dengan sangat terkejut mendengar teriakan Rani.
“Ada apa Ran?” Tanya Hana.
“Da…darah.” Jawab Rani dengan gagap sambil menunjuk wajahnya.
“Mana ada darah.” Ucap Sinta.
Rani yang masih ketakutan dia mengira ada darah diwajahnya namun Hana dan Sinta tidak melihat ada darah di wajahnya. Akhirnya Sinta memberikan kaca supaya Rani bisa melihat apakah di wajahnya ada darah atau tidak. Rani terkejut saat wajahnya tidak ada darah padahal tadi jelas-jelas wajahnya terkena tetesan darah dari atas dan dia pun juga sempat memegang darah tersebut. Namun saat di cek tangan dan wajahnya tidak ada noda darah sedikitpun. Rani merasa bingung karena tadi dia benar-benar seperti nyata. Apa mungkin tadi semua hanya ilusi Rani semata.
Setelah Hana dan Sinta mulai menenangkan Rani akhirnya Rani mulai memejamkan mata dan mereka kembali tidur. Dan keesokan harinya Rani tiba-tiba sakit dan dia minta pulang duluan karena demam. Hana dan Sinta pun ikut mengantarkan Rani pulang.
Ketika mereka turun dari bukit Rani bertemu kakek yang membantu Rani saat tersesat di bukit. Saat itu juga walaupun Rani sedang sakit ia tetap mengejar kakek tersebut untuk bertanya tentang sesuatu yang telah terjadi. Melihat Rani yang mengejar kakek tersebut Hana dan Sinta pun ikut mengejar dan mereka juga ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi pada Rani.
“Kek tunggu kek.” Ucap Rani sambil berlari mengejar kakek tersebut.
“Rani kamu kenapa lari tungguin kita.” Ucap Sinta yang ikut berlari juga mengejar Rani.
Namun kakek tersebut tidak mendengar dan terus berjalan untuk pulang,mungkin sepertinya kakek tersebut mengalami gangguan pendengaran. Rani dan teman-temanya mengejar sampai kerumah kakek dan akhirnya mereka bertemu. Kakek tersebut yang melihat Rani dan teman-temanya yang ternyata mengejarnya sampai kelelahan akhirnya mempersilahkan mereka untuk masuk kedalam rumah sambil mananyakan apa yang terjadi sampai mereka mengejarnya seperti itu dan memberikan secangkir air untuk menghilangkan haus mereka.
“Nak,kenapa kamu berlari ingin menemui kakek.” Ucap kakek tersebut.
“Begini kek saya ingin bertanya apa yang sebenarnya yang terjadi pada saya dan teman-teman saya. Saat kakek mengatakan sesuatu kabarin sepertinya memang ada yang aneh kek pada diri kita.” Ucap Rani.
“Begini nak sebenarnya kakek memang bisa melihat hal-hal gaib dan benar ada yang mengikuti kalian sebenarnya banyak tapi ada satu sosok yang memiliki aura negatif yang sangat kuat yang sepertinya sedang mengincar kalian.” Ucap kakek tersebut sambil menjelaskan.
Namun ketika kakek melihat ke arah Sinta seperti ada sesuatu yang ingin kakek tersebut ceritakan.
“Nak siapa namamu?” Tanya kakek sambil melihat ke arah Sinta.
“Mama saya Sinta kek.” Jawab Sinta.
“Begini nak sepertinya diantara kalian,kamulah yang sepertinya ada sedikit auranya sama seperti sosok mistis yang kuat tersebut.” Ucap kakek.
“Saya kek,sepertinya saya memang akhir-akhir ini seperti di ikuti sosok wanita kek.” Ucap Sinta.
“Tapi kek bukan hanya Sinta saja,Kami juga termasuk sama kedua teman laki-laki saya.” Ucap Rani.
“Karena sepertinya kalian memang saling berhubung dan ada hubunganya dengan hal-hal ghaib.” Ucap kakek.
“Bagaimana cara kita bisa lepas dari sosok itu kek.” Ucap Sinta.
Saat mereka menanyakan solusi,tiba-tiba kakek tersebut masuk kedalam kamarnya dan mengambil sebuah gelang kayu,yang sepertinya itu bukan gelang kayu biasa. Kakek tersebut memberikan gelang itu kepada Sinta karena sepertinya Sinta lah yang menjadi sasaran utama makhluk ghaib tersebut.
“Ini kakek berikan sesuatu kepadamu pakailah nak sepertinya sosok tersebut mengincarmu dan mulai meneror semua orang yang berhubungan denganmu bahkan makhluk ghaib lainya pun juga banyak yang mengikuti kalian,mungkin ada sesuatu yang telah kalian lakukan hingga ada karma seperti itu.” Ucap kakek sambil memberikan gelang kepada Sinta dan mengatakan sesuatu yang membuat mereka ingat kembali tentang kejadian waktu di desa Barunda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments