“Apa maksudmu,apa yang kamu lihat?” Rani yang semakin penasaran dan bingung dengan perkataan anak kecil itu.
Rani menoleh kesana kemari dia tidak melihat satu orang pun kenapa anak kecil itu bilang ada seseorang yang mengikutinya. Rani mulai bertanya lagi dengan pelan-pelan karena anak itu terus menangis. “Dik apa yang kamu lihat sampai kamu menangis,kakak tidak melihat seorang pun disini.”
“Saya melihat ada orang yang mengikuti kakak,orang itu seorang perempuan dan wajahnya sangat menyeramkan.” Jawab anak kecil itu.
Rani mulai kebingungan lagi karena dia tidak melihat siapapun itu dibelakangnya. Mungkin hanya anak kecil itu yang bisa melihatnya dan saat dia akan bertanya lagi namun ibu dari anak itu sudah datang untuk menjemputnya.
“Nak kenapa kamu menangis.” Ucap ibu itu yang melihat anaknya menangis.
Namun Rani langsung menyela pembicaraan dengan anaknya karena dia mungkin akan berpikir bahwa Rani lah yang membuat anaknya menangis, “Begini bu tadi anak ibu bilang bahwa dia melihat seseorang yang menyeramkan ada dibelakang saya.”
“Oh begitu,maafkan anak saya yan nak soalnya anak saya memang sudah sering melihat yang begituan bisa dikatakan bahwa anak saya adalah seorang indigo.” Ujar ibu itu.
Mendengar apa yang dikatakan ibunya Rani mulai berfikir bahwa sosok yang mengikutinya pasti sama dengan sosok yang mengganggunya selama ini. Dia sudah mulai melupakan hantu itu namun sepertinya Rani tidak bisa lepas dari itu.
*
*
Di sisi lain ada Sinta,dia akhir-akhir ini memang jarang diganggu namun beberapa insiden masih menghampirinya walaupun dia sekarang bisa menghindarinya. Entah karena efek gelang yang di pakainya atau memang itu sebuah keberuntungan.
Sinta pergi ke kampus bersama Reno dan Ahmad untuk membantu mempersiapkan lomba menyanyi yang di adakan di kampusnya. Reno dan Ahmad mulai berlatih di ruangan khusus bermain musik dan Sinta yang mengatur musiknya.
Saat itu Reno berinisiatif untuk mengajak Ani latihan bersama lagi karena sama-sama ikut kompetisi namun saat itu Sinta menolak karena latihan ini khusus untuk kelasnya.Namun Reno mulai menjelaskan bahwa Ani juga termasuk temanya jika mereka latihan bersama entah menang atau kalah kalau sesama teman yang menang mereka juga akan senang. Mendengar hal itu Sinta akhirnya menyetujui permintaan Reno dan mulai menelfon untuk mengajak dia berlatih bersama.
Waktu Ani datang entah kenapa raut wajah Sinta berubah menjadi masam entah merasa tidak suka atau memang kurang nyaman. Sinta pun meminta izin untuk ke toilet saat dia ingin pergi tiba-tiba Ani memanggilnya.
“Sinta kamu kenapa?, sepertinya kamu tidak terlalu nyaman padaku.” Ucap Ani.
“Oow tentu tidak,aku hanya merasa kurang enak badan saja jadi aku izin pergi dulu.” Ujar Sinta yang merasa tidak enak atas pertanyaan Ani.
“Baiklah kalau begitu,aku pikir kamu gak suka padaku jadi aku mulai penasaran.” Ucap Ani.
“Nggak kog,kamu tenang saja.” Ucap Sinta sambil memegang tangan Ani. Namun saat Sinta memegang Ani lagi-lagi Ani menghempaskan tangan Sinta seolah-olah tanganya tersakiti oleh Sinta.
“Kamu kenapa?” Sinta yang terkejut dengan perlakuan Ani.
“Nggak…nggak papa,maaf ya tadi itu aku nggak sengaja.” Ani yang gugup saat menjawab pertanyaan Sinta.
Lagi-lagi Sinta merasa ada yang aneh dengan sikap Ani,kenapa saat Sinta memegangnya dia merasa seolah-olah Sinta telah melukainya.
“Apa yang terjadi padanya,lagi-lagi dia seperti itu saat aku pegang.” Batin Sinta.
“Aku pergi dulu ya,sepertinya Reno sudah menungguku.” Ani menyela lagi dan langsung pergi meninggalkan Sinta yang penuh dengan pertanyaan.
Sinta dengan wajah penuh kebingungan dia sekarang benar-banar yakin pasti ada sesuatu yang aneh dengan Ani. Namun semua pertanyaan yang ada di otak Sinta ia sama sekali tidak menemukan jawabannya. Dia pun melanjutkan pergi ke toilet dan saat itu juga tiba-tiba Rani menelpon Sinta dan saat itu Sinta bilang bahwa dirinya sedang berada di kampus. Dia ingin mengatakan sesuatu kepada Sinta tentang hal-hal yang terjadi padanya.
Rani pun langsung menyusul Sinta ke kampus. Dan mereka akhirnya bertemu di taman karena Sinta ingin menunggunya di sana.Rani yang tergesa-gesa menghampiri Sinta dan bercerita mengenai sosok yang selalu mengikutinya.
“Sin aku mau cerita,setelah kamu yang di teror sekarang aku juga dapat teror dari sosok hantu wanita misterius.” Ujar Rani.
“Benarkah itu.” Sinta yang terkejut mendengar cerita dari Rani.
“Namun aku akhir-akhir ini tidak lagi di ganggu tapi ternyata kamu sekarang yang di ganggu.” Ucap Sinta lagi.
“Apa jangan-jangan ini hantu yang sama lagi.” Ujar Rani sambil menebak-nebak.
“Apa mungkin benar,kamu ingat dengan ucapan kakek yang ada di bukit itu saat kita camping, kakek itu mengatakan ada sosok jahat yang sedang mengikuti kita.” Sela Rani lagi.
“Apa karena gelang ini sehingga aku tidak dapat gangguan,dan terlebih lagi ketika aku hampir terkena musibah aku bisa menghindarinya.” Ucap Sinta.
“Sekarang kita harus berfikir positif karena mungkin pikiran negatif kita yang membuat itu menjadi kenyataan.” Ucap Rani.
“Kamu benar anggap saja itu semua ujian yang harus kita hadapi.” Ujar Sinta.
Setelah mereka mengobrol cukup lama,Sinta lupa bahwa dia sedang membantu Ahmad dan Reno sedang latihan bersama dan mungkin mereka sekarang sedang mencarinya. Sinta akhirnya mengajak Rani untuk ikut ke ruang latihannya mereka. Saat Rani masuk ternyata ia dikejutkan dengan keberadaan Ani.
Ia tidak menyangka kalau Ani sekarang sedekat itu dengan Reno mungkin ini adalah awal baru bagi hubungan mereka dan mungkin mereka akan memiliki hubungan lebih dari teman.
Ahmad dan Reno menyambut kedatangan Rani bahkan Ani pun juga menyapanya. Mereka berlima di ruangan sama hingga sesi latihan sudah selesai waktu menunjukkan siang hari yang mana Reno mengajak ke empat temanya untuk makan dulu karena perut mereka dari tadi belum terisi hingga terasa keroncongan.
Mereka duduk dan makan bersama dan pada saat itu Reno bertanya kepada Rani kenapa dia bisa pergi ke kampus saat hari libur padahal dia tidak ikut kompetisi sehingga tidak perlu latihan. Rani tidak berani mengatakan sesuatu tentang dirinya karena Ani berada disana. Rani hanya menjawab bahwa Sinta lah yang mengajaknya untuk membantu Ahmad dan Reno latihan.
“Dimana Hana?” Tanya Reno lagi.
“Hana sedang berada si kos katanya dia sedang malas keluar,jadi aku keluar sendiri.” Jawab Rani yang bingung harus menjawab apa lagi.
“Oh ya Ran bagaimana dengan nyanyianku tadi apakah sudah bagus.” Sela Ahmad yang membuat Rani lega akhirnya ada yang mengalihkan pembicaraan.
“Wah bagus sekali pasti kamu juara pertama.” Canda Rani dengan tawa ragu yang membuat teman-temanya tertawa atas candaan Rani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments