Bab 14 : Gelang

Kakek tersebut memberikan gelang kepada Sinta karena Sinta lah yang menjadi sasaran utamanya dan kakek tersebut khawatir jika sosok tersebut mencelakainya. Setelah menerima gelang dari kakek mereka akhirnya pulang dengan perasaan cemas,Rani yang tadinya sakit bahkan tidak merasa sakit lagi karena rasa cemas yang berlebihan tersebut. Rani dan Hana sampai di kos dan Sinta pulang kerumahnya. Saat mereka sedang berirtirahat tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dan dia adalah Ani. Hana yang membukakan pintu pun terkejut kenapa Ani bisa tiba disini padahal teman campingnya memutuskan untuk pulang sore hari sedangkan ini masih siang karena Hana,Rani dan Sinta pulang duluan.

“Ani bukanya kamu pulangnya nanti sore kog kamu sudah ada di sini.” Ucap Hana.

“Tadi aku juga ikut pulang duluan karena badanku juga gak enak,oh ya Tadi aku juga dengar kalau Rani sakit jadi ketika aku pulang aku membeli pisang goreng untuknya dan juga untukmu.” Ucap Ani sambil membawa makanan ditanganya.

“Oow gitu terimakasih ya Ani kamu memang baik.” Ucap Hana.

“Kalau begitu aku juga mau istirahat dulu di kamarku.” Ucap Ani.

“Kamu gak mau mampir dulu ke kamarku.” Ucap Hana.

“Gak usah aku mau langsung istirahat karena badanku juga lagi gak enak.” Ucap Ani.

“Oh begitu kamu istirahat dulu dan jangan lupa minum obat ya,dan terima kasih juga atas makananya.” Ucap Hana.

“Iya sama-sama.” Ucap Ani.

Hana memberitahukan kepada Rani bahwa Ani juga sudah pulang dan dia datang untuk memberikan mereka pisang goreng.

Di sisi lain ada Sinta yang penasaran ada apa dengan gelang pemberian kakek tersebut. Dia juga bertanya-tanya. Siapa yang mengikutiku apa jangan-jangan wanita berkebaya merah batin Sinta yang merasa bahwa sosok itulah yang mengikutinya. Sinta memakai gelang pemberian kakek tersebut mungkin gelang ini bisa membuatnya tidak di ikuti lagi sosok makhluk tak kasat mata itu.

Malam mulai tiba Hana yang sebenarnya penasaran tentang hal-hal mistis yang mengganggu teman-temanya itu. Memang Hana gak pernah dilihatin makhluk halus tetapi dia pernah dirasuki karena itulah dia sedikit percaya kepada teman-temanya walaupun gk sepenuhnya percaya karena dia jarang mengalami hal mistis seperti itu. Hana memang lebih sedikit di ganggu dibanding teman-temanya namun dia tidak tahu bahwa itu baru permulaan saja dan dia mungkin beruntung karena tidak pernah melihat makhluk ghaib.

“Aku heran kenapa kalian semua pernah melihat makhluk ghaib kenapa aku tidak ya kan kita semua berhubungan dan aku juga ikut melanggar pantangan tersebut.” Ucap Hana yang berbaring disamping Rani.

“Jangan begitu nanti kamu dilihatin lho.” Ucap Rani.

“Amit-amit,kan aku cuma penasaran tapi syukurlah aku tidak pernah melihatnya. Tapi yang lebih parah yang dilihatinya menurutku sih Reno sama Ahmad ya.” Ucap Hana.

“Kenapa Reno sama Ahmad?” Tanya Rani.

“Kan mereka pernah melihat si kunti dan genderuwo,coba bayangin apa yang dilihat mereka kalau kita yang ngalami pasti bakalan pingsan deh.”Jawab Hana.

“Iya juga sih tapi menurutku ya Sinta karena dia mungkin diikuti sampai kesini.” Ucap Rani.

“Bagaimana kamu tahu kalau sosok wanita berkebaya itu mengikuti Rani sampai kesini?” Tanya Hana.

“Ya karena sosok tersebut waktu memasuki tubuh kamu dia bilang bahwa dia akan selalu mengikuti kita terutama Sinta, mungkin kutukan foto ber 3 masih berlanjut.” Ucap Rani yang semakin takut hal itu akan terjadi.

“Benarkah itu?” Tanya Hana.

“Iya.” Jawab Rani.

Tak terasa mereka bercerita hingga larut malam. Pada pagi harinya Rani izin tidak masuk kuliah karena sakit jadi hanya Hana yang berangkat ke kampus. Saat Rani sendirian sedang mandi tiba-tiba keran air yang tadinya air yang mengalir berubah menjadi darah Rani yang ketakutan mencoba tenang itu mungkin hanya halusinasi saja dan mencoba untuk menutup mata biar lebih tenang. Saat Rani membuka mata dan ternyata benar yang tadinya darah berubah menjadi air lagi. Dia melihat sekeliling apakah ada hal-hal yang aneh lagi Namun saat itu ada tetesan darah lagi dari atas saat dia melihat ke atas ternyata ada sosok mengerikan dengan wajah yang hancur dan dipenuhi darah serta rambut yang terurai kebawah membuat Rani seketika menjerit. Saat menjerit dan keluar dari kamar mandi tiba-tiba Ani ada di kamarnya yang membuat Rani lebih kaget lagi hingga terjatuh.

“Ani apa yang kau lakukan disini.” Ucap Rani.

“Aku tadi mendengarmu menjerit dan langsung datang menggampirimu.” Ucap Ani.

“Apakah kamu tidak masuk kuliah?” Tanya Rani.

“Tidak,karena badanku lagi sakit,dan ketika aku mau keluar aku mendengarmu menjerit jadi aku langsung masuk karena takut terjadi apa-apa padamu.” Jawab Ani.

“Oh begitu.” Ucap Rani.

“Tadi kamu kenapa.” Ucap Ani.

“Aku gak kenapa-kenapa kog tadi hanya lihat kecoa saja jadi aku menjerit soalnya takut.” Ucap Rani yang menyembunyikan kebenaranya.

“Oow jadi hanya saja syukurlah kalau begitu tidak terjadi apa-apa padamu,kalau begitu aku pergi dulu ya.” Ucap Ani langsung pergi karena tidak terjadi apa-apa peda Rani.

Namun saat Ani pergi entah kenapa Rani merasakan ada yang aneh dengan Ani karena saat dia berteriak kenapa waktunya sangat cepat saat datang seaakan dia sudah ada disana sebelum berteriak. Namun Rani kembali menenangkan pikiranya mungkin itu kebetulan dan mungkin saja pikiranya yang berlebihan.

Disisi lain ada Rico,Ahmad,Sinta dan Hana yang sedang di kantin sedang membahas sesuatu tentang kejadian kemarin dan yang membuat Rani jadi sakit.

“Bagaimana keadaan Rani sekarang?” Tanya Ahmad kepada Hana.

“Keadaan dia sekarang jadi lebih buruk dari sebelumnya dia sering bermimpi buruk.” Ucap Hana.

“Apa yang sebenarnya terjadi,bagaimana kalau kita nanti mengunjungi Rani.” Ucap Rico.

“Baiklah,Bagaimana kalau nanti pulang kuliah kita belikan Rani buah-buahan dulu.” Ucap Sinta.

“Bagaimana kalau kita sekalian jenguk Ani karena Ani juga lagi sakit.” Ucap Hana.

“Baiklah kalau begitu.” Ucap Reno.

Setelah mereka sepakat untuk menjenguk Rani dan Hana akhirnya mereka sampai di kos san Hana dan mereka pun menjenguk Rani terlebih dahulu. Ketika mereka melihat keadaan Rani sepertinya dia bukan hanya sakit tetapi dia juga sepertinya sedang terguncang. Rani yang kedatangan teman-temanya tidak berkata sepatah kata pun seperti orang yang sedang linglung. Rani masih kepikiran bahwa yang ia alami bukan hanya ilusi saja,ketika dia sedang berpikir dia tidak sadar bahwa sedari tadi teman-temanya sedang bertanya kepadanya. Saat ia mulai sadar ia bingung dan tidak sadar bahwa teman-temanya sudah ada dikamarnya dari tadi untuk menjenguknya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!