Tak lama kemudian setibanya mereka di Desa Barunda. Mereka akhirnya merasa lega karena sudah tiba namun ada yang membuat terkejut mereka yaitu kakek yang di bonceng Ahmad tadi tiba-tiba menghilang saat Ahmad baru turun dari motornya.
“Eh kemana kakek tadi yang aku boceng.”Ahmad yang kaget melihat kakek yang diboncengnya mendadak menghilang.
“Loh iya kemana? apa kamu yang jatuhin kakek tadi.” Sinta yang juga terkejut.
“Gak mungkin lah kalau jatuh pasti aku juga ngerasa.”Ahmad yang kekeh bahwa dia tidak mungkin ngejatuhin kakek itu.
“Kan bisa jadi kamu terlalu fokus jadi gak sadar sudah jatuhin kakek tadi.” Reno yang tetap menyalahkan Ahmad.
“Gimana kalau jatuh benaran yuk kita cari.” Timpa Rani yang melerai mereka supaya tidak saling menyalahkan.
“Perasaanku dari tadi kog tidak enak ya ada apa ini.” Batin Hana yang sedari tadi sudah berprasangka aneh-aneh.
Mereka akhirnya kembali ke jalan lagi untuk mencari kakek-kakek yang tadi bersama mereka namun setelah beberapa lama mereka tidak menemukan jejak sang kakek dan melihat kondisi Hana yang sudah pucat sekali akhirnya mereka berhenti mencari kakek tersebut dan menuju ke rumah Rani.
Tak lama kemudian mereka tiba di rumah Rani.
*tok-tok*
“Assalamualaikum nek ini Rani.” Ucap Rani sambil mengetuk pintu rumah.
“Waalaikumsalam…Rani kamu udah pulang.” Ucap mbah Darmi.
“Iya mbah..kenalin ini teman-teman Rani namanya Sinta,Hana,Ahmad dan Reno.” Ucap Rani sambil memperkenalkan temanya.
“Saya mbah Darmi dan ini kakek sugeng.”
“Loh kenapa temenmu ini kog kelihatan pucat sekali?” Mbah Darmi melihat keadaan Hana yang dari tadi sudah merasa nggak enak badan.
“Iya mbah saya kurang enak badan.” Ucap Hana.
“Kalau begitu kamu istirahat dulu.” Kata mbah Darmi.
Rani,Sinta,Reno dan Ahmad yang berada di ruang tamu akhirnya dan menenangkan diri atas kejadian tadi selang beberapa lama mereka akhirnya memberanikan diri untuk menceritakan kejadian yang menimpa mereka tadi.Mereka merasa pasti ada sesuatu yang aneh tadi.
Rani pun akhirnya mengatakan kepada kakek dan neneknya.“Kakek Sugeng dan mbah Darmi tadi kita menemukan kejadian yang aneh.” Kakek Sugeng yang penasaran dengan apa yang dikatakan cucunya itu.“Kejadian apa nduk.”
“Tadi kek ada kakek-kakek berambut putih pakai tongkat dan jalanya membungkuk kek.” Rani menjelaskan secara detail tentang fisik kakek itu.
“Dimana kamu bertemu dengan kakek tersebut.” Ucap kakek Sugeng.
“Di jalan Alas Gandul kek.”
“Katanya punya cucu yang rumahnya itu desa Barunda.”
“Tapi pada saat dia di bonceng oleh Ahmad tiba-tiba hilang kek kita udah mencoba mencari-cari tapi tidak ketemu.” Jelas Rani.
“Kakek dan mbah mu ini sepertinya tidak pernah lihat kakek-kakek yang kamu ceritakan kalau seandainya dia sering ke desa ini karena punya cucu di sini pasti kakek tahu soalnya kan kakek kepala desa sini,tapi kalau saudara jauh kakek juga mungkin nggak tahu.” Ucap kakek Sugeng.
“Lha terus siapa yang Ahmad bonceng kek katanya rumahnya dekat.” Tanya Ahmad yang terkejut mendengar penjelasan kakek Sugeng.
“Apa jangan-jangan penunggu Alas Gandul lagi.” Ucap Rani yang menebak-nebak karena dia tahu desanya itu penuh dengan misteri.
“Ih yang bener Ran.” Ucap Sinta yang tiba-tiba merinding.
“Udah-udah kalian istirahat dulu,kalian sudah capek perjalanan dan jangan dipikirin dulu,mungkin itu memang kakek yang tinggal disana mau nyamperin cucunya dan anggap saja kakek sudah turun tadi dan langsung pergi tanpa berpamitan.” Ucap mbah Darmi supaya anak-anak berfikir positif dan tidak membayangkan hal-hal yang aneh.
*
*
Pagi harinya dengan embun yang dingin disertai harum dedaunan yang menandakan desa masih asri dan tidak tercampur polusi.Mereka akhirnya bangun dan menikmati keindahan desa ini. Mereka merasakan keasrian yang penuh dengan pepohonan yang menambah kesejukan di pagi hari yang berbeda dengan suasana kota yang panas dan penuh polusi. Mereka memandangi keindahan dan keasrian desa yang membuat mereka melupakan kejadian tadi malam.
“Wahh sejuk sekali disini.” Sinta yang mengagumi keindahan desa.
“Wah iya yah nanti kita keliling desa yuk sambil foto-foto buat mengabadikan momen.” Usul Ahmad yang ingin langsung mengelilingi desa.
“Oh ya aku bawa kamera loh.”Reno yang selalu siap bawa kamera dimanapun mereka liburan.
“Waah bagus itu.” Ucap Hana yang tiba-tiba datang.
“Kamu udah baikan Han.” Ucap Sinta.
“Udah sehat dong.” Hana yang sumringah melihat desa ini bahkan dia pun sudah lupa tentang kejadian semalam karena keindahan desa.
Ketika mereka sedang menikmati pemandangan yang indah di sekitar rumah tiba-tiba mbah Darmi datang untuk mengajak mereka sarapan bersama.
“Nak ayok kita sarapan sama-sama.” Ajak mbah Darmi.
“Iya mbah.” Ucap mereka dengan kompak.
Mereka makan dengan lahap karena mereka jarang makan makanan dari desa yang kaya akan bumbu dan punya ciri khas tertentu.
Reno dengan lahapnya memakan makanan yang disiapkan mbah Darmi.“Waah ini enak sekali mbah, Reno belum pernah makan yang kayak gini.”
“Ah beneran, kalau kamu suka ntar mbah masak yang banua buat kamu.oh ya kalian nanti acaranya mau kemana.” Ucap mbah Darmi.
“Rencananya Rani mau ngajak mereka foto-foto mbah sakaligus foto-foto buat kenang-kenangan.”Rani langsung menimpali ucapan mbah Darmi tersebut.
Mendengar mereka akan berkeliling dan berfoto-foto kakek Sugeng pun langsung memberi nasihat agar mereka tidak ceroboh dan melanggar hal-hal yang ada kaitannya dengan pamali. “Kalau mau foto ingat pesan kakek jangan foto ber tiga.”
Mendengar kakek sugeng yang melarang mereka untuk foto bertiga akhirnya ia pun bertanya. “Emangnya kenapa kek kalau kita foto bertiga.”
“Nanti yang tengah bisa kena sial pokoknya pamali.” Jelas kakek Sugeng.
“Bukanya itu mitos ya kek.” Ucap Hana.
“Ya kalau gak percaya gak papa soalnya di desa ini hal-hal yang dianggap pamali semua warga menghindari karena itu bisa membuat malapetaka.” Ucap mbah Sugeng sembari menasehati.
Rani yang takut karena teman-teman Rani dari kota dan mereka tidak mempercayai hal-hal mitos tersebut karena selama ini mereka sering foto bertiga atau hal lainya yang dianggap biasa di kota namun dianggap berbeda di desa.
“Iya kek nanti Rani bilangin soalnya mereka kan dari kota jadi mereka tidak terlalu mempercayai hal-hal mitos seperti itu.” Ucap Rani supaya kakek Sugeng dan mbah Darmi tidak mencemaskan apa yang akan dilakukan oleh mereka.
Entah mereka percaya atau tidak memang desa itu sudah terkenal akan mitosnya namun mereka tetap mendengarkan nasihat kakek Sugeng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
XimeMellado
Makasih thor, udah bikin aku balik love reading! 🥰
2023-08-01
0