Reinkarnasi Menjadi Vampir Di Dunia Lain

Reinkarnasi Menjadi Vampir Di Dunia Lain

Chapter 1 : Reinkarnasi

Hujan badai yang begitu deras, diikuti oleh kilatan petir yang bergemuruh. Sebuah aroma darah terhapus akibat derasnya hujan. Dibalik gang yang sepi tertumpuk 11 buah mayat orang yang terpotong dengan rapi. Sebuah suara tapak kaki terdengar secara samar pergi menjauh dari area tersebut. Kilatan petir tampak begitu terang hingga memperlihatkan sebuah bayangan pria yang memegang pedang di tangan kanannya.

Suara sirene terdengar dan banyaknya langkah kaki menuju ke arah lokasi. Ada banyak sekali polisi yang tampak waspada dan memeriksa sekitar.

"Dia melakukannya lagi ... pembunuh para penjahat," gumam salah satu polisi.

"Kita harus bagaimana? Memang benar yang dibunuh adalah seorang penjahat, tapi pembunuhan tetaplah pembunuhan," ujar polisi lain.

Berita tentangnya tersebar seorang pembunuh yang hanya menargetkan para penjahat. Di malam hari yang dingin di sebuah apartemen, seorang siswi SMA sedang menonton berita di televisi tentang kasus pembunuhan tersebut.

"Haft~ berita ini lagi ... bukannya ini sudah lewat satu tahun? Kenapa mereka masih menyiarkan berita ini? Apa mereka tidak bosan?" gumamnya dengan kesal.

Menekan tombol off untuk mematikan televisi, ia pergi menuju ke kamarnya untuk tidur. Hari berganti dan ia pergi menuju ke sekolah untuk mengikuti ujian semester.

Ketika sampai disekolah ia disapa oleh banyak orang. "Bunga sekolah" itulah julukan yang ia punya. Seorang gadis cantik dan pintar menjadi idola bagi setiap siswa maupun siswi.

Miya Sayaka adalah nama dari siswi tersebut. Dari semua orang yang ada disekolah, hanya ada satu orang yang tampak tak tertarik padanya. Seorang siswa yang duduk di pojok belakang didekat jendela, Ferisu Furuhashi. Seorang siswa yang tak terlalu menarik perhatian, dingin, dan jarang bersosialisasi.

Terdapat sebuah kejadian yang membuat sikap Ferisu berubah, dan setelah selesai ujian ia akan pindah dari sekolah.

Seminggu setelah ujian selesai, Ferisu sedang dalam perjalanan pulang menuju ke rumahnya. Ketika sedang menunggu di sebuah halte bus. Hujan turun dengan deras secara tiba-tiba. Terdapat seorang anak kecil yang sedang memainkan bola. Angin bertiup dengan kuat sehingga menerbangkan bola itu ke jalan. Anak itu berlari mengejar bolanya yang bergelinding di jalan.

Suara klakson terdengar, lampu sorot dari sebuah mobil menyinari wajah anak tersebut. Teriakan dari orang-orang disekitar terdengar dengan jelas menyuruh anak itu menyingkir. Namun, semua itu sudah terlambat anak itu tak bisa bergerak lagi. Tubuhnya menjadi kaku ketika berada dalan situasi hidup atau mati.

Ketika sudah pasrah akan tertabrak tiba-tiba seorang laki-laki mengangkat nya dan membawanya kepinggir jalan sehingga tabrakan itu berhasil dihindari.

"Apa kau tak apa-apa?" tanyanya.

Tak menjawab pertanyaan lelaki itu, anak itu hanya bisa menangis kencang sembari meneriakan "Mama". Supir mobil itu juga langsung keluar untuk memeriksa anak yang hampir tertabrak. Ibu anak itu juga langsung berlari dengan wajah yang begitu khawatir.

Laki-laki itu bangun berdiri dan memberikan bola milik anak tersebut dengan senyuman hangat. "Ini bolamu, pegang yang erat yah," ucap Ferisu berusaha menghibur anak itu.

Anak itu menerima bola itu dalam pelukan ibunya. Setelah suasana mulai tenang, sebuah bus datang dan Ferisu menaikinya untuk pulang kerumahnya. Sebuah kediaman yang cukup besar, lapangan yang luas, taman yang dipenuhi oleh bunga dan air mancur, sebuah dojo untuk pelatihan beladiri.

Saat hendak membuka pintu rumah, raut muka Ferisu tampak lesu karena tak ada satupun orang yang menunggunya dirumah. Pergi ke ruang tamu, ia duduk di lantai sembari menyalakan televisi. "Huft~ hidup damai seperti ini memang enak, namun ... ."

Tempat tinggal Ferisu saat ini merupakan warisan yang ia terima dari kakeknya. Karena ia cucu satu-satunya dan kedua orang tuanya juga sudah meninggal ketika Ferisu masih kecil. Hidup sendirian ketika ditinggalkan oleh sang kakek, Ferisu merasa cukup frustasi. Kakeknya dikabarkan menghilang saat menjalankan sebuah misi. Polisi merupakan pekerjaan sang kakek.

"Huft~ semuanya pergi dan hanya tinggal aku sendirian. Yah, lagipula akulah penyebabnya," gumam Ferisu dengan senyum yang tampak sedih.

Jika saja aku bisa mengulangi hidupku, aku ingin menjadi orang yang lebih baik. Yah, reinkarnasi seperti yang ada di novel ataupun komik. Haha~ kurasa itu hanya terjadi di dunia fiksi.

Mematikan televisi, Ferisu pergi menuju ke kamarnya untuk tidur. Namun, ketika ia sampai di tangga paling atas terdengar suara bell dari pintu rumah. "Siapa yang datang malam-malam begini?" gumam Ferisu kembali turun.

Membuka pintu rumah, seorang pria dan wanita terlihat didepan pintu rumah. Mereka berdua merupakan paman dan bibi Ferisu dari adik kakeknya.

"Paman dan Bibi, apa kalian perlu sesuatu?" tanya Ferisu.

"Iya ... ," jawab sang Paman dengan senyum.

Sebuah pisau melesat dengan cepat menusuk dada Ferisu.

"Argh!" Memuntahkan darah dari mulutnya, Ferisu menahan rasa sakit dari tusukan tersebut. Rasa panas bersertakan nyeri sudah cukup biasa baginya untuk menahan rasa itu. Sembari tersenyum Ferisu menatap wajah paman-nya.

"K-kalian ingin mengambil tanah ini, kan? Uhuk ... haft~ aku menaruh suratnya di lemari kamarku," ucap Ferisu dengan nafas berat.

"Dasar iblis! Saat mau mati kau masih saja bisa tersenyum seperti itu!" teriak sang paman.

"Hahah~ yah, aku tak menyalahkan kalian jika ingin mengataiku iblis atau apapun. Semua itu memang salahku," saut Ferisu dengan senyum penyesalan.

Tangan kanan Ferisu bergerak dengan perlahan lalu memegang tangan sang Paman. "Bagaimana rasanya membunuhku? Apa kalian puas," ujar Ferisu.

"Ya, dengan begini keluarga sudah cukup puas karena iblis sepertimu menghilang," jawab sang Paman.

"Baguslah kalau begi-tu..." Kesadaran Ferisu mulai menghilang dan terlihat senyum diwajahnya yang tampak lega.

Di dalam kegelapan, Ferisu tak merasakan tubuhnya lagi. Ketika ia mulai mencoba untuk membuka mata, sebuah cahaya terang muncul secara mendadak dan membuatnya kembali menutup mata karena silau. Ketika membuka mata lagi, ia sudah berada di sebuah padang rumput yang luas.

"Di-mana ini ... ?" gumam Ferisu kebingungan.

Di dalam kebingungan tiba-tiba terdengar suara seorang wanita didalam kepala Ferisu.

"Ferisu-sama," panggil suara itu.

Ferisu menoleh kebelakang dan melihat seorang wanita berparas cantik memberikan salam hormat padanya.

"Tempat ini adalah taman para dewa," ujar wanita itu.

"Ba-bagaimana kau bisa tau namaku?" tanya Ferisu dengan heran.

"Kami akan menjelaskannya nanti, sekarang peganglah tanganku," jawab wanita itu sembari mengulurkan tangannya.

Kami? Jadi bukan hanya dia saja, masih ada orang lain disini. Apa mungkin ini akhirat?

"Tidak, ini bukanlah akhirat. Sudah kubilang, kan? Ini adalah taman para dewa," ujar wanita itu lalu meraih tangan Ferisu.

"K-kau bisa membaca isi pikiranku?" tanya Ferisu.

Saat wanita itu memegang tangan Ferisu, mereka berdua berpindah ke sebuah ruangan di dalam sebuah mansion. Terdapat 6 orang lain yang sedang duduk di sebuah kursi mengelilingi meja bundar.

Terpopuler

Comments

F_Zaida_C

F_Zaida_C

jadi inget lord cid

2024-02-21

1

🌟kucing wibu🌟

🌟kucing wibu🌟

mirip mirip kaya eps pertama nya cid kageno

2024-01-21

1

miyamura kun~

miyamura kun~

hmmm kaya nya seruu

2023-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Reinkarnasi
2 Chapter 2 : Dunia Envend
3 Chapter 3 : Pertarungan Dengan Tubuh Baru
4 Chapter 4 : Ras Goblin
5 Chapter 5 : Serangan Bandit
6 Chapter 6 : Goblin Dan Manusia
7 Chapter 7 : Serangan
8 Chapter 8 : Pembentukan Desa
9 Chapter 9 : Kota Petualang
10 Chapter 10 : Guild Petualang
11 Chapter 11 : Misi Pertama
12 Chapter 12 : Anak Kecil Di Distrik Merah?
13 Chapter 13 : Permintaan Ras Bunny
14 Chapter 14 : Desa Fulen
15 Chapter 15 : Malaikat Jatuh?
16 Chapter 16 : Para Pedagang?
17 Chapter 17 : Pertikaian
18 Chapter 18 : Kedatangan Ras Bunny
19 Chapter 19 : Menuju Ke Ibu Kota Urushia
20 Chapter 20 : Gadis Penyihir Yang Tak Bisa Menggunakan Sihir?
21 Chapter 21 : Mengajarkan Sihir
22 Chapter 22 : Kebetulan Yang Gila
23 Chapter 23 : Di Balik Senyum
24 Chapter 24 : Iblis Bertopeng Manusia
25 Chapter 25 : Mengeliminasi 1 Dari 8 Organisasi Gelap
26 Chapter 26 : Serangan Sepihak
27 Chapter 27 : Kembali Ke Awal
28 Chapter 28 : Petunjuk
29 Chapter 29 : Tujuan Baru
30 Chapter 30 : Pelatihan
31 Chapter 31 : Mencoba Untuk Percaya
32 Chapter 32 : Pertarungan Di Rawa
33 Chapter 33 : Pertarungan Di Rawa #2
34 Chapter 34 : Lembah Berkabut
35 Chapter 35 : Lamia
36 Chapter 36 : Terjalinnya Hubungan Dengan Para Lamia
37 Chapter 37 : Sword of Nothingness
38 Chapter 38 : Hutan Elf
39 Chapter 39 : Kedatangan Monster Bencana
40 Chapter 40 : Monster Zaman Dewa
41 Chapter 41 : Hilang Kendali
42 Chapter 42 : Alter Ego
43 Chapter 43 : Melepas Kutukan
44 Chapter 44 : Desa Heiwa Sementara
45 Chapter 45 : Berpindah Tempat
46 Chapter 46 : Hutan Dryad
47 Chapter 47 : Dryad Dan Fairy
48 Chapter 48 : Tuan Dari Hydra
49 Chapter 49 : Bersatu
50 Chapter 50 : Melanjutkan Perjalanan
51 Chapter 51 : Hutan Kematian
52 Chapter 52 : Menuju Dungeon
53 Chapter 53 : Colosseum
54 Chapter 54 : Mendaki Dungeon
55 Pengumuman Update
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Chapter 1 : Reinkarnasi
2
Chapter 2 : Dunia Envend
3
Chapter 3 : Pertarungan Dengan Tubuh Baru
4
Chapter 4 : Ras Goblin
5
Chapter 5 : Serangan Bandit
6
Chapter 6 : Goblin Dan Manusia
7
Chapter 7 : Serangan
8
Chapter 8 : Pembentukan Desa
9
Chapter 9 : Kota Petualang
10
Chapter 10 : Guild Petualang
11
Chapter 11 : Misi Pertama
12
Chapter 12 : Anak Kecil Di Distrik Merah?
13
Chapter 13 : Permintaan Ras Bunny
14
Chapter 14 : Desa Fulen
15
Chapter 15 : Malaikat Jatuh?
16
Chapter 16 : Para Pedagang?
17
Chapter 17 : Pertikaian
18
Chapter 18 : Kedatangan Ras Bunny
19
Chapter 19 : Menuju Ke Ibu Kota Urushia
20
Chapter 20 : Gadis Penyihir Yang Tak Bisa Menggunakan Sihir?
21
Chapter 21 : Mengajarkan Sihir
22
Chapter 22 : Kebetulan Yang Gila
23
Chapter 23 : Di Balik Senyum
24
Chapter 24 : Iblis Bertopeng Manusia
25
Chapter 25 : Mengeliminasi 1 Dari 8 Organisasi Gelap
26
Chapter 26 : Serangan Sepihak
27
Chapter 27 : Kembali Ke Awal
28
Chapter 28 : Petunjuk
29
Chapter 29 : Tujuan Baru
30
Chapter 30 : Pelatihan
31
Chapter 31 : Mencoba Untuk Percaya
32
Chapter 32 : Pertarungan Di Rawa
33
Chapter 33 : Pertarungan Di Rawa #2
34
Chapter 34 : Lembah Berkabut
35
Chapter 35 : Lamia
36
Chapter 36 : Terjalinnya Hubungan Dengan Para Lamia
37
Chapter 37 : Sword of Nothingness
38
Chapter 38 : Hutan Elf
39
Chapter 39 : Kedatangan Monster Bencana
40
Chapter 40 : Monster Zaman Dewa
41
Chapter 41 : Hilang Kendali
42
Chapter 42 : Alter Ego
43
Chapter 43 : Melepas Kutukan
44
Chapter 44 : Desa Heiwa Sementara
45
Chapter 45 : Berpindah Tempat
46
Chapter 46 : Hutan Dryad
47
Chapter 47 : Dryad Dan Fairy
48
Chapter 48 : Tuan Dari Hydra
49
Chapter 49 : Bersatu
50
Chapter 50 : Melanjutkan Perjalanan
51
Chapter 51 : Hutan Kematian
52
Chapter 52 : Menuju Dungeon
53
Chapter 53 : Colosseum
54
Chapter 54 : Mendaki Dungeon
55
Pengumuman Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!