Chapter 14 : Desa Fulen

Di pagi yang cerah, angin bertiup lembut, membawa kehangatan dari matahari. Rerumputan bergoyang saat angin meniupnya. Terlihat dua orang dari kejauhan, yang satu berambut putih keperakan dan berpakaian serba hitam, sedangkan satunya lagi tampak seperti anak kecil dan mengenakan jubah coklat yang menutupi seluruh tubuhnya. 

Dari arah belakang mereka, terlihat rombongan kereta kuda yang membawa begitu banyak barang dan orang. Terdapat tiga buah kelompok petualang yang menjadi penjaga rombongan tersebut. Mereka sedang menjalankan sebuah misi untuk menghantarkan para pedagang menuju ke sebuah kota lain.

"Apa itu karavan para pedagang dari misi pengawalan itu?" gumam Ferisu melihat rombongan yang ada dibelakangnya.

Ferisu menepi dan membiarkan rombongan itu berjalan lebih dulu. Ada dua buah party yang tak asing, yakni Thuder Wolf dan Silver Prince. Ada satu buah party lagi yang ikut bersama mereka. Semua anggotanya merupakan wanita, Blue Rose adalah nama dari party mereka.

Ketiga party tersebut telihat kuat dan begitu percaya diri dengan kemampuan yang mereka miliki. Ketika Ferisu melihat ke arah party Blue Rose, mereka seolah memandang rendah Ferisu. Begitu pula dengan Silver Prince yang memandang Ferisu dengan penuh kebencian.

"Apa Kakak pernah melakukan sesuatu yang membuat para petualang itu kesal,?" tanya Kurumi.

"Hmm? Kurasa tidak ... mungkin," jawab Ferisu dengan ragu.

Setelah rombongan itu jauh Ferisu mulai melanjutkan langkahnya bersama Kurumi menuju ke desa Fulen untuk membeli hewan ternak. Sekaligus pergi menuju ke desa para ras bunny untuk menghentikan bencana yang akan datang berdasarkan ramalan dari Kurumi.

Waktu berlalu dengan cepat hingga hari sudah mulai gelap, biasanya orang-orang akan menghentikan perjalanan mereka dan beristirahat. Namun, Ferisu tetap melanjutkan perjalanannya sembari menggendong Kurumi yang tertidur. Sebuah desa dilalui, dimana rombongan pedagang yang sebelumnya lewat berhenti di desa tersebut.

Malam hari berlalu dengan cepat hingga mereka akhirnya sampai di sebuah desa yang bernama Fulen. Pagi hari yang sejuk membuat rasa kantuk menjadi, Kurumi tetap tertidur pulas di atas gendongan Ferisu. Mentari mulai naik untuk menyinari dunia dengan sinar hangatnya, yang menandakan pagi telah tiba.

"Kurumi bangunlah kita sudah sampai," ucap Ferisu pelan sambari menggoyangkan tubuhnya.

"Hmm? Kitwa swudah sampai?" gumam Kurumi yang baru bangun dari tidurnya.

"Ya, turunlah. Aku akan membuatkan sarapan, lalu kita akan datang ke desa itu," jawab Ferisu sembari menunjuk ke arah desa.

Kurumi mengangguk pelan, ia duduk di tikar yang dibentangkan oleh Ferisu. Mengeluarkan beberapa bahan makanan dari penyimpanan dimensinya, Ferisu memasak sebuah sup hangat. Ketika selesai mereka langsung berjalan masuk ke desa Fulen. Desa itu memiliki penduduk sebanyak 150 orang yang kebanyakan bekerja sebagai petani dan peternak.

Kurumi memegang erat pakaian Ferisu karena merasa takut dikelilingi oleh banyak manusia. Menoleh ke arah Kurumi, Ferisu mengelus pelan kepalanya. "Tenang saja, jika ada yang macam-macam aku akan langsung menghabisinya," ucap Ferisu untuk menenangkan Kurumi.

Mereka bertanya pada penduduk desa, dimana tempat untuk membeli hewan ternak. Saat itu seorang pemuda dengan rambut pirang disertai dengan mata yang berwarna emas datang menghampiri Ferisu.

"Apa tadi kau bilang hewan ternak?" ucap pemuda itu.

"Iya, dan kau siapa?" tanya Ferisu sembari menoleh ke pemuda itu.

"Ah, maaf aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Alfred, orang tuaku memiliki banyak hewan ternak dan pertanian yang cukup luas. Saat kudengar kau mencari hewan ternak, aku ingin kau melihat hewan yang kami rawat. Siapa tahu kau tertarik untuk membelinya," jelas Alfred.

"Baiklah, apa kau bisa membawaku kesana?" ujar Ferisu.

"Tentu saja! Ayo ikut denganku! Kau pasti tak akan menyesal," jawab Alfred dengan bersemangat menunjukkan jalan menuju ke lahan milik keluarganya.

Sebuah padang rumput yang terbentang luas dikelilingi oleh pagar yang menjaga hewan ternak agar tak lari. Ada berbagai macam hewan yang sedang merumput di lahan tersebut, sapi, kambing, domba, kuda, ayam dan bebek juga ada.

Di sebelah padang rumput itu terdapat sebuah lahan pertanian yang tak kalah luasnya yang diisi dengan berbagai macam jenis tanaman. Ferisu berjalan memasuki padang rumput tersebut dan menghampiri sekawanan domba yang sedang makan rumput.

"Sepertinya mereka dirawat dengan baik," ucapnya melihat domba-domba itu dengan senyum kagum.

"Tentu saja! Kualitas nomor satu disini," ucap Alfred dengan bangga.

"Hahaha, kau benar. Butuh keahlian dan ketelitian yang baik untuk merawat hewan ternak sesehat ini," balas Ferisu.

Setelah melihat-lihat hewan Ferisu mulai menanyai setiap harga dari hewan tersebut. Untuk sapi dihargai sebesar 10 koin emas, kambing dan domba 5 koin emas, kuda 20 koin emas, ayam dan bebek dihargai 1 koin emas. Jika di total dengan masing-masing hewan dibeli sepasang uang yang perlu dikeluarkan ada sebanyak 84 koin emas.

Saat mendengar harga itu Ferisu mengerutkan dahinya karena uangnya kurang. Terlebih lagi ia sudah memakainya untuk membeli bibit tanaman sebelumnya. "Aku perlu mengumpulkan uang lagi," gumamnya sembari memangku dagunya.

"Hei, namamu tadi Alfred, kan?" ujar Ferisu.

"Iya, ada apa?" saut Alfred sembari bertanya.

"Apa ada sebuah misi yang bisa kulakukan disini? Ah, tidak. Apa disini ada guild petualang?" tanya Ferisu.

"Hmm, disini tak ada guild petualang. Kalau kau ingin mencari uang, bisa pergi ke tempat kepala desa. Biasanya para petualang datang kesana jika mencari sebuah misi," jawab Alfred sembari menjelaskan.

"Terima kasih atas informasinya. Oh iya, aku beli sepasang sapi, domba, kambing, bebek dan ayam," ucap Ferisu.

Sebenarnya ia ingin kuda juga, tapi karena terlalu mahal dan tak punya uang untuk membelinya, ia mengurungkan niatnya. Alfred menerima uang dari Ferisu dengan tersenyum. Ia mulai mengurusi hewan yang akan dibeli dan memisahkannya dari hewan ternak yang lain.

Ferisu pergi menuju rumah kepala desa untuk melihat apakah ada misi yang pas untuk ia kerjakan. Walaupun begitu, sebenarnya ia harus pergi ke desa ras bunyy. "Maaf Kurumi, kita akan diam sejenak di desa ini. Aku perlu mengurus hal yang perlu kulakukan terlebih dahulu," ujar Ferisu.

"Iya, aku tak keberatan," jawab Kurumi.

Di depan rumah kepala desa terlihat begitu banyak orang yang sedang berkerumun sembari berteriak memanggil kepala desa keluar. "Cepatlah keluar! Kau perlu menjelaskan kejadian itu!"

Kurumi yang melihat para manusia yang berkerumun dan tampak begitu kesal membuatnya sedikit ketakutan. "A-apa yang sedang terjadi?" gumamnya pelan sembari memegang pakaian Ferisu dengan gemetaran.

Mengelus pelan kepala Kurumi. "Tenang saja, jika ada sesuatu aku akan mengurusnya," ucap Ferisu menenangkan Kurumi.

Saat itu tiba-tiba suasana menjadi sunyi ketika pintu rumah kepala desa terbuka.

Terpopuler

Comments

Kelvin Rizco

Kelvin Rizco

Overlord 🤨?

2023-12-09

0

Mochi Strawberry

Mochi Strawberry

Daritadi baca manhwa ama novel ada elus elus terus. Jadi pengen

2023-10-31

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Reinkarnasi
2 Chapter 2 : Dunia Envend
3 Chapter 3 : Pertarungan Dengan Tubuh Baru
4 Chapter 4 : Ras Goblin
5 Chapter 5 : Serangan Bandit
6 Chapter 6 : Goblin Dan Manusia
7 Chapter 7 : Serangan
8 Chapter 8 : Pembentukan Desa
9 Chapter 9 : Kota Petualang
10 Chapter 10 : Guild Petualang
11 Chapter 11 : Misi Pertama
12 Chapter 12 : Anak Kecil Di Distrik Merah?
13 Chapter 13 : Permintaan Ras Bunny
14 Chapter 14 : Desa Fulen
15 Chapter 15 : Malaikat Jatuh?
16 Chapter 16 : Para Pedagang?
17 Chapter 17 : Pertikaian
18 Chapter 18 : Kedatangan Ras Bunny
19 Chapter 19 : Menuju Ke Ibu Kota Urushia
20 Chapter 20 : Gadis Penyihir Yang Tak Bisa Menggunakan Sihir?
21 Chapter 21 : Mengajarkan Sihir
22 Chapter 22 : Kebetulan Yang Gila
23 Chapter 23 : Di Balik Senyum
24 Chapter 24 : Iblis Bertopeng Manusia
25 Chapter 25 : Mengeliminasi 1 Dari 8 Organisasi Gelap
26 Chapter 26 : Serangan Sepihak
27 Chapter 27 : Kembali Ke Awal
28 Chapter 28 : Petunjuk
29 Chapter 29 : Tujuan Baru
30 Chapter 30 : Pelatihan
31 Chapter 31 : Mencoba Untuk Percaya
32 Chapter 32 : Pertarungan Di Rawa
33 Chapter 33 : Pertarungan Di Rawa #2
34 Chapter 34 : Lembah Berkabut
35 Chapter 35 : Lamia
36 Chapter 36 : Terjalinnya Hubungan Dengan Para Lamia
37 Chapter 37 : Sword of Nothingness
38 Chapter 38 : Hutan Elf
39 Chapter 39 : Kedatangan Monster Bencana
40 Chapter 40 : Monster Zaman Dewa
41 Chapter 41 : Hilang Kendali
42 Chapter 42 : Alter Ego
43 Chapter 43 : Melepas Kutukan
44 Chapter 44 : Desa Heiwa Sementara
45 Chapter 45 : Berpindah Tempat
46 Chapter 46 : Hutan Dryad
47 Chapter 47 : Dryad Dan Fairy
48 Chapter 48 : Tuan Dari Hydra
49 Chapter 49 : Bersatu
50 Chapter 50 : Melanjutkan Perjalanan
51 Chapter 51 : Hutan Kematian
52 Chapter 52 : Menuju Dungeon
53 Chapter 53 : Colosseum
54 Chapter 54 : Mendaki Dungeon
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Chapter 1 : Reinkarnasi
2
Chapter 2 : Dunia Envend
3
Chapter 3 : Pertarungan Dengan Tubuh Baru
4
Chapter 4 : Ras Goblin
5
Chapter 5 : Serangan Bandit
6
Chapter 6 : Goblin Dan Manusia
7
Chapter 7 : Serangan
8
Chapter 8 : Pembentukan Desa
9
Chapter 9 : Kota Petualang
10
Chapter 10 : Guild Petualang
11
Chapter 11 : Misi Pertama
12
Chapter 12 : Anak Kecil Di Distrik Merah?
13
Chapter 13 : Permintaan Ras Bunny
14
Chapter 14 : Desa Fulen
15
Chapter 15 : Malaikat Jatuh?
16
Chapter 16 : Para Pedagang?
17
Chapter 17 : Pertikaian
18
Chapter 18 : Kedatangan Ras Bunny
19
Chapter 19 : Menuju Ke Ibu Kota Urushia
20
Chapter 20 : Gadis Penyihir Yang Tak Bisa Menggunakan Sihir?
21
Chapter 21 : Mengajarkan Sihir
22
Chapter 22 : Kebetulan Yang Gila
23
Chapter 23 : Di Balik Senyum
24
Chapter 24 : Iblis Bertopeng Manusia
25
Chapter 25 : Mengeliminasi 1 Dari 8 Organisasi Gelap
26
Chapter 26 : Serangan Sepihak
27
Chapter 27 : Kembali Ke Awal
28
Chapter 28 : Petunjuk
29
Chapter 29 : Tujuan Baru
30
Chapter 30 : Pelatihan
31
Chapter 31 : Mencoba Untuk Percaya
32
Chapter 32 : Pertarungan Di Rawa
33
Chapter 33 : Pertarungan Di Rawa #2
34
Chapter 34 : Lembah Berkabut
35
Chapter 35 : Lamia
36
Chapter 36 : Terjalinnya Hubungan Dengan Para Lamia
37
Chapter 37 : Sword of Nothingness
38
Chapter 38 : Hutan Elf
39
Chapter 39 : Kedatangan Monster Bencana
40
Chapter 40 : Monster Zaman Dewa
41
Chapter 41 : Hilang Kendali
42
Chapter 42 : Alter Ego
43
Chapter 43 : Melepas Kutukan
44
Chapter 44 : Desa Heiwa Sementara
45
Chapter 45 : Berpindah Tempat
46
Chapter 46 : Hutan Dryad
47
Chapter 47 : Dryad Dan Fairy
48
Chapter 48 : Tuan Dari Hydra
49
Chapter 49 : Bersatu
50
Chapter 50 : Melanjutkan Perjalanan
51
Chapter 51 : Hutan Kematian
52
Chapter 52 : Menuju Dungeon
53
Chapter 53 : Colosseum
54
Chapter 54 : Mendaki Dungeon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!