Chapter 19 : Menuju Ke Ibu Kota Urushia

Setelah memindahkan ras bunny ke desa Heiwa, Ferisu cukup kelelahan karena "Gate" memakan begitu banyak energi sihir. Saat ini ia sedang beristirahat disebuah rumah yang dibangun oleh penduduk untuknya.

"Huft~ aku juga perlu kembali ke desa Fulen untuk menjemput para penduduk disana." Terbaring di atas kasur, Ferisu menghela nafasnya dan beranjak dari sana untuk memburu monster.

Ia perlu mengembalikan energi sihirnya dengan cara meminum darah. Ia bisa saja meminta darah Kurumi seperti sebelumnya namun, ia tak tau apa yang akan terjadi jika ia meminum darah seseorang dengan jumlah yang banyak. Seseorang bisa saja mengalami lemas karena kekurangan darah.

Keluar dari dinding yang mengelilingi desa, Ferisu mencari beberapa monster, mengalahkan mereka dan meminum darahnya. Saat energi sihirnya pulih, Ferisu membuka gate lagi dengan tujuan desa Fulen. Tentu saja kejadian yang sama terjadi, para penduduk desa Fulen terkejut saat melihat gerbang tersebut.

Kini desa Heiwa memiliki begitu banyak penduduk. Walaupun pada awalnya sedikit canggung karena perbedaan ras, mereka mulai terbiasa ketika sudah lewat seminggu hidup bersama. Perkembangan desa juga melaju pesat dengan adanya pertanian serta perternakan.

Wilayah desa juga diperluas, dinding yang mengelilingi desa? Dinding itu tak dihancurkan, karena inti desa adalah yang dikelilingi oleh dinding itu. Tentu saja wilayah yang berada diluar dinding akan dibuat dinding lagi untuk mengelilinginya.

Semakin lama itu akan semakin besar, desa itu bisa saja menjadi sebuah kerajaan. Dinding itu berlapis-lapis, seperti yang ada di dalam anime AOT. Dinding yang memisahkan setiap sektor, kota.

Wilayah yang berada di luar dinding dibuat begitu luas, tentu saja itu dikelilingi oleh dinding pelindung juga. Pertanian dan perternakan akan dibuat di sana.

Di atas dinding yang mengelilingi desa, terdapat dua orang yang berdiri melihat pemandangan desa. Orang-orang yang sedang berkerja, anak-anak yang bermain dengan riang, dan suasana yang begitu damai itu ada di desa tersembunyi di kedalam hutan.

"Hebat! Ternyata kau tak berbohong, ini benar-benar desa yang memiliki banyak ras yang hidup berdampingan," ujar Alfred.

"Ya, tapi ini belum seberapa. Aku akan melanjutkan berkelana untuk mencari ras lain yang ingin hidup disini," saut Ferisu dengan raut muka yang serius.

"Eh? Kau sudah mau pergi lagi?" tanya Alfred dengan nada terkejut.

"Iya, desa Heiwa saat ini masih menjadi desa tersembunyi. Kita belum bisa memberitahukan keberadaan desa ini ke dunia luar," jawab Ferisu. "Aku akan pergi ke ibu kota kerajaan Yelusia, jika memungkinkan aku akan berbicara dengan raja mereka," sambungnya.

"Kurasa itu mustahil," ucap Alfred dengan nada pahit.

"Kenapa?" tanya Ferisu heran.

"Saat ini ... bukan raja yang memerintah negara itu. Tapi, sebuah organisasi gelap Eight Eyes," jawab Alfred sambil memejamkan matanya "bahkan gereja juga termasuk kedalam organisasi itu, jadi akan sulit untuk berbicara dengan raja," sambungnya dengan nada pahit.

Saat mendengar jawaban itu, terlihat senyum kecil di bibir Ferisu. Matanya juga tampak tertarik dengan organisasi itu. "Apa, kukira ada hal yang gawat. Organisasi yah, jika mereka menghalangi tinggal kuhancurkan saja, kan?" ujar Ferisu dengan nada yang begitu angkuh dan percaya diri.

"Kerajaan yang selama ini dikendalikan oleh sebuah organisasi gelap sampai sang raja tak bisa bertindak, tiba-tiba muncul seorang pemuda yang tak tahu asalnya dan berhasil memberantas organisasi itu. Skenario yang bagus, bukan?"

Saat mendengar itu Alfred hanya bisa tertawa paksa.

"Bercanda, tapi jika mereka memang menghalangi aku hanya perlu membabat habis mereka," ucap Ferisu sembari berjalan pergi meninggalkan Alfred dengan tangan kanan yang melambai ke kiri dan ke kanan.

Alfred tersenyum, lalu ia menatap langit petang yang berwarna merah ke emasan. "Jika itu kau, kurasa kau bisa melakukannya, Ferisu," gumamnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Telah lewat satu bulan sejak kepindahan penduduk desa Fulen dan ras bunny. Perkembangan desa juga melesat dengan cepat. Saat ini semua warga berkumpul untuk menghantarkan kepergian Ferisu menuju ke ibu kota kerajaan Yelusia, Urushia.

"Alfred akan ikut denganku," ujar Ferisu.

Bukan tanpa alasan, Alfred sudah sering pergi ke ibu kota untuk menjual hasil panen dari desanya. Ia sudah tahu jalan menuju ke kota itu dan mengenal beberapa orang disana.

"Ambil ini Kurumi," ucap Ferisu sembari melemparkan sebuah botol berisikan cairan merah yang begitu kental.

"Apa ini, Kak?" tanya Kurumi kebingungan saat melihat botol berisikan cairan merah itu.

"Jika terjadi sesuatu, lemparkan botol itu. Aku akan langsung datang," jawab Ferisu dengan senyum simpul.

Kurumi mengangguk mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Ferisu. Kemudian kedua pemuda itu pergi meninggalkan desa menuju ke ibu kota Urushia.

Perjalan kesana seharusnya memakan waktu satu bulan dengan berjalan kaki. Namun, Ferisu menggunakan sihir penguat untuk mempercepat pergerakan mereka dan hanya dalam kurun waktu satu minggu perjalanan. Mereka akan sampai dalam waktu dua hari lagi dengan berjalan santai tanpa menggunakan sihir penguat.

"Huft~ tak kusangka kita sudah sampai disini hanya dalam waktu seminggu," gumam Alfred tak percaya.

"Kita akan berjalan secara normal mulai sekarang," saut Ferisu.

"Eh? Kenapa? Bukankah kita akan sampai lebih cepat dengan berlari ditambah peningkatan kecepatan milikmu?" ucap Alfred dengan heran.

"Huft~ hei, apa kau fikir energi sihirku cukup untuk itu? Kita sudah berlari selama satu minggu tanpa henti! Bahkan aku tak menemui monster yang bisa kuminum darahnya," jawab Ferisu sembari menghela nafas.

Alfred tak tahu dan tak mengerti apa yang dikatakan oleh Ferisu. Meminum darah untuk mengembalikan energi sihir? Apa itu bisa?

"Melihat wajah kaget dan bodohmu itu, kurasa kau tak tau apa-apa tentang ras ku," ujar Ferisu.

Ferisu menjelaskan soal rasnya pada Alfred hingga ia paham kenapa Ferisu memerlukan darah untuk mengisi energi sihir miliknya. Setelah mendengar itu, Alfred hendak memberikan darah miliknya.

Pada saat itu Ferisu memukul perut Alfred dengan cukup keras. "Apa kau fikir aku mau meminum darahmu?!" ketus Ferisu.

"Ta-tapi, kenapa kau harus memukulku?" saut Alfred dengan lirih sembari menahan rasa sakit dari pukulan itu. Ia memegang perutnya yang terkena pukulan dengan tangan kanan dan tangan kirinya mendorong tanah untuk membantu tubuhnya berdiri.

"Aku hanya merasa enggan meminum darah laki-laki, itu membuatku merasa jijik dan sedikit mual," jawab Ferisu sembari memalingkan wajahnya. "Ah, sudahlah. Ayo lanjutkan perjalanan."

Alfred mengangguk dan berjalan mengikuti Ferisu dari belakang menuju ke ibu kota Urushia. Tak berasa perjalan mereka begitu cepat hingga akhirnya sampai di depan gerbang ibu kota. Suasana kota begitu hidup, tentunya semua ras yang ada disana adalah manusia. Walaupun ada beberapa ras lain, namun mereka adalah budak.

Terpopuler

Comments

AuthorPalsu

AuthorPalsu

minum darah wanita ternyata malah ngebuatnya berevolusi/Scare/

2024-03-14

0

AuthorPalsu

AuthorPalsu

sebuah dinding besar yang merupakan puncak pertahanan, namun disetiap dinding yang ada didalamnya terdapat beberapa pemukiman ras yang memiliki 1 ras disetiap 1 dinding, dengan ras manusia yang berada di dinding terdalam

2024-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Reinkarnasi
2 Chapter 2 : Dunia Envend
3 Chapter 3 : Pertarungan Dengan Tubuh Baru
4 Chapter 4 : Ras Goblin
5 Chapter 5 : Serangan Bandit
6 Chapter 6 : Goblin Dan Manusia
7 Chapter 7 : Serangan
8 Chapter 8 : Pembentukan Desa
9 Chapter 9 : Kota Petualang
10 Chapter 10 : Guild Petualang
11 Chapter 11 : Misi Pertama
12 Chapter 12 : Anak Kecil Di Distrik Merah?
13 Chapter 13 : Permintaan Ras Bunny
14 Chapter 14 : Desa Fulen
15 Chapter 15 : Malaikat Jatuh?
16 Chapter 16 : Para Pedagang?
17 Chapter 17 : Pertikaian
18 Chapter 18 : Kedatangan Ras Bunny
19 Chapter 19 : Menuju Ke Ibu Kota Urushia
20 Chapter 20 : Gadis Penyihir Yang Tak Bisa Menggunakan Sihir?
21 Chapter 21 : Mengajarkan Sihir
22 Chapter 22 : Kebetulan Yang Gila
23 Chapter 23 : Di Balik Senyum
24 Chapter 24 : Iblis Bertopeng Manusia
25 Chapter 25 : Mengeliminasi 1 Dari 8 Organisasi Gelap
26 Chapter 26 : Serangan Sepihak
27 Chapter 27 : Kembali Ke Awal
28 Chapter 28 : Petunjuk
29 Chapter 29 : Tujuan Baru
30 Chapter 30 : Pelatihan
31 Chapter 31 : Mencoba Untuk Percaya
32 Chapter 32 : Pertarungan Di Rawa
33 Chapter 33 : Pertarungan Di Rawa #2
34 Chapter 34 : Lembah Berkabut
35 Chapter 35 : Lamia
36 Chapter 36 : Terjalinnya Hubungan Dengan Para Lamia
37 Chapter 37 : Sword of Nothingness
38 Chapter 38 : Hutan Elf
39 Chapter 39 : Kedatangan Monster Bencana
40 Chapter 40 : Monster Zaman Dewa
41 Chapter 41 : Hilang Kendali
42 Chapter 42 : Alter Ego
43 Chapter 43 : Melepas Kutukan
44 Chapter 44 : Desa Heiwa Sementara
45 Chapter 45 : Berpindah Tempat
46 Chapter 46 : Hutan Dryad
47 Chapter 47 : Dryad Dan Fairy
48 Chapter 48 : Tuan Dari Hydra
49 Chapter 49 : Bersatu
50 Chapter 50 : Melanjutkan Perjalanan
51 Chapter 51 : Hutan Kematian
52 Chapter 52 : Menuju Dungeon
53 Chapter 53 : Colosseum
54 Chapter 54 : Mendaki Dungeon
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Chapter 1 : Reinkarnasi
2
Chapter 2 : Dunia Envend
3
Chapter 3 : Pertarungan Dengan Tubuh Baru
4
Chapter 4 : Ras Goblin
5
Chapter 5 : Serangan Bandit
6
Chapter 6 : Goblin Dan Manusia
7
Chapter 7 : Serangan
8
Chapter 8 : Pembentukan Desa
9
Chapter 9 : Kota Petualang
10
Chapter 10 : Guild Petualang
11
Chapter 11 : Misi Pertama
12
Chapter 12 : Anak Kecil Di Distrik Merah?
13
Chapter 13 : Permintaan Ras Bunny
14
Chapter 14 : Desa Fulen
15
Chapter 15 : Malaikat Jatuh?
16
Chapter 16 : Para Pedagang?
17
Chapter 17 : Pertikaian
18
Chapter 18 : Kedatangan Ras Bunny
19
Chapter 19 : Menuju Ke Ibu Kota Urushia
20
Chapter 20 : Gadis Penyihir Yang Tak Bisa Menggunakan Sihir?
21
Chapter 21 : Mengajarkan Sihir
22
Chapter 22 : Kebetulan Yang Gila
23
Chapter 23 : Di Balik Senyum
24
Chapter 24 : Iblis Bertopeng Manusia
25
Chapter 25 : Mengeliminasi 1 Dari 8 Organisasi Gelap
26
Chapter 26 : Serangan Sepihak
27
Chapter 27 : Kembali Ke Awal
28
Chapter 28 : Petunjuk
29
Chapter 29 : Tujuan Baru
30
Chapter 30 : Pelatihan
31
Chapter 31 : Mencoba Untuk Percaya
32
Chapter 32 : Pertarungan Di Rawa
33
Chapter 33 : Pertarungan Di Rawa #2
34
Chapter 34 : Lembah Berkabut
35
Chapter 35 : Lamia
36
Chapter 36 : Terjalinnya Hubungan Dengan Para Lamia
37
Chapter 37 : Sword of Nothingness
38
Chapter 38 : Hutan Elf
39
Chapter 39 : Kedatangan Monster Bencana
40
Chapter 40 : Monster Zaman Dewa
41
Chapter 41 : Hilang Kendali
42
Chapter 42 : Alter Ego
43
Chapter 43 : Melepas Kutukan
44
Chapter 44 : Desa Heiwa Sementara
45
Chapter 45 : Berpindah Tempat
46
Chapter 46 : Hutan Dryad
47
Chapter 47 : Dryad Dan Fairy
48
Chapter 48 : Tuan Dari Hydra
49
Chapter 49 : Bersatu
50
Chapter 50 : Melanjutkan Perjalanan
51
Chapter 51 : Hutan Kematian
52
Chapter 52 : Menuju Dungeon
53
Chapter 53 : Colosseum
54
Chapter 54 : Mendaki Dungeon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!