Saat kepergian Ferisu menuju ke desa Redhood, desa Heiwa diserang oleh goblin dari suku Regrus dan Gayle yang beraliansi. Ada sekitar 10 orang korban dari serangan itu, namun Ferisu kembali dan berhasil mengalahkan semua goblin itu dan menyisakan dua dari mereka.
Suku Redhood mulai mengucapkan mantra sihir mereka dan menggunakan sihir air untuk memadamkan api. Suku Oldrus mulai memakai obat-obatan mereka untuk menyembuhkan orang-orang yang terluka.
"Huft~ padahal baru kutinggal sebentar sudah jadi seperti ini," gumam Ferisu sembari menghela nafasnya.
Orang-orang desa melakukan pemakaman untuk orang-orang yang meninggal, mau itu musuh atau rekan. Satu hari berlalu dan penduduk desa mulai melakukan perbaikan desa kembali, namun Ferisu menghentikannya.
"Sudahlah, tak perlu memperbaiki desa ini. Kita akan pindah tempat," ujar Ferisu.
Semua penduduk berkumpul dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ferisu. Mereka akan pindah menuju kedalam hutan, disana ada sebuah dataran yang cukup luas dikelilingi oleh pepohonan. Ferisu sudah mengecek tempat itu dan hanya ditinggalin oleh monster rank-E saja, para goblin seharusnya bisa mengatasi mereka dengan mudah.
Desa yang telah hancur ditinggalkan begitu saja, barang-barang berharga dibawa dan mereka berjalan memasuki hutan. Goblin Gayle dan Regrus yang terisisa ditahan untuk dibawa menuju ke desa mereka sebagai sandra dan negosiasi.
Dalam perjalanan menuju kedalam hutan, tak terlihat satupun monster. Orang-orang tampak heran karena keanehan itu.
"Kenapa tak ada satupun monster yang muncul?"
"Itu karena aku memancarkan energi sihirku untuk mengusir mereka," saut Ferisu yang mendengar ucapan pada warga.
Mereka akhirnya sampai di lokasi yang dituju. Sebuah lahan terbuka di tengah hutan, memang belum terlalu luas dan hanya muat untuk 4 rumah saja. Para warga beristirahat terlebih dahulu, ada beberapa yang berpatroli dan mencari sumber air seperti sungai.
Para warga mulai bergotong royong membersihkan area sekitar dan membangun tenda. Ada yang memasak dan ada juga yang pergi untuk memburu hewan. Ferisu juga ikut andil dalam gotong royong tersebut, dengan kemampuan sihir serta fisiknya.
Ferisu pergi menuju ke desa tempat goblin Regrus dan Gayle tinggal untuk membawa mereka. Karena kebanyakan prajurit mereka sudah tak ada, serta 2 goblin yang dibiarkan hidup menceritakan semua kejadiannya. Goblin Regrus dan Gayle menerima tawaran untuk hidup bersama di desa Heiwa dan berjanji akan memberikan kesetiaan mereka.
Satu hari berlalu dengan tenang, mereka semua berkumpul untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh Ferisu.
"Pertama-tama, selamat pagi semuanya. Aku tahu jika kalian masih mengalami kesedihan akan kehilangan dan juga kesal. Namun, lupakanlah perasaan itu, musuh kemarin adalah teman hari ini, memang sulit untuk diterima. Tapi, untuk menciptakan sebuah kedamaian dimana semuanya bisa hidup berdampingan, kuharap kalian mengerti," ujar Ferisu.
Semua orang tampak memahami apa yang dikatakan oleh Ferisu dan setuju akan hal itu.
"Mungkin kalian mengikutiku karena perasaan takut, yah, setelah melihat kejadian dimana aku membunuh para goblin dari suku Regrus dan Gayle yang menyerang ... ."
"I-itu tidak benar!" tarik salah satu warga.
"Iya, Ferisu-sama hanya melakukannya untuk melindungi kami!" sambung warga lain.
Ferisu cukup tersentak saat mendengar teriakan para warga. Mereka semua terlihat begitu mempercayai Ferisu, walaupun kejadian mengerikan sebelumnya terjadi di depan mata mereka.
"Tuan, kami semua akan mengikuti Anda. Kami semua merasakan ketulusan dan keseriusan dalam ucapan Anda yang ingin membuat sebuah negeri dimana semua ras bisa hidup berdampingan," ujar kepala suku Redhood.
"Begitu yah, mungkin aku bukanlah pemimpin yang baik. Jadi mohon kerja samanya semua!" ujar Ferisu dengan bersemangat.
"Iya!!!" teriak semua orang.
Mereka mulai bekerja lagi untuk membangun sebuah desa, menebang pepohonan untuk memperluas lahan. Mereka mulai membangun sebuah rumah untuk ditinggali. Satu persatu rumah dibangun, membuat sebuah waduk untuk menampung air yang mengalir dari sungai. Setelah satu bulan berlalu tempat itu mulai terlihat seperti desa.
"Ini sudah terlihat seperti sebuah desa, tapi ... ," gumam Ferisu melihat dari atas menara pengawas. "Krisis bahan makanan!" ucapnya sembari menghela nafas.
Saat ini desa Heiwa hanya mengandalkan hasil buruan dan ikan dari sungai sebagai bahan makanan. Buah-buahan dari hutan dan jamur. Mereka tak bisa membuat sebuah pertanian karena tak memiliki bibit, berternakpun tak bisa karena tak memiliki hewan ternaknya.
"Hmmm..."
Ferisu berdiam diri diatas menara pengawas memikirkan soal makanan untuk para warga, pertanian, peternakan, dan kebutuhan lainnya. Saat turun dari menara pengawas-pun Ferisu tetap berjalan sembari berpikir mengelilingi desa. Para warga tampak heran melihat Ferisu yang berjalan sambil mengerutkan dahinya.
Untuk sekarang keamanan desa sudah cukup baik, dinding yang terbuat dari sihirku juga cukup kokoh. Apa aku pergi menuju ke luar sebentar untuk membeli bibit dan hewan ternak untuk desa?
Saat sedang berpikir, kepala suku Redhood dan Oldrus datang menghampiri Ferisu.
"Ferisu-sama, apa ada yang sedang Anda pikirkan?" tanya mereka.
"Hmm? Ouh, Mudru dan Hatcha, aku hanya memikirkan tentang bahan makanan desa. Kupikir aku akan pergi keluar sebentar untuk membeli bibit dan hewan ternak," jawab Ferisu.
"Jika Anda ingin pergi, kami akan memberitahukannya pada semua," ujar Mudru kepala suku Oldrus.
"Kami akan menjaga desa ini selama Anda pergi, Ferisu-sama," sambung Hatcha kepala suku Redhood.
Setelah mendengar hal itu Ferisu tersenyum dan mengumpulkan semua orang untuk memberitahukan kepergiaanya. Semua orang berkumpul untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh Ferisu.
"Terimakasih karena sudah berkumpul disini, aku ingin mengatakan kepada kalian semua bahwa aku akan pergi untuk sementara waktu. Aku akan pergi ke kota terdekat untuk membeli bibit tanaman serta hewan ternak. Kalian juga tahu, kan? Desa kita ini krisis makanan."
Saat mendengar itu semua warga sadar, selama ini mereka selalu makan buah-buahan dan daging hasil buruan saja. Terkadang mereka juga memakan monster yang diburu oleh Ferisu, seperti Horned Bear atau Red Bull.
Keesokan paginya, para warga berkumpul untuk menghantarkan kepergian Ferisu. Para goblin dari sukur Oldrus memberikan 3 kotak berisikan potion pemulihan untuk dijual. Ferisu memasukkannya kedalam penyimpanan dimensi dan berangkat pergi menuju ke kota terdekat. Sebuah kota yang ditinggal oleh manusia, kota Vurlin.
Perjalanan menuju kota itu memakan waktu selama satu minggu perjalanan. Namun, karena Ferisu bergerak dengan cepat, kemungkinan ia akan sampai disana dalam kurun waktu 3 hari jika tak ada hambatan dijalan.
Untuk memajukan desa yang ia bangun, Ferisu pergi menuju ke kota manusia untuk membeli bibit tanaman dan hewan ternak. Penampilannya yang mirip sebagai manusia bisa memudahkannya untuk masuk, melenyapkan energi sihir yang terpancar, orang-orang tak akan sadar jika dirinya merupakan seorang iblis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Queen Of Gossip
520 Thor semangat
2023-11-19
0
Elozz Eins
mungkin daripada kata "ditinggal/ditinggali" lebih pas pakai kata "dihuni" kak
2023-08-09
0
Elozz Eins
ada typo kak, "kepergiannya" kelebihan huruf "a" satu😅
2023-08-09
0