Love Me More!

Love Me More!

Awal dari segalanya

CUP

Sebuah ciuman ringan mendarat di bibirku

Tak lama sorakan dan tepukan meriah terdengar, tawa hangat serta ekspresi bahagia terpancar dari arah dua keluarga besar ini. Acara pertunangan yang sudah ditunggu-tunggu.

Melihat sekeliling, senyum tipis terulas di bibirku, namun saat melihat ke samping, ekspresi ku berubah.

Cowok ini, Aqua-kun tunangaku dengan wajah datar tanpa ekspresi ia mengalihkan pandangannya dariku, tak ada raut bahagia dari wajahnya. Aku tahu la Membenciku.

Ai-san-ibu Aqua Menyambut Aku.

"Akane-chan cantik sekali, gadis ini akan segera menjadi menantuku,kamu tidak usah sungkan untuk panggil aku Mama yah!" katanya hangat, sembari tersenyum.

"Iya,Ma...ma" kataku dengan gugup, aku pemalu apalagi di depan calon mertuaku.

"Mama tidak sabar menunggu acara pernikahan kalian nanti, setelah lulus sekolah, tidak apa-apa yah, sekarang tunangan dulu."

Aku hanya Mengangguk pelan, pasalnya Aqua-kun tidak ada di sebelahku.

Setelah bercengkrama bersama keluarga beberapa saat, Aqua menggenggam tanganku Menyeretku ke halaman belakang, cengkeramannya agak kuat membuat tanganku sedikit sakit.

"Jangan tersenyum,jangan bahagia!" titahnya sembari membelakangi aku.

"Kenapa acara ini harus berlangsung?! aku tahu kamu senangkan? keinginanmu terwujud." lanjutnya.

"Aqua-kun, apa kamu masih membenciku?" Tanyaku dengan agak gemetar, karena tiba tiba suaraku tercekat, tenggorokan ku sakit, kumpulan cairan bening berkumpul di mata ku.

"SELAMANYA" sahutnya pendek.

"Apa yang harus aku lakukan? supaya Aqua-kun tidak membenciku, sejujurnya aku tidak mengerti kenapa Aqua-kun begini?" tak bisa ditahan air mata ini ternyata mengalir juga.

"Seberapa besar kamu menyukaiku?"tanyanya, ia berbalik sambil menatapku tajam, memegang bahuku. "Kamu mau tahu? apa yang harus kamu lakukan Akane?".

Aku menatapnya nanar, lalu mengangguk. sejujurnya aku menahan tangis yang mendesak ingin segera dikeluarkan, sehingga mulutku tak bisa mengeluarkan suara dan hanya menggigit bibir bawah.

"Jadi gimana kalau kamu menghilang dari dunia ini??!"

Tanpa Memperdulikan ku la pergi begitu saja, dengan Mudahnya la mengatakan hal itu, Aqua-kun ternyata ingin aku mati, dengan begitu apa la bisa mencintaiku?

kakiku lemas, aku tersungkur dadaku terasa sakit "Kenapa aku masih menyukaimu?" desahku pelan. Aku mengusap air mata yang mengucur deras sebisa mungkin tak bersuara, supaya keluarga yang berada di dalam yang tengah bahagia tak mengetahui ini.

Ternyata orang yang menyelamatkan nyawakudulu, sekarang menginginkan kematianku.

Aku menarik nafas berusaha menghentikan tangisan ini mengusap air mataku dan mulai berdiri tegak, aku harus berusaha terlihat baik-baik saja di depan keluargaku.

Aku masuk ke ruangan bersikap biasa dan memancarkan senyum bahagia seperti tidak terjadi apa-apa, Tak lama Mama memanggil aku, Ia Tengah bercengkrama dengan Ai-san.

Ternyata ia menyadari mataku yang sembab.

"Aka-chan, matamu sembab, apa kamu menangis?" tanyanya khawatir.

Aku hanya menggeleng pelan," Ini air mata bahagia" jawabku. "Aku sangat bahagia". Tambahku.

.

.

Keesokan harinya, semuanya berjalan seperti biasa, disekolah aku masih melihat Aqua bersama gadis itu. Aku tahu ia ingin aku terluka dan membatalkan perjodohan ini.

Sebelum pulang aku memasukan barang tak berhargaku kedalam loker lalu menguncinya.

...*****AQUA:POV*****...

Ting tong....

.

.

Dari kamar aku bisa mendengar seseorang yang terus membunyikan bel sampai seseorang membukakan pintu.

Tak lama Mama menggedor kamarku.

"Aqua, bisa keluar sebentar?".

Yang benar saja ada perlu apa mama memanggilku malam malam begini. Dengan malas aku berusaha meraih gagang pintu, jujur saja rasa kantuk menyerang mataku.

"Ada apa?" tanyaku sambil menguap.

Melihat tampang mama yang cemas seketika mataku terbelalak.

"Aqua, apa kamu tau akane ada dimana? Apa hari ini kamu bertemu dengan akane?".

Aku hanya menggeleng, karena kenapa mama tiba tiba menanyakan Akane. Harusnya kan ada di rumahnya.

"Sohara-san datang kesini, katanya Akane belum pulang dan tidak bisa di hubungi, ia pikir Akane bersama mu..?".

Aku terdiam sejenak, ibu Akane ada disini? Kemana anak itu pergi? Kenapa dia membebaniku sih, ya pasti ibunya mencari kesini karena aku tunangannya.

"Mungkin dirumah temannya, ya mana aku tahu mah." jawabku tanpa rasa khawatir.

"bisa turun sebentar, untuk mengobrol dengan ibu Akane? Mama rasa dia sangat khawatir, karena Akane anak satu satunya."

Sebenarnya aku malas, tapi karena mama yang minta akhirnya aku turun.

Dan benar saja Sohara-san langsung menghampiri aku, tangannya yang dingin menggenggam kedua tanganku, wajahnya dipenuhi kekhawatiran.

"Aqua-kun tahu dimana Akane kan? Ia pasti menghubungi mu kan? Kenapa ia belum pulang? Tidak biasanya akane seperti ini" katanya menyemburkan beberapa pertanyaan padaku.

Sebenarnya aku merasa tidak enak melihatnya seperti ini.

"Sebenarnya aku tak..ta.." sebelum kalimat itu selesai, aku menyadari satu hal.

DEG

Jantungku berhenti sedetik.

"kamu mau tau? apa yang harus kamu lakukan Akane?"

"Jadi gimana kalau kamu menghilang dari dunia ini??!"

"Jadi gimana kalau kamu menghilang dari dunia ini??!"

"Jadi gimana kalau kamu menghilang dari dunia ini??!"

"Jadi gimana kalau kamu menghilang dari dunia ini??!"

Kalimat itu bergeming di kepalaku. Aku panik. Keringat dingin langsung keluar dari tubuhku.

Tidak mungkin. Tidak mungkin.Tidak mungkin, tidak mungkin dia nekat melakukannya kan?.

Apa yang harus aku lakukan? Tanpa disuruh pun kakiku langsung berjalan keluar, otakku seakan memerintahkan untuk mencarinya..

Mama dan Sohara-san tampak kebingungan, tapi aku tak memperdulikannya, menancap gas motorku.

Sepanjang jalan pikiranku tak karuan, ini gila, aku tak percaya jika Akane melakukan apa yang aku suruh. Ditengah malam ini, kemana aku harus mencari Akane?.

Jujur hatiku berdegup kencang, takut terjadi apa-apa pada gadis itu. Apa aku memang orang sekejam itu? Apa aku akan menjadi pembunuh? Apakah Oniisan akan membenciku?

Ditengah keputusasaan ini terlintas di pikiranku apa yang pernah Akane katakan..

"Aqua-kun, mau gak pergi ke danau Aishi?"

"Aqua-kun, ayo jalan-jalan ke danau Aishi!"

"Aqua-kun apa kamu ingat dulu pernah pergi ke danau Aishi.."

Yah Akane beberapa kali mengajakku kesana, saat kita harus dihadapkan di situasi seakan berpacaran di depan keluarga.

Namun aku tidak pernah menanggapinya. Dan memilih menghiraukan Akane walaupun dia membuka pembicaraan.

Saat itu juga Aku memutuskan pergi kesana, selama lebih dari 1 jam jarak yang di tempuh dari rumah.

Akhirnya aku sampai ketempat yang cukup terkenal di prefektur Kanagawa ini.

Setelah sampai disana, sebentar aku berkeliling memakai penerangan dari ponsel, lagian siapa sih yang mau kesini malam malam, dan aku berdoa semoga aku bisa menemukan gadis itu.

Dan benar saja dari kejauhan aku melihat sosok orang yang berdiri ditengah Tori yang hanya di sinari remang cahaya bulan. Kebetulan malam ini bulan bersinar terang.

Dari posturnya Aku tahu itu adalah Akane, ia hanya diam mematung sambil memandangi bulan itu.

Terdiam sejenak aku suka kombinasi ini.. Terlihat sakral dan ajaib, seperti akane sedang diberi Anugerah oleh dewa, siluet hitam itu ditengah Tori sendirian dibawah sinar bulan yang terang, mungkin dewa akan muncul dari danau itu pikirku.

Saat aku akan melangkah mendekatinya, aku menghentikan langkahku. Untuk apa aku mendekatinya? Sejujurnya aku merasa lega sekarang, melihat ia baik baik saja, beban tadi yang tiba-tiba menimpaku serasa hilang diterpa angin. Aku memilih membuntutinya.

Tak lama setelah itu ia beranjak berjalan sebentar menuju dermaga kecil disana, disana ia juga berdiri memperhatikan air dan bulan, berjalan bolak balik, seakan menenangkan pikirannya??

Karena dari tadi aku hanya memperhatikannya, sekarang aku memutuskan untuk menelepon mama, supaya orang dirumah tidak khawatir, aku berjalan mundur menjauh supaya tidak ketahuan, takut nanti Akane curiga.

Sejenak aku mengotak ngatik ponsel tapi ternyata mamah agak sulit dihubungi, mungkin ia tidak memegang ponsel? aku putuskan untuk menelpon bibi Sohara-san masih dalam panggilan,

Tut...

Tut...

Tut....

Saat mataku melihat Akane kembali, sedetik kemudian gadis itu tiba-tiba melompat ke danau.

Mataku membulat seakan tak percaya.

"Bodohhh..." ponselku langsung Terjatuh, kakiku spontan berlari karena sekarang jarakku agak jauh, terlihat tidak ada riakkan air dimana biasanya orang tenggelam akan minta tolong.

Akane apa kamu gila? Danau itu terlihat tenang kembali, menelan akane seakan tak terjadi apapun,

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nov Tomic

Nov Tomic

mantap dramanya

2023-10-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!