Duka

Keesokan harinya suara pintu berdecit terdengar, masuklah sepasang suami istri, wanita berambut ungu kebiruan dan juga pria berambut pirang dari mata mereka mengingatku pada seseorang, wajah wanita itu terasa tak asing sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat.

Mereka datang untuk menjenguk papa, mungkin rekan kerja papa, dari raut wajahnya mereka terlihat sangat cemas. Walaupun kondisinya lemah papa menyambut kedatangannya seakan mereka tamu penting, mereka banyak berbincang tentang kesehatan papa. Setelah itu sang wanita berjalan ke arahku yang seang duduk di kursi pojok.

Sambil tersenyum ia berkata." Akane-chan ya? Sudah kuduga kamu cantik sekali." Pujinya padaku.

Aku membalas senyumnya namun masih bingung dengan kedatangannya, ia lantas duduk di sampingku. "Kamu sudah mengetahui semuanya kan? " tanyanya padaku,

Aku mengernyit heran, berfikir sejenak pikiranku melayang pada obrolan kemarin dimana papa bilang sudah menjodohkan aku. Apa jangan jangan orang ini adalah orang tua dari calonku.

Aku mengangguk kecil, mengisyaratkan tahu akan semuanya.

Perjodohan ini bukan tanpa sebab, ini sudah ada di surat wasiat milik kakekku yang perusahaannya di teruskan oleh papa sekarang, hal itu juga berlaku pada keluarga pasanganku. Jadi tidak bisa di ganggu gugat ataupun dibatalkan, karena perusahaan kami sudah saling terhubung dan bekerja sama sebagai tali untuk mempererat hubungan keluarga yang sempat terputus. Mau tidak mau aku harus menerimanya.

Sebenarnya hal ini akan mereka ungkapkan setelah kami cuckup dewasa namun karena kondisi papa memburuk dan sebagai pendekatan mereka memutuskan untuk mempercepat semuanya.

"Akane-chan belum punya pacarkan?"

Mendengar pertanyaan itu membuatku sedikit tersentak. Lantas dengan cepat aku menggeleng." belum.." kataku pelan, aku masih canggung berada di dekatnya.

Matanya langsung bersinar dan tersenyum sumringah." Yokatta....jadi aku akan memperkenalkan putraku padamu, aku yakin Akane-chan akan menyukainya." ucapnya dengan menggebu gebu.

Ya memang aku tak punya pacar tapikan aku punya orang yang di suka, apa memang aku tidak di takdir kan bersamanya,pikirku, kalau bisa aku ingin bersikapp egois, namun melihat kondisi papa tak ada yang bisa aku lakukan.

"Sebentar lagi ia akan datang kesini, dia masih dalam perjalan dari Tokyo, mahasiswa baru di Waseda university." Lanjutnya.

Aku meliriknya."Oh begitu ya..." berusaha terlihat ramah, Aku merasa tak enak dan bingung bagaimana menanggapinya bicara.

Tiba tiba ia menggenggam tanganku." Akane-chan apa kamu sudah memikirkan masa depanmu? Eumm seperti akan berkuliah dimana? Cita citamu menjadi apa? Apa yang kamu sukai?" ujarnya berusaha menghilangkan ketegangan ku.

Aku menggigit bibir bawahku," Sejujurnya aku belum memikirkannya."

Ia mengusap lembut kepala ku." Tidak apa-apa, semua itu memang butuh pertimbangan." katanya lembut. "Di masa muda dulu aku juga masih tidak percaya bisa menjadi idol," katanya sambil terkekeh.

Mataku membulat mendengar itu." Idol? Tante pernah menjadi idol?" tanyaku penasaran, tak menyangka calon mertuaku adalah seorang artis.

"Itu dulu sih, tapi sampai sekarang aku masih mengingat masa masa itu." katanya dengan malu malu." Jadii Akane-chan tak perlu...."

Suara ponsel tiba-tiba memotong pembicaraannya, ia meminta izin padaku sebentar sebelum mengangkat telpon itu, lalu beranjak sekitar 5 langkah dariku.

" Iya Aqua, ada apa?" Tanyanya, aku bisa mendengar percakapannya dari sini.

" Tolong bicara pelan pelan, kenapa kamu menangis.?" nada bicaranya mulai khawatir, aku hanya bisa memandanginya.

"APA?" ia menutup mulutnya tak percaya, dan ponselnya terjatuh seakan terkejut akan sesuatu.

Suaminya mendekatinya tatkala melihat ada yang salah dengan istrinya dan tiba-tiba wanita itu menangis dengan keras mencengkram dada suaminya." Papa, Taiki kecelakaan..." Isaknya.

Mendengar itu orang tuaku juga ikutan panik, sementara aku bingung apa yang sedang terjadi, mereka lantas bergegas keluar dari rumah sakit.

...----------------...

Kejadian itu datang dan pergi begitu saja, beberapa jam yang lalu kondisi papa malah drop, membuat mama dan aku semakin cemas.

Dokter datang keruangan bersama suster membawa peralatan untuk kondisi kritis, sementara diluar mama bersamakuu berdoa semoga tuhan menyembuhkan papa serta bisa melewati masa kritisnya. Kami saling menguatkan satu sama lain, semoga semuanya akan baik baik saja.

Hampir satu jam setelah penanganan dokter, ia keluar dari ruangan itu. Dengan wajah yang lusuh membuka maskernya, mama langsung berdiri mendekati sang dokter meminta penjelasan.

Dokter menghela nafas panjang,"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin," katanya dengan nada menyesal.

Mendengar itu kami langsung tersungkur jatuh, aku tidak bisa mendeskripsikan bagaimana duniaku jatuh saat itu, yang jelas suara tangisan menggema dirumah sakit.

Selang beberapa jam, kami juga mendapat kabar bahwa Taiki- yang notabene calonku juga meninggal dunia akibat kecelakaan itu, berita suka yang harusnya hadir pada dua keluarga ini seketika berubah menjadi berita duka, Siapapun tidak mengharapkan ini, kalau saja ada metode dimana semua bisa berbahagia kami pasti akan memilihnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!