Hujan Meteor Perseid

Hening, setelah kejadian itu yang aku rasa sekelilingku terasa hening. Tamparan Akane menyadarkan aku seketika, apa yang sudah aku lakukan? Tadi aku merasa bukan diriku, gadis itu ketakutan setelah mendorongku menjauh,ia pergi terbirit-birit dan aku hanya memandangi kepergiannya, sembari memegang pipiku yang terasa panas dan sakit, tapi aku tahu ini tidak sebanding dengan perlakuanku tadi.

Perlahan-lahan aku bangkit masih dengan keadaanku yang semrawut. Menutup pintu lalu menguncinya setelah itu langsung berbaring menatap langit langit. Merenungkan perlakuan bajinganku tadi. Aku terlalu berlebihan kan tadi? Sebenarnya aku cuma main-main dan tidak akan melakukan hal seperti itu namun aku sadar itu sudah diluar batas, tak lama aku mendengar pintu yang terus digedor dengan kencang.

"Oniichan....Oniichan buka pintunya.." Teriak Ruby dari luar.

Walaupun mendengar itu aku sama sekali tidak menanggapi,bukan, aku memang ingin menghindarinya.

"Apa yang sudah kamu lakukan? Kenapa Akanechan tiba tiba pergi? Oniichan kau dengar aku?" Teriaknya lagi tak henti hentinya berusaha mendobrak pintuku walaupun itu percuma.

"Oniichan kau berutang penjelasan padaku,aku yang membawa Akanechan kesini, supaya kalian semakin akrab, kalau sampai ia kenapa napa aku akan merasa sangat bersalah." Lanjut Ruby membuatku menerawang saat aku menuduh Akane tadi yang merencanakan semua ini. Jujur aku semakin merasa bersalah.

Aku menghembuskan nafas berat, dan memutuskan menemui Ruby, saat aku membuka pintu. Mata Ruby langsung melebar dan menyerangku dengan pertanyaan." Apa yang sebenarnya terjadi? Aku merasa menyesal meninggalkan kalian berdua.."

Tanpa menjawab pertanyaannya aku malah balas bertanya." Berapa nomor ponsel Akane?"

"EH?" ia Langsung tercengang mendengarnya.

"Cepat katakan.!" Suruhku dan ia langsung mengeluarkan ponselnya tanpa bertanya lagi.

Setelah aku mendapatkan nomor itu,aku bergegas langsung menutup pintu kembali namun langsung ditahan oleh gadis ini."Aku akan melepaskan mu sekarang dan tak akan memberi tahu Mama soal ini, tapi aku akan meminta penjelasanmu nanti!" Ucapnya memperingatiku.

"Hai hai" Aku langsung mengiyakannya agar percakapan ini segera selesai dan tidak ingin memperpanjangnya. Walaupun aku tahu aku tidak akan menceritakan kejadian tadi.

Sekarang aku hanya menatap ponselku, bingung harus mulai dari mana. Apa aku harus mengirimkan pesan terlebih dahulu, apa aku harus minta maaf? Tentu saja sebagai manusia kata maaf, terimakasih dan tolong adalah dasar dari tata krama, bagiku mengucapkan itu pada Akane adalah hal yang sulit. Aku masih butuh waktu untuk mempertimbangkannya lagi.

...--------AKANE POV--------...

Aku menjalani hari lagi seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa Dan memang aku tidak ingin memikirkannya, lagipula aku hanya harus menghindari Aqua, hal yang sebenarnya tidak ingin aku lakukan, namun aku bingung harus bersikap seperti apa dihadapannya.. Aku tau ia tak berniat melakukan hal itu, apalagi setelah kepergian Ruby itu hanya refleks dari kemarahan dan kebenciannya terhadapku.

"Akane lihat ini..!"Frill dengan excited menunjukkan ponselnya padaku. Sehingga membuyarkan lamunanku seketika.

"Ada apa Frill?" Tanyaku heran.

"Malam ini akan ada hujan meteor loh,"Katanya sembari membaca sebuah artikel.

Aku mengerutkan kening heran."Apa gak bahaya hujan meteor?"

Ia terkekeh sambil menggeleng." Bukan seperti itu, ini fenomena alam yang indah dimana meteor perseid akan mengaliri bumi dari bintang perseus., mungkin seperti bintang jatuh tapi banyak, soalnya perjamnya bisa sampai 100 meteor loh..ah aku ingin melihatnya.."

Aku sedikit tercengang." Wow sepertinya menarik, aku juga ingin melihatnya..tapi mungkin harus memaki peralatan yah.." ucapku sedikit kecewa.

"Tidak, tidak, tidak, kamu bisa melihat nya dengan mata telanjang, makanya aku bersemangat gini." Selanya dengan cepat.

"Benarkah? Semoga aku bisa melihatnya."

Frill lalu menatapku lekat lekat,"Satu lagi jangan lupa buat permohonan, katanya permohonan mu bisa terkabul."

Aku tersenyum mendengarnya, membuat permohonan, ah aku tidak berharap lebih sih.

.

.

Suara jam weker membangunkanku di tengah malam, sengaja aku memasang Alarm untuk melihat hujan meteor yang Frill katakan, aku membuka pintu kamar ku yang menghadap ke teras luar dilantai dua. Malam ini langit cerah dengan banyak bintang bertaburan,indah sekali, semburat milky way samar samar terlihat. Aku sama sekali tak menyesal sudah bangun malam ini, dan puncaknya wah hujan meteor dimulai..

Seperti di film-film atau anime aku melihat semua itu dengan mata telanjang, fenomena alam luar biasa yang aku lihat seumur hidupku, seperti kembang api saat Matsuri yang menghiasi langit senyumku melebar.

"Kirei..."Gumamku, tak lupa seraya menikmati keindahan ini aku memanjatkan permohonan.

"Kuharap Hubunganku dengan Aqua baik baik saja." Hal itu yang terlintas dipikiranku..

Setelah melihat itu, aku kembali ke kamar dengan perasaan bahagia tak sabar ingin menceritakannya pada Frill. Aku yakin anak itu juga melihatnya.

Saat aku akan berbaring tiba-tiba ponselku berbunyi, dan ternyata ada pesan masuk. Dari siapa tengah malam begini, pasti Frill sih pikirku saat itu.

Namun ternyata itu nomor tidak dikenal dengan pesan hanya satu kata."Maaf" hanya itu,membuatku mengerutkan kening.

"Pesan ini dari siapa?"Gumamku pada diri sendiri. Berpikir sejenak aku langsung menutup mulut.

"Tidak mungkin.."mataku melebar mengingatnya."Aquakun?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!