Maaf

"Sejak bertemu denganmu perasaan ini muncul begitu saja,setiap hari terus bertambah lebih dan lebih"

Sinar matahari pagi menerobos jendela, memantulkan sinarnya yang menyilaukan mata. Dengan segera memotong adegan-adegan yang terjalin dalam mimpi. Aku melenguh sembari meregangkan otot-otot ku, tetapi gerakan ku tak bebas. Dekapan tangan kekar ini menahanku, melingkari tubuhku.

Beberapa kali aku mengerjap memaksakan membuka kedua kelopak mataku,lalu dengan setengah sadar aku mencoba membalikan badanku pelan pelan untuk menghadap ke arahnya. Melihat wajahnya yang sedang tertidur pulas dan damai, sudut bibirku tertarik menorehkan sebuah senyuman. Aku bahagia saat ini dan mungkin akan selalu bahagia bersamanya.

Kuangkat sebelah tanganku lalu mengelus sebelah pipinya dengan lembut, aku bertanya-tanya kenapa kamu bisa setampan ini?

Lalu aku terkekeh pelan.

"Terima kasih.."bisikku pelan.

Hanya dengan melihatmu, dicintai oleh mu, bersamamu aku rasa itu adalah sumber kebahagiaan ku.

Aku mencondongkan kepalaku berusaha memberikan kecupan ringan di pagi hari.

Namun sebelum aku melakukannya dia sudah terlebih dahulu mengecup bibirku.

Mataku membulat" eh?! Kamu sudah bangun??"

Matanya masih terpejam ia tak menjawab pertanyaanku, iya menarikku semakin merapat dalam pelukannya.

"Apa ini??"tanyaku sambil terkekeh.

Aku berharap bisa selamanya seperti ini.

.

.

.

.

Kringg kringg kringgg

Suara jam weker seketika membangunkanku dari tidur,melirik jam itu waktu menunjukan pukul 7.15. Gawat aku kesiangan. Namun sebelum aku beranjak dari tempat tidur, aku mengingat ingat mimpi tadi tanpa sadar aku tersenyum tersipu malu sambil menendang nendang kakiku salting. Apa yang barusan aku impikan.

Hanya karena aku dapat pesan dari Aqua sampai kebawa mimpi gini, bisa gila aku. Setelah itu aku bergegas bersiap pergi ke sekolah.

...----------------...

Frill dengan bersemangatnya menceritakan moments malam tadi dimana melihat hujan meteor, akupun sama apalagi keinginan ku yang terkabul, namun bagian itunya aku skip karena masih aku rahasiakan tentang ini pada Frill.

Disekolah aku berharap bisa bertemu dengan Aqua, aku ingin tahu sikapnya seperti apa saat bertemu denganku. Namun malah Ruby yang datang ke kelasku dan kami berbicara empat mata, ia menatapku dengan khawatir.

"Akanechan, kenapa kamu pergi waktu itu? Aqua sampai sekarang belum menjelaskannya padaku." Tanyanya dengan cemas, matanya menatapku dengan tulus dari hatinya.

Karena sekarang suasana hatiku sedang berbunga dan tak memperdulikan kejadian waktu itu aku hanya menggaruk-garuk kepala ku yang tentu saja tak gatal. "Maaf Rubychan, aku pergi begitu saja waktu itu,soalnya Mama menelponku untuk membantunya, jadi aku tak sempat berpamitan.. Maaf ya,." Kataku merasa bersalah.

Dalam hati aku tak mau berbohong tapi kalau sampai aku mengatakan semuanya bisa kacau dan akan panjang masalahnya.

"Benarkah? Kamu gak bohong kan?" Tanyany tak percaya dengan ucapanku.

"Beneran, kamu gak usah khawatir." Kataku meyakinkan seraya memegang tangannya.

Ruby mengangkat alisnya."Soalnya Aqua langsung meminta nomormu,aku terkejut waktu itu, apa dia menghubungimu?"

Aku cukup terkesiap mendengarnya."Ah soal itu, ia Aquakun menghubungiku.."aku mengulum senyum tipis tak kuasa menahan perasaan senang yang menyeruak.

"Syukurlah kalau begitu, kalau hubungan kalian baik-baik saja,aku senang usahaku tak sia sia."Ruby tersenyum lebar mendengar itu seraya menggodaku.

Setelah memastikan semuanya Ruby akhirnya pergi, aku menghela nafas lega. Mana mungkin Aqua sanggup menjelaskan kejadian itu dimana ia pelaku utamanya, aku mengerti sih.

Kelas akhirnya selesai guru menyuruhku membawa tugas para murid ke kantor, saat sampai disana Aku melihat Aqua yang sedang mengobrol dengan salah satu guru. Jika tak salah itu Guru seni, mungkin soal klub drama. Aku juga tak bisa mendengar obrolan mereka dan hanya melihatnya dengan sudut mataku.

Walaupun malam itu aku membalas pesan Aqua, dengan mempertanyakan identitas si pengirim tapi tak ada jawaban. Jadi sekarang aku juga ingin bertemu dengannya. Setelah menyimpan tugas di kantor, aku berdiri di depan pintu kantor menunggu Aqua keluar.

Aqua menahan nafasku, karena bingung sebenarnya aku harus bicara apa dengannya. Dan benar saja orang yang aku tunggu akhirnya keluar, sadar ada aku yang menunggu langkahnya terhenti, ia menatapku sebentar sebelum mengalihkannya pada yang lain.

"Ikut aku!" Titahnya singkat sembari melenggang pergi.

Aku mematung sebentar mencerna kata katanya sebelum akhirnya mengikuti langkahnya. Dan kami tiba di halaman belakang sekolah yang tentunya sepi.

Ia menyenderkan punggungnya ke tembok sembari menyilangkan tangannya, sementara aku menunggunya bicara.

"Lupakan kejadian waktu itu," Ujarnya membuka pembicaraan namun sikapnya masih sama acuh tak acuh dan tak menunjukkan rasa bersalah.

Aku mengangguk mantap."Aku senang Aquakun mengirimkan pesan itu.." dan berusaha menatapnya saat matanya menghindariku."Karena itu kesadaran Aquakun sendiri untuk meminta maaf, aku sudah melupakannya," Lanjutku.

Ia tersenyum meremehkan."Jangan kegeeran itu cuma formalitas."

Mendengar itu aku sedikit menggembungkan pipi,"Sampai kapan Aquakun akan bersikap seperti ini?" Tanyaku kesal karena ia masih menyembunyikan perasaannya, aku tahu ia merasa bersalah.

"Sudahlah aku mau pergi." Masih tak mau melihatku ia melongos begitu saja. Dan aku hanya menatap kepergian cowok ini.

Setelah hubungan kami cukup baik lagi, seperti biasa kami harus dihadapkan pada kencan bohongan, beberapa kali, ya masih sama saja seerti dulu seolah kami berhubungan baik dan Aquakun masih tak berani untuk berbicara mengungkapkan keinginannya pada keluarganya.

Sampai Akhirnya pertemuan keluarga diadakan kembali minggu ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!