Keluarga cemara

Setelah pulang sekolah aku langsung bergegas menuju kamarku, diatas kasur sudah tersedia satu set setelan Jas, Melihat itu membuatku jijik lantas aku melempar tas ku kesamping.

Mama tiba-tiba nongol dari pintu dengan wajah tak bersalahnya.."Aqua, Cepet ganti baju siap siap, sebentar lagi kita akan pergi ke rumah keluarga Kurokawa."

Aku hanya mendelikan mata kesal."Tidak mau." Sahutku pendek.

Wajah mama berubah ia mengembungkan pipi marah."Kenapa? kita kan sudah membahas ini sebelumnya." ia berjalan kearahku yang sedang kesal.

Aku tak menjawabnya. Mama menggenggam tanganku."Mama tahu kamu anak baik, kamu tak akan mengecewakan kami kan?" Matanya menatapku lekat.

Tapi aku tak bisa menatap mama dan mengalihkan pandangan. "Aqua-kun jawab mama Kamu tak akan mengecewakan kami kan?" desaknya lagi.

Dari situ aku hanya menunduk mengangguk pelan.

"Yosh, Nah gitu dong, Lagi pula gadis itu cantik dan baik." Katanya dengan nada suara yang berubah menjadi ceria lagi." Yasudah Mama juga Sekarang akan bersiap siap, Aqua tampil yang menarik yah."

"Dia udah menarik walaupun gak dandan." Sahut Ruby yang tiba-tiba muncul juga."Disekolah dia juga cukup populer, iyakan niichan?". Katanya menggodaku.

"Benarkah? Ah tapi mama juga tahu anak mama pasti populer.." Kekehnya pelan." Karena mama adalah idol."

Ruby semakin menggebu gebu ngomongin aku."Iya mah, banyak cewe cewe yang naksir sama Aqua."

"Jangan jangan Aqua udah punya pacar." Tuduh mama seraya menelisik wajahku.

Dengan cepat aku menjawab."Tidak." apa apaan mereka seenaknya menuduhku, boro boro pacaran aku juga gak semangat hidup lagi.

"Ayoo ngaku.." desak mereka berdua.

"Aku bilang tidak." Bantahku lagi, dua wanita di depanku malah nyegir gak jelas.

Ruby tertawa sebentar."Baguslah, niichan harus setia sama Kurokawan-san yah."

Aku berdecih kesal mendengarnya.

"Disekolah aku mencari tahu dan melihatnya sebentar, dia cewek yang cantik." Tambahnya lagi.

Mama langsung menyahut saat itu juga."Iyakan mama juga udah bertemu dengannya. Jadi jangan khawatir Aqua."

"Aku tidak peduli." sahutku pendek.

"Mama harap kamu bisa berhubungan baik dengannya." Katanya dengan lembut.

Kenapa mereka berdua bisa terus mendorongku seperti ini, dalam hati aku tak peduli mau secantik apapun seimut apapun sebaik apapun aku tidak peduli dengan hubungan ini, aku sama sekali tidak peduli dengan perjodohan ini, tapi aku tidak bisa menolaknya karena sekarang aku harapan mereka satu satunya.

Kata orang jika wasiat atau amanah tidak dilaksanakan akan berdampak sial, aku tidak peduli kata orang namun aku peduli pada keluargaku.

Aku hanya mendelik kesal melihat dua wanita yang sedang menggodaku ini.

"Iya iya, kalian berdua cepatan keluar dari kamarku." titahku kesal seraya menyeretnya, namun Ruby berhasil bertahan.

"Niichan, kami semua juga merasakan apa yang kamu rasakan, Jadi jangan berpikir kamu sendirian." Ucapnya berubah serius.

Aku hanya berdehem tak menanggapinya.

"Abisnya sikap niichan berubah total, semua orang juga mengetahuinya.."Lanjutnya lagi.

Mama menatapku sendu."Aqua-kun, hidup kita terus berjalan semua yang sudah terjadi tak dapat diubah, mama tahu Taiki-kun tak ingin melihatmu seperti ini."

Mendengar mama mengatakan nama itu. Buru buru aku langsung menutup pintu. Dadaku tiba tiba sakit, dan cairan bening berkumpul di mataku.

Sampai saat ini aku belum merelakan kepergian kakakku. Korban dari perjodohan ini,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!