Surviving As The Protagonis
Percintaan yang hancur dengan hidup yang diabaikan oleh orang-orang disekitar ku, kini telah menjadi makanan sehari-hari untuk seseorang yang menyedihkan seperti aku.
Ayah yang tidak pernah khawatir akan putrinya, Ibu yang keberadaannya entah ada dimana, dan juga seorang kekasih yang dengan teganya mengkhianati perasaanku.
Hidup terkungkung di istana dengan mengabdi dan belajar untuk bagaimana caranya hidup sebagai seorang Ratu kini terpatahkan begitu saja karena Putra Mahkota mencintai wanita lain.
Bahkan lelaki yang kucintai itu dengan teganya mengatakan sesuatu yang membuatku terluka dan kecewa.
Mereka memanggilku jahat, bengis, dan tak berperasaan hanya karena aku bersikap kasar kepada seorang perempuan yang begitu dicintai oleh tunanganku.
“Apakah ini adil untuk ku?”
“Apa aku juga harus menerima kenyataan hubungan mereka dan bersikap manis kepada kekasih tunanganku?”
Mataku terangkat menatap langit malam yang membiru indah. Aku bertanya dan bertanya, apakah kelahiranku hanyalah untuk menjadi sebuah batu loncatan pada kisah cinta mereka?
Mengapa aku harus dijatuhi hukuman mati hanya karena perbuatan yang bahkan bukan aku pelakunya..
Dibalik kobaran api yang melahap tubuhku, aku menangis dan menjerit, kenapa aku harus menyaksikan dirimu yang hanya diam saja ketika tubuhku mulai hangus termakan api.
Apa Yang Mulia begitu bahagia jika kematian datang menghampiriku? Dengan begitu kisah cinta kalian akan terwujud dengan menjadikan wanita itu seorang Ratu disisimu?
Oh Dewa….
Berkali-kali aku bertanya, apa salahku? Mengapa engkau melahirkan aku dengan nasib yang menyedihkan seperti ini…
Apakah kau mendengar suara hatiku?
Aku tidak ingin mati….
...***...
Lirihan pilu dan menyedihkan itu merupakan kata hati terakhir yang diucapkan seorang tokoh antagonis Lucy Fleur Barayev pada sebuah novel terjemahan historical yang berjudul ‘Akulah pemenangnya.’
Raflesa Angelica tampak menangis dengan tersedu-sedu setelah membaca akhir kehidupan dari seorang tokoh penjahat wanita, karena ia merasa bahwa hidup mereka begitu tidak ada bedanya.
Yaitu, “Hidup dengan menyedihkan, hanya karena menjadi korban dari keegoisan semua orang.”
ujarnya dengan wajah terpejam.
Sembari menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih, sebuah pemikiran kini terlintas di benaknya, “Aku merasa perasaan kita saling terhubung seolah dapat memahami satu sama lain, tapi jika aku menjadi kamu—” ucapnya yang sempat terhenti dikarenakan rasa kantuk yang melanda.
“Aku takan membiarkan diriku terbunuh dan mati mengenaskan.” lanjutnya yang sedetik kemudian pergi ke dunia mimpi.
Sayangnya, kini beribu-ribu kalimat yang tersemat dibibirnya hanyalah rasa penyesalan yang menumpuk karena telah mengatakan hal itu dengan mudahnya.
Tampaknya setelah membaca novel yang menyedihkan itu hingga tamat, Raflesa yang sebelumnya telah menangis sejadi-jadinya hingga ketiduran itu kini terlempar ke sebuah mimpi yang aneh dan tidak ada habis-habisnya.
Apakah kalian percaya akan adanya kehidupan di dimensi lain, atau dunia didalam sebuah novel?
“Aku mencoba untuk tidak mempercayai hal mitos itu namun kenyataannya hal itu terjadi kepada diriku sendiri.”
Halo teman-teman 👋🏻
Ini novel baru dari Hernara, semoga kalian suka yaa^^
Jangan lupa untuk tap tombol like nya ya😉
Sampai jumpa di Chapter selanjutnya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Felexy
Siap Thor!
2023-09-03
2
Felexy
Siklus Villain
2023-09-03
2
Felexy
No girls, You deserv Better
2023-09-03
3